Sabtu, 24 Oktober 2015 0 komentar

[Review Komik] Afternoon Murder by Yoko Matsumoto & Jiro Akagawa



Judul Asli: Satsunjinyo Konnichiwa
by Yoko Matsumoto & Jiro Akagawa
Penerbit Elex Media Komputindo
Alih bahasa by Samir
Rate 4 of 5

Siang itu Yumiko tengah berjemur di pantai bersama temannya. Saat matanya hendak terpejam, ia melihat sebuah tas jatuh dan seseorang bergaun merah berjalan di dekatnya. Namun. Kantuknya tak dapat ditahan lagi, ia pun tertidur. Beberapa hari kemudian tersiar berita tentang pembunuhan gadis bergaun merah. Yumiko tersentak, gadis itukah yang dilihatnya...?
1.      Afternoon Murder

Yumiko mendapat kabar ayahnya meninggal dunia. Seluruh harta warisan ayahnya yang melimpah jatuh pada Ibunya dan dirinya sendiri. Tapi belum lagi sebulan, ibu Yumiko sudah mengenalkan Yumiko pada seorang pemuda tampan bernama Kanazawa dan hendak menikah setelah musim panas berakhir.

Mika, sahabat Yumiko ikut serta liburan musim panas di villa milik keluarga Yumiko. Kanazawa juga ikut serta dalam liburan itu. Dan seketika itu juga, Mika jatuh cinta pada Kanazawa.

Petualangan pun dimulai. Yumiko melihat wanita bergaun merah mencari alamat villanya. Lalu keesokan harinya wanita itu ditemukan tewas di dekat tebing yang tidak jauh dari villa Yumiko. Mengejutkannya, ternyata wanita yang tewas itu adalah mantan istri Kanazawa. Menjadikan Kanazawa tersangka utama, sayangnya alibinya dapat dipastikan oleh pak polisi yang tidak sengaja menilangnya.

Rentetan peristiwa pun terjadi. Mika diperkosa, pembantu Yumiko tewas, dan wanita bernama Ryoko pun tewas. Semuanya saling berhubungan, hanya saja bukti tidak ada.

Sampai akhirnya, Yumiko turun tangan untuk menghukum pelaku yang sebenarnya. Berhasilkah Yumiko?

G+

Senin, 19 Oktober 2015 0 komentar

[Review Buku] Lafaz Cinta by Sinta Yudisia

Lafaz Cinta: Serpih-serpih Cinta Makkah-Groningen
by Sinta Yudisia
Penerbit Mizan
Penyunting Naskah by Salman Iskandar
Cetakan ke-4; April 2008; 269 hlm
Desain sampul by Dodi Rosadi dan Tumes
Rate 5 of 5

Ketika doanya di Raudhah Asy-Syarifah tak terkabulkan, hati Seyla hancur berkeping-keping. Zen yang diharapkan menjadi suaminya kelak, lebih memilih Lila dengan alasan yang sulit dimengerti Seyla. Demi menata kembali hatinya, Seyla memutuskan hijrah ke kota Groningen.
Di kota yang jauh lebih modern inilah, Seyla menemukan bermacam cinta dalam berbagai rupa. Hingga Seyla terseret arus pesona seorang pangeran bermata teduh bernama Karl van Veldhuisen. Namun kenyataan pahit kembali menghadang cinta Seyla, Karl telah bertunangan dengan Constance Martina du Barry.
Beranikah Seyla merebut hati Karl seperti halnya Lila yang merampas Zen darinya? Akankah Seyla menghujat Sang Khalik yang memupuskan harapan cintanya setelah dia sengaja berdoa di tempat suci? Benarkah ujian cinta terberat adalah keimanan kita?
Kisah cinta Seyla digulirkan secara menarik oleh Sint Yudisia. Pembaca tidak hanya diajak mencicipi keagungan cinta, tapi juga merasakan kesucian Kota Makkah Serta keindahan Kota Groningen.

Seyla meyakini bahwa Zen kelak akan menjadi suaminya di masa yang akan datang. Kedekatan mereka bukan sekedar dekat, melainkan sudah memasuki tahap serius yang di jalani Seyla-Zen sesuai ketentuan syariat. Zen sempurna bagi Seyla. Zen yang dewasa mengimbangi kecerdasan Seyla. Untuk memperkuat ikatan yang telah mereka jalin, Seyla sengaja umrah untuk mendoakan hubungan mereka direstui oleh Allah.
Pertunangan. Titik balik untuk bersama selamanya atau justru perpisahan yang tak terlupakan rasa sakitnya hal 20
“Manusia sering salah memilih, La.” Mama mengingatkan, “Mintalah yang terbaik.” hal 32

G+

Rabu, 14 Oktober 2015 0 komentar

[Review Buku] While the Light Lasts by Agatha Christie

While The Light Last
by Agatha Christie
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa by Tanti Lesmana
Cetakan ke-3; Febuari 2012; 232 hlm
Desain Sampul by Satya Utama Jadi
Rate 3 of 5

Sembilan cerita pendek dalam berbagai tema dari Agatha Christie
Rumah Impianmengisahkan seorang pria yang berulang kali bermimpi tentang rumah yang sama.
Sang Aktristentang seorang wanita yang membuat jera pria yang memerasnya.
Tepi Jurangkisah tentang perselingkuhan dan kecemburuan
Petualangan NatalPoirot beraksi mengungkap perkara penipuan.
Dewa yang Kesepiankisah cinta sepasang manusia yang bertemu di British Museum.
Manx Goldsepasang kekasih berlomba dengan waktu untuk mencari harta karun.
Di Balik Dinding─mengisahkan cinta segitiga yang tragis.
Misteri Peti Baghdad─Hercule Poirot kembali beraksi.
Dan terakhir, Selagi Hari Terang─tentang seorang wanita yang dikunjungi kekasihnya yang telah dikira tewas.
Buku ini adalah kumpulan cerita pendek yang di tulis Agatha dalam berbagai kesempatan. Ada tulisan yang pertama kali di muat di media cetak, ada yang ditulis saat ia sedang mendapat inspirasi di tengah pengerjaan novel-novelnya yang fenomenal. Buku ini menarik untuk dibaca bagi penggemar Agatha yang ingin mengetahui bagaimana Agatha apabila beliau menulis yang di luar genre kriminalnya.

Sinopsis di sampul belakang sudah menjelaskan sekali inti dari kesembilan cerpen yang ia tulis, jadi kali ini aku murni nge-review karya Agatha. Sesuatu yang jarang aku lakukan bila berkaitan dengan karya beliau.

Ada beberapa hal yang agak berbeda aku rasakan saat baca buku ini. Ada beberapa cerita yang bikin aku sangat bersemangat hingga tidak sabar untuk menyelesaikan ceritanya, tapi ada juga beberapa cerita yang bikin aku menguap bosan setengah mati.

Contohnya adalah cerpennya yang pertama, yaitu Rumah Impian. Menurut keterangan yang di lampirkan setiap akhir cerita, cerpen ini merupakan karya pertama Agatha dan sebenarnya bertema horor. Cuma satu masalahnya, aku gak ngerti inti yang disampaikan Agatha dan aku tidak tahu dimana letak horornya.

G+

Minggu, 11 Oktober 2015 0 komentar

[Review Buku] Magic Hour by Tisa TS


Magic Hour

by Tisa TS dan Stanley Meulen

Penerbit Loveable

Penyunting by Kahfie Julianto

Cetakan pertama; 2015; 230 hlm

Desain sampul by Tim Desain Screenplay

Rate 3 of 5



MAGIC HOUR

Let in the unexpected

“Siapa yang paling sama sama elo?” “Kamu.”

“Siapa yang paling sayang sama gue?” “Aku.”

Sedalam itu persahabatan antara Raina dan Gwenny, yang bermula dari menjadi anak Tante Flora, Ibu Gwenny. Sepuluh tahun, Gwenny menjadi belahan jiwanya, hingga muncul Dimas dalam hidupnya. Dimas yang seharusnya dijodohkan dengan Gwenny malah berbalik mencintai Raina. Celakanya, sedalam itu Dimas mencintai Raina. Raina pun merasakan hal yang sama. Sementara Toby, sahabat Raina dari kecil juga memendam cinta yang sama pada gadis pecinta hujan itu.

Raina bimbang. Dari Dimas ia belajar mengenai cinta sejati. Kedatangan Dimas dihidupnya bagaikan magic hour, momen penuh keajaiban yang membuat Raina melupakan semua kesedihannya. Hingga sebuah rahasia terkuak, dimana Raina menemui kenyataan kalau Dimas adalah penyebab kecelakaan yang terjadi pada dirinya. Akankah Raina memaafkan Dimas? Apakah persahabatannya dengan Gwenny bisa diselamatkan? Lalu apa yang terjadi pada saat Raina buta dan tidak bisa menikmati keindahan magic hour untuk selamanya? Apakah Dimas akan menjadi satu cinta untuk selamanya bagi Raina?

Magic Hour, satu cinta untuk selamanya.

Langsung ke review aja kali yah ...



Kayaknya dari beberapa e-book terbitan Penerbit Loveable yang udah aku baca (dan udah aku review juga) gak pernah sekalipun aku bikin sinopsisnya. Alasan pertama karena blurb di cover belakang sudah menjelaskan banget jalan ceritanya. Alasan kedua, ceritanya standar dengan konflik yang biasa aja.



Novel ini bercerita tentang seorang gadis bernama Raina yang sangat menyukai hujan. Dia anak yatim piatu dan di adopsi oleh Tante Flora sekaligus mamanya Gwenny. Mereka lalu tumbuh menjadi gadis dengan dua kepribadian yang berbeda tapi saling menyayangi. Dimas cowok yang pengen di jodohin sama Gwenny dan Gwenny memaksa Raina buat menggantikan dia menemui cowok itu (ceritanya FTV banget) dan intinya Dimas malah jatuh cinta sama Raina. Biar lebih seru, ada Toby yang sebenarnya cinta mati sama Raina.



Menurut aku jalan cerita dan konflik disini biasa banget. Gak ada sesuatu yang “wah” dan bikin penasaran. Gak perlu ngehabisin 10 halaman buat nebak isi ceritanya seperti apa.



Kalau ngomongin konflik aku agak kurang nendang sama konflik yang diciptakan. Pertama seharusnya kan Raina buta karena kecelakaan yang disebabkan oleh Dimas, tapi konflik ini malah hanya sepintas lalu. Raina langsung dapat pendonor mata dan hidup bahagia. Ada lagi konflik pas Gwenny marah sama Raina karena udah “ngerebut” calon tunangannya, tapi eh langsung baikan. Ketiga, Dimas kan sakit parah tu (aku nebaknya sih leukemia) tapi dari awal sampai akhir, gak ada sekalipun disebutkan apa nama penyakitnya, anehnya lagi malah gantung antara Dimas bisa bertahan hidup demi Raina atau malah mati meninggalkan Raina. Soalnya Dimas dan Raina malah berlibur ke Kawah Ijen dan TAMAT.



Diksi menurut aku biasa. Sangat biasa malah ... Penulis kurang lihai mendeskripsikan tempat dan mewarnai tulisannya dengan diksi yang indah agar  pembaca membayangkan tempat itu. Contohnya aja tempat favorit Raina di dermaga untuk menikmati Magic Hour (maksudnya matahari tenggelam) tapi deskripsi keindahannya gak ada dan malah gak menyentuh sama sekali. seharusnya itu menjadi bagian romantis apalagi saat Dimas pertama kali mencium Raina disitu. Semua terasa biasa aja.



Penyelamat novel ini adalah dialognya yang enak dibaca, meski gak ada yang special tapi tetap menikmatilah buat aku baca sampai habis. Maksudnya gak bosan. Tapi aku paling suka dialog yang terjadi antara Toby dan teman-teman kerjanya di coffe shop  itu terasa banget persahabatannya. Menurut aku itu bagian The Best dari novel ini.



Secara keseluruhan aku menikmati e-book ini disaat santai. Gak berat, malah cenderung ringan banget, aku bacanya malah sambil tiduran sebelum tidur. Tapi walaupun menikmati, aku tetap hanya memberi nilai 3 buat novel ini, mengingat kekurangannya yang aku rasakan selama membaca novel ini.



See you di review selanjutnya ^^



G+

Selasa, 06 Oktober 2015 0 komentar

[Review Buku] The Body in the Library by Agatha Christie

The Body In The Library
by Agatha Christie
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa by  Joyce K. Isa
Cetakan ke-6; November 2002; 280 hlm
Desain Sampul by Dwi Koendoro
Rate 4 of 5

The Body in The Library
Mayat dalam Perpustakaan
Kolonel Bantry membentak, “Maksudmu ada mayat di dalam perpustakaan sayaperpustakaan saya?” Kepala pelayannya berdeham, “Barangkali Tuan ingin melihatnya sendiri?”
Bagaimanakah sampai mayat seorang gadis yang tidak dikenal bisa berada di dalam perpustakaannya? Mengapa gadis ini dibunuh? Siapa pembunuhnya?
Ruby Keene datang ke Danemouth untuk bekerja sebagai penari di Hotel Majestic dengan penuh harapan akan masa depan yang lebih baik. Namun harapannya terpotong pendekdemikian pula hidupnya.
Miss Marple tepekur memandang mayat gadis belia yang tekapar tak bernyawa di kakinya. Sayangbegitulah perasaan yang timbul di hati perempuan tua yang baik hati ini. Sayang, suatu kehidupan yang sebetulnya mempunyai masa depan yang lebih panjang kini terbunuh sia-sia.
Apakah Ruby Keene ini gadis tak berdosa yang dibunuh oleh manusia-manusia kejam ataukah memang dia sendiri yang mengundang kematiannya? Pada hari yang sama polisi menemukan korban pembunuhan keduajuga seorang gadis remaja. Miss Marple meramalkan pasti bakal ada usaha pembunuhan ketiga.
Kolenel Bantry dan istrinya kaget bukan kepalang saat salah seorang pelayannya histeris masuk ke kamar mereka dan mengatakan ada mayat dalam perpustakaan. Tentu saja Nyonya Bantry yang saat itu sedang tertidur menganggap bahwa itu hanya mimpi. Tapi saat pasangan suami istri itu turun ke bawah dan melihat semua pelayannya berkumpul di depan ruang perpustakaan membuat Kolonel Bantry mencoba melihat dengan mata kepalanya sendiri. Dan betapa terkejutnya dia. Seorang gadis muda dengan rambut pirang disemir sudah mati di depan perapian dengan wajah sedikit menggembung.
“Aduh, Nyonya, aduh, Nyonya, ada mayat dalam perpustakaan.” hal 11
Miss Marple di undang secara khusus oleh Nyonya Bantry yang merupakan teman karibnya di dusun St. Mary Mead. Dalam pengamatan pertama, Miss Marple jadi teringat sosok laki-laki pendatang baru di dusun mereka yang dikenal dengan nama Basil Blake. Dia adalah orang yang terlibat dalam pembuatan film dan “menyimpan” gadis berambut pirang di rumahnya. Mereka meduga bahwa gadis yang meninggal itu adalah gadis milik Basil Blake.
“Persetan, Melchet. Sudah kukatakan bahwa aku tidak pernah melihat gadis ini sebelumnya. Seumur hidupku! Aku bukan tipe manusia begitu.” hal 32

G+

Kamis, 01 Oktober 2015 3 komentar

[Review Buku] Kekasih Terbaik by Dwitasari

Judul: Kekasih Terbaik
Oleh Dwitasari
Penerbit Loveable
Penyunting by Andri Agus Fabianto (@Andri_NaStar)
Desain Sampul by Deff Lesmawan
Cetakan ke-2; 2015; 260 hlm
Rate 3 of 5

Zera, wanita penyuka puisi dan sastra, mencintai seorang pria dari masa kecilnya. Pria yang selalu ia impikan menjadi kekasih terbaik. Yoga nama pria itu. Berawajah blasteran Cina dengan mata sipit dan kulit putih. Sayang, rasa cinta dan sayang Zera dianggap Yoga sebagai status kakak adik saja. Yoga lebih memilih Tasya, wanita cantik yang merupakan finalis Abang-None Jakarta.
Awalnya, Tasya menjadikan Yoga sebagai pelarian, namun akhirnya ia benar-benar mencintai Yoga. Dan itulah yang menjadikannya posesif atas hubungan cintanya dengan Yoga. Melihat hal itu, hati Zera berkecamuk. Ingin segera memutuskan hubungan mereka berdua. Apalagi setelah Yoga menceritakan bahwa ia sudah tidak nyaman lagi dengan Tasya.
Di tengah ras cemburunya yang besar, Zera yang pernah meminta bantuan kepada Donilelaki yang pernah menyatakan cintanyaharus datang kepembukaan pameran galeri lukisan Doni di Little Picasso. Pada acara galeri tersebut, Doni menyatakan cintanya untuk kedua kali. Dan ternyata, pameran lukisan itu dipersembahkan khusus untuk Zera. Dan Zera tidak memberikan jawaban apa pun.
Karena sesuatu hal, Zera pun berteman baik dengan Tasya. Selepas pemilihan Abang-None Jakarta, mereka mengalami kecelakaan mobil. Zera harus rela kehilangan ingatan dan Tasya harus rela lumpuh.
Lalu siapa yang menjadi kekasih terbaik Zera dan Tasya?
Siapa yang dipilih Yoga untuk mendampingi hidupnya?
Apakah Zera menerima Doni sebagai kekasih terbaiknya?

Langsung ke review tanpa perlu sinopsis, karena cover belakang sudah cukup menggambarkan keseluruhan isi cerita dalam novel ini.

Yang aku sukai dari buku ini adalah diksinya yang bagus dan sederhana. Tanpa perlu menggunakan bahasa yang rumit tapi bisa membawa pembaca ke dalam cerita. Aku suka bagaimana Zera di gambarkan dengan apik oleh penulis.  Dan karakter Zera juga unik, apalagi kebiasaan dia merekam suaranya lalu ia dengarkan lagi. Menurut aku itu cute banget hehe

Sebernarnya gak niat sih ranting 3 dari 5, Cuma ada beberapa hal yang teledor sekali dalam buku ini. Bahkan aku kurang menikmati ending buku ini, yang menurut aku lebih cocok dijadikan konflik utama  dalam novel ini.
Delia menatap Doni setelah meneguk sodanya. hal 157
Sepintas gak ada yang aneh kan dengan kalimat tersebut? Tapi bagi aku aneh .... karena bagian adegan itu, Delia sebenarnya sedang bersama Yoga di beranda. Lalu kenapa nama Doni yang ditulis? PARAHNYA .... ini terus berulang sampai 4-5 kali untuk adegan lain bersama tokoh yang lain.  Aku gak tandai lagi karena udah malas x__x

G+

 
;