Senin, 22 Februari 2016

[Review Buku] Misteri Sang Kekasih - V. Lestari

Misteri Sang Kekasih
by V. Lestari
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Editor : Mery Riansyah
Ilustrasi cover : maryna_design@yahoo.com
Pernah di terbitkan oleh Penerbit Trikaya 1996
Pages: 464 halaman
Rate 4 of 5

Maya mencurigai ibunya, Lilis, dibunuh Yogi, ayah tirinya. Tetapi tidak ada saksi atau bukti yang bisa menguatkan kecurigaannya.
Ketika Yogi menikah dengan Hesti, Maya cemas Hesti menjadi korban Yogi berikutnya. Dibantu oleh Indra, keponakan Hesti, Maya dan Sugito, ayah kandung Maya, membantu menyelidiki.
Peristiwa yang terjadi sangat mengejutkan. Kematian demi kematian terjadi atas nama cinta yang diucapkan oleh sang kekasih. Tetapi, siapakah kekasih yang sesungguhnya?

Kisah ini bercerita tentang seorang gadis berusia 15 tahun mencurigai bahwa ayah tirinya, Yogi Darwis, memiliki rencana yang buruk. Sering kali Maya mendapati Yogi tengah memandangnya penuh nafsu dan melirik nakal kepadanya. Maya tidak mempermasalahkan hal itu, karena ia mampu menjaga dirinya dengan kung fu yang ia pelajari dari ayah kandungnya.

Hari-hari Maya di rumah tidak tenang. Ia sering mendapati pintu kamarnya di “ganggu” oleh Yogi sehingga membuatnya merasa tidak aman. Membuat Maya yakin bahwa Yogi merencanakan sesuatu terhadapnya. Maya mengambil inisiatif untuk menghindari ibu dan ayah tirinya, menyibukan dirinya dengan berbagai hal. Membuat hubungan ibu-anak tersebut tidak bisa kembali seperti dulu lagi.

Tapi betapa kagetnya Maya, ketika ia mendapati ibunya meninggal dunia karena kecelakaan.
Terlebih lagi ibunya terlilit hutang judi yang begitu besar.

Maya sadar akan sesuatu, bahwa selama ini Yogi tidak pernah mengincar dirinya.

Sejak awal Yogi memang mengincar ibunya.

***


Wow ....

Novel ini mendekati perfect untuk ukuran misteri novel lokal. Aku suka sekali semua komponen yang diciptakan oleh penulis dan bagaimana semuanya mendapat porsi yang pas.

Novel ini lumayan tebal, hampir 500 halaman kan. Dan aku pastikan isinya tidak bertele-tele. Tidak ada satupun bagian yang membuat kita bosan untuk terus membacanya.

Karakter Maya sangat kuat sekali. Dia gadis muda yang emosional tapi sekaligus sangat rasional. Dan seandainya ada aktris yang bisa memerankan tokoh ini dengan baik, adalah Dakota Fanning remaja. Cara berpikir Maya yang rasional memang berhasil membuat orang-orang sekitarnya percaya dengan teori yang ia ungkapkan, tapi kelemahannya yang terlalu emosional terkadang menjebak dirinya sendiri.

Ketika aku bilang komponen dalam novel ini pas, adalah di bagian awal di ceritakan tentang Maya, ibunya bernama Lilis dan Yogi. Kehidupan serta kecurigaan Maya dan bagaimana  Maya memperjuangkan teorinya bahwa Yogi lah pembunuhnya. Disini cukup menguras emosi aku sebagai pembaca. Aku geram sekaligus benci kepada Yogi dan sebal terhadap Maya yang terlalu gegabah.

Bagian tengah, ada korban lain. Disini kita akan dibawa kepada keserakahan seorang korban yang ingin bermain-main dengan Yogi. Dan disini sangat-sangat menyiksa batin aku, sebagai pembaca. Geram!!! 

Bagian akhir, adalah Hesti, istri ketiga Yogi. Maya merasa akan ada korban selanjuntnya.

Alur yang dipakai sepenuhnya maju, dan penulis menggunakan sudut pandang ketiga. Sehingga penulis bebas membawa kita ke bagian-bagian dimana kita bisa mengetahui aksi-aksi para tokoh di dalam novel ini.

Sayangnya, di antara kesekian kelebihan novel ini, aku kurang greget sudut pandang penulis untuk bagian Hesti. Disini Penulis tetap hanya melihat kepada sudut pandang Maya, pembaca ditawarkan kondisi dan perkembangan situasi di rumah Hesti hanya melalui telling dari Indra, keponakan Hesti. Aku sih lebih suka ketika penulis menggunakan sudut pandang ketiga, seperti yang di gunakan pada korban akibat keserakahannya di dalam novel ini.

Jadi agak jurang greget aja, plus penasaran gimana Hesti menjalani hari bersama Yogi, padahal pada bagian inilah penentu ending novel ini.

Ngomong-ngomong ending, aku tidak bisa bilang “tidak suka” untuk novel ini. Tapi aku juga gak bisa bilang “keren” untuk endingnya.

Endingnya cukup mengejutkan, Cuma aku jadi bertanya apa seharusnya gitu? Atau kenapa harus gini sih? Dan aku sangat suka bagaimana respon Maya saat ending ini. Benar-benar favorit aku banget, si Maya ini. Baru kali ini aku jatuh cinta sama karakter cewek di novel lokal, biasanya aku enggan menjadikan tokoh cewek sebagai favorit aku ^^

Oh ya, hampir lupa. Novel ini termasuk katagori Novel Dewasa, tapi menurut aku sih gak ada konten yang membahayakan untuk di baca oleh remaja di bawah umur. Apalagi bahasa yang dipakai oleh penulis termasuk baku, dan cukup sopan menurut aku. Tidak ada kata-kata makian atau sebagainya. Meski ini termasuk novel kriminal, tapi gak ada tindakan yang di jelaskan secara terang-terangan kok oleh penulis.

Ah semoga bisa menemukan novel lokal yang bagus kayak gini lagi. Untuk pecinta misteri, aku rekomendasikan buku ini.




G+

1 komentar:

  1. Maya mencurigai ibunya, Lilis, dibunuh Yogi, ayah tirinya. Tetapi tidak ada saksi atau bukti yang bisa menguatkan kecurigaannya.

    https://tafsirjitu.org/tafsir-mimpi/tafsir-mimpi-melihat-bintang-jatuh/

    BalasHapus

Berikan komentarmu disini

 
;