Sabtu, 06 Februari 2016

[Review Buku] Stay With Me Tonight - Sofi Meloni


Stay With Me Tonight

by Sofi Meloni

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Editor oleh Afrianty P. Pardede

Rate 2 of 5



Mereka bilang hubungan di atas tempat tidur dan cinta itu dua yan berbeda.

Katanya lagi hubungan intim bisa dilakukan dengan ataupun tanpa cinta.

Dengan cinta? Bullshits...!

Cinta itu hanya ada di cerita dongeng belaka, setidaknya itu yang kupercaya sampai aku bertemu dengannya...

Mungkin pertemuan kami diawali dengan cara yang salah dan mungkin juga pada dasarnya dua orang sama-sama terluka tidak seharusnya bersama.

Pada akhirnya kami harus mengakui kalau kami adalah dua orang yang salah untuk satu sama lain.

-Ayu-

Ayu harus menerima nasibnya ketika ia dijual oleh ayah tirinya di sebuah bar. Benny yang saat itu sedang berada disana dalam kondisi mabuk serta patah hati, langsung membeli Ayu dari pria itu. Mulai dari hari itu, Ayu berstatus sebagai teman tidur Benny, lebih tepatnya sebagai pemuas nafsu Benny setiap malam.



Awalnya Ayu menolak, tapi uang yang diberikan oleh Benny setelah “melayani”-nya cukup untuk menghidupi ibu dan biaya kuliah Ayu. Sehingga tanpa terasa Ayu menjadikan apartemen bernomor 1109 itu sebagai rumah keduanya. Ayu sebenarnya bisa saja berhenti, tapi segala sesuatu yang berhubungan dengan apartemen itu, membuat Ayu nyaman berada disana, termasuk Benny.



Suatu hari, ibu Ayu masuk ke rumah sakit, dan demi melunasi biayanya Ayu mendatangi satu-satunya tempat dimana ia bisa mendapatkan uang. Benny menyanggupinya, dengan syarat setiap malam Ayu harus tinggal di apartemen itu dan siap dengan segala perintah Benny.



Ayu tidak keberatan. Tapi dibuat bingung oleh segala macam persiapan yang disiapkan Benny untuk menyambutnya di apartemen tersebut. Segala macam keperluan Ayu tersedia, mulai dari gaun, peralatan mandi sampai kosmetik.



Tidak butuh lama untuk bagi Ayu mengetahui penyebab perubahan itu. Karena saat mereka sedang hendak bercinta, seorang wanita datang dan memergoki mereka.



Ayu panik, tapi betapa kagetnya ia melihat wajah puas Benny sedang tersenyum.



***




Tema ini tidak sesuai dengan aku. Untuk memulai bacaan romantis, aku salah memilih buku.



Aku tidak suka ketika tokoh utama wanita dibuat murahan seperti Ayu. Gak cocok banget sama kepribadian Ayu yang telah diciptakan oleh penulis. Karena ini adalah penulis lokal dan novel lokal pula, aku benar-benar gak respect sama tokoh utama seperti Ayu. Lain halnya seandainya ini adalah novel terjemahan, aku tidak akan peduli. Meski tokoh utamanya adalah pelacur kelas kakap sekalipun.



Pertama, Ayu seorang mahasiwa yang berkerja sambilan di sebuah bakery, yang artinya dia pekerja keras, terus kenapa bisa terjerumus sama pekerjaan rendahan seperti itu?



Ayu seorang gadis yang tegar, tapi kok bisa berakhir di tempat tidur melayani laki-laki yang tidak ia kenal?



Ayu seorang gadis yang mandiri, tapi kenapa cari uang dengan menjual satu-satunya harga dirinya yang tersisa?



Kalau aku bilang sih, bukan cintanya yang bulshit, tapi tokoh Ayu-nya yang bullshit.



Tapi aku tetap menyelesaikan membaca novel ini sampai akhir, karena aku tidak ingin penilaianku setengah-setengah akibat ketidaksukaan aku dengan karakter yang dibuat.



Ini kalau gak salah novel debutnya Sofi kan?



Aku harus ancungi jempol. Tulisannya ringan dan enak dibaca, aku suka gimana dia mendeskripsikan perasaan Ayu. Perpindahan POV pun rapi banget, antara POV Ayu dan Benny yang dipisahkan menjadi 2 bagian. Alur serta settingnya pun menurut aku cukup baik. Tidak ada yang terlalu dipaksakan, semua terasa masuk akal. Ditambah lagi, kalimat-kalimat yang menarik serta menyentuh menjadi kekuatan novel ini.



Sayangnya, ada beberapa hal yang kurang dari novel ini.



Banyaknya pengulangan dialog, malah beberapa di antaranya terkesan basa-basi.



Penulis kurang mengeksplore tempat-tempat yang ada di dalam novel. Sehingga terkesan biasa aja. Contoh aja di pantai, seharusnya Sofi bisa mendeksripsikan dengan jelas keindahan pantai tersebut hingga bisa membangun suasana antara Ayu-Benny. Dan hal ini terulang terus ketika mereka berada di taman bermain, gedung resepsi pernikahan dan lain-lain. Intinya, penulis Cuma fokus pada perasaan si tokoh utama.



Aku cukup menyukai POV Ayu, tapi saat sudah di POV Benny aku mendadak menguap lebar-lebar *ceritanya ngantuk hehe* Benny berubah menjadi cowok melankolis dan cengeng, malah terkesan lebay banget. Pokonya gak banget dech sama Benny yang di awal cerita.



Ending cukup bagus, Cuma bagi aku masih kurang greget.



Secara keseluruhan, novel ini menarik. Kecuali tokoh Ayu yang dibuat seperti “itu” oleh penulis. Dan ini novel DEWASA, soalnya ada beberapa bagian yang agak intim dalam cerita ini. So, bijaklah membaca atau membeli sebuah buku ^^



***



Tulisan ini diikut sertakan dalam:

G+

3 komentar:

  1. setelah baca reviewnya bagus ternyata... penasaran pengen baca keseluruhan bukunya...

    BalasHapus
  2. Weh... itu Novel Dewasa mbak?
    Pdhal dari cover saja terlihat seperti novel2 remaja seperti bisa. Tpi klo pnulis menghidupkan tokoh utama seorg mahasiswa tpi memiliki pkerjaan lain slain di Bakery dg mnjadi Lacur, keknya ya saya kurang sreg juga, mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama ... bukan saya nggak suka sama tokoh "pelacur" nya, tapi saya nggak suka sama gambaran tokoh yang tipe pekerja keras, eh ujung-ujungnya pelacur. Kalau pelacur, ya pelacur aja. Gitu sih menurut saya ,,

      tengkyu udah mampir ^^

      Hapus

Berikan komentarmu disini

 
;