Sabtu, 30 Januari 2016 2 komentar

Indonesian Romance Reading Challenge 2016


Annyeong! 

Pertama mau ngetawain diri sendiri ketika aku berani ngambil challenge ini. Karena orang-orang yang kenal baik sama aku, pasti tau kalau romance gak cocok dengan tipe-tipe cewek kayak aku. 

Tapi karena sempitnya pilihan aku untuk terus membaca novel-novel kesukaan aku, sekarang ini aku lebih sering embat novel yang ada di depan mata, termasuk romance. Tanpa sadar pun setahun belakangan ini, bacaanku romance melulu ...

Ya Tuhan!! 

Jangan sampai ada seseorang yang mengenalku dengan baik dan mentertawakan pilihan bacaan aku.

Oke ... 

Tahun ini mau coba ikutan challenge ini, siapa tahu aku bisa jatuh hati pada novel bergenre romance dan tidak pusing-pusing ketika pilihannya cuma romance. Intinya gak menjadikan romance sebagai pilihan akhir. Rasanya tidak etis, pecinta buku mendeskriminasikan suatu genre bacaan hanya karena ia tidak menyukainya. 

Dan ini peraturannya:

1. Indonesian Romance Reading Challenge ini berdurasi selama satu tahun, dimulai dari bulan Januari sampai Desember 2016. 


2. Memasang button IRRC 2016 di sidebar blog kalian dan memberikan tautan balik ke link postingan ini (klik disini)

3. Disarankan membuat master post dan menautbalikkan ke link post ini. Dan pada akhir tantangan, dipersilahkan membuat wrap-up post sebagai rekap hasil bacaan selama setahun ini. Jika tidak membuat masterpost, mohon setelah mendaftarkan link blog kalian dan juga alamat email di kolom komentar, sebutkan level yang akan kalian ambil di kolom komentar. 


4. Bagi yang tidak punya blog, bisa membuat shelf di Goodreads dengan nama shelf "IRRC 2016" dan silakan daftarkan linknya di kolom komentar. 



5. Syarat buku bacaan yang dapat diikutkan dalam IRRC 2016 ini adalah:



- Buku yang dibaca adalah buku fiksi bergenre romance, boleh berupa novel, antologi, kumpulan cerpen, novella, dan sejenisnya; bukan komik dan buku nonfiksi



- Buku yang dibaca harus buku karya pengarang Indonesia, bukan buku terjemahan karya pengarang luar negeri. 



- Buku yang dibaca boleh terbitan dari tahun kapan pun, penerbit mana pun, asal masih memiliki nuansa romance di dalamnya. 



6. Diperbolehkan re-read atau membaca ulang. 



7. Diharuskan menyelesaikan bacaan dan membuat review. Review dapat ditulis di blog (tidak harus blog buku, tapi masih merupakan blog aktif), notes Facebook, atau review Goodreads. 



8. Buku-buku yang dibaca boleh digabung dengan reading challenges lain yang teman-teman ikuti. 



9. Teman-teman dapat memilih level challenge IRRC 2016 berikut ini : 



Easy : membaca 1 - 10 buku 
Middle : membaca 11 - 20 buku
Hard : membaca 21 - 30 buku
Maniac : membaca lebih dari 30buku


Naik level diperbolehkan. Mohon untuk memberitahukan lewat kolom komentar jika teman-teman berencana naik level.



10. Pendaftaran dibuka mulai hari ini, 12 Januari 2016 sampai 30 November 2016 



11. Update reading progress akan dibuka setiap tiga bulan sekali. Akan diadakan giveaway untuk peserta yang mengupdate progressnya saat link update dibuka.



Giveaway Indonesian Romance Reading Challenge 2016



1. Di akhir acara, akan dipilih 2 (DUA) orang yang menyelesaikan tantangan dengan jumlah buku bacaan terbanyak. Hadiah yang aku sediakan adalah voucher buku sebesar Rp200.000 (untuk pemenang pertama) dan Rp 150.000 (untuk pemenang kedua). Artinya, hadiah hanya berlaku bagi peserta yang berada di wilayah Indonesia saja.



2. Doakan saja ya kalau ada rezeki lebih banyak, mungkin ada penambahan hadiah. Dipersilahkan untuk kalian yang ingin menjadi donatur, dengan lapang dada aku akan menerimanya.



Jika ada masih yang kurang dimengerti dan ingin ditanyakan, silahkan layangkan pertanyaan di kolom komentar postingan ini, atau ke twitter @RizkyMirgawati atau via surel kikyavis[at]gmail[dot]com.



Ini mungkin agak gegabah, tapi aku mengambil level Maniac. Banyak alasan khusus yang memberanikan aku mengambil level ini. 

Semoga aja targetnya terpenuhi ^^

G+

11 komentar

Secret Santa 2015: Review Sycamore - John Grisham & Tebak Santa




SYCAMORE ROW
by John Grisham
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa oleh Lili Mayanti Boyton
Desain dan Ilustrasi sampul oleh Eduard Iwan Mangopang
Cetakan ; 640 halam
Rate 4 of 5


Jake Brigance, yang kariernya melejit dalam A Time to Kill, kembali terlibat kasus kontroversional, yang melibatkan sejarah rasisme di Ford County.
Seth Hubbard adalah pria kulit putih kaya yang sedang sekarat karena kanker. Sebelum gantung diri, Seth membuat surat wasiat kedua dengan tulisan tangan. Isi surat inilah yang kelak menyeret anak-anaknya, pembantunya yang berkulit hitam dan Jake Brigance, ke dalam konflik dramatis dan berkepanjangan. Sebab di dalam surat wasiatnya ini,Seth meninggalkan hampir seluruh hartanya untuk pembantunya. Apakah obat-obatan kanker itu membuatnya tak bisa berpikir jernih? Atau ada sesuatu yang selama ini disembunyikan rapat-rapat.

Perjalanan Jake untuk membela surat wasiat Seth benar-benar bikin kehidupan Jake terombang-ambing. Disatu sisi, ia merasa senang keterlibatannya dalam kasus ini. Karena ia yakin, bukan hanya kematian Seth yang menggemparkan, tapi surat wasiat yang ia tulis pun tidak kalah menggemparkan. Uang yang ditinggalkan pun tidak tanggung-tanggung, membuat semua pengacara ingin kecipratan sedikit uang tersebut. Jake merasa terhormat karena ia bisa mencicipi sedikit uang itukarena ia ditunjuk langsung oleh Seth untuk membela surat wasiat itu sampai titik darah penghabisan meski harga yang ia harus bayar setimpal.

Dipersidangan ia memiliki saingan berat. Wade Lenier, pengacara dari kantor hukum terkemuka dan sudah berpengalaman. Ia juga terkenal dengan trik-trik licik yang anehnya selalu terbebas dari hukum.

Dan pertarungan berlanjut. Hingga akhirnya Jake merasa membela surat wasiat tersebut adalah suatu kesia-siaan.

***

Ingatkan aku agar tidak memikirkan sedikitpun untuk menjadi pengacara!

Ini pertama kalinya aku membaca karya John Grishambiasanya aku lebih cenderung baca karya Agatha Christie dan Sidney Sheldon dan dia berhasil membuat aku jatuh hati dengan tulisannya yang super tebal. Oke mungkin gak semua bagian membuat aku jatuh hati, tapi ada beberapa bagian yang memang harus aku ancungi jempol.

Segala urusan sidang, pajak, saksi, juri dan hakim benar-benar memakan waktu lama. Belum lagi satu pihak menyatakan banding, maka sidang itu bisa berlangsung lama. Dan bagian itulah yang membuat eheem agak bikin ngantuk sebenarnya. Cuma karena kasus ini menarik dan banyak praduga apa yang membuat Seth berpikir seperti itu menjadi daya tarik sendiri buat aku.

Banyak yang menduga kalau Seth mengubah surat wasiat tersebut karena ada pengaruh Lettie di dalamnya. Intinya anak-anak Seth tidak menyukai fakta bahwa ayahnya sama sekali tidak meninggalkan harta benda apapun kepada anak-anaknya. Membuat spekulasi antar warga di kota kecil tersebut mengecam keberadaan Lettie. Anehnya setelah mengetahui Lettie mendapat durian runtuh, saudara yang tidak ia kenal datang menghampirinya dan menyatakan mereka sebagai saudara dekat.

Aku sangat menikmati bagian persidangan, pengumpulan saksi, konflik antar pengacara, dan paling bikin greget adalah ketika Jake sendiri mulai meragukan Lettie saat Wade membawa saksi yang “akurat” dan memojokan Lettie sebagai wanita yang suka mempengaruhi. Itu keren banget, gimana Jake marah dan merasa di bohongi.

Endingnya juga bahagia. Aku suka ending kayak gini, dalam hati sih kenapa gak kayak gini aja dari awal sehingga gak ada perebutan yang gak perlu. Haha ... kalau gitu gak seru kan ya, masa langsung tamat.


Uh gak nyesal masukin buku ini dalam daftar wishlist hingga sang Santa mau membelikannya untukku. Walaupun agak merasa bersalah karena harga buku ini bikin telen ludah glek haha ... belum lagi ongkirnya pake JNE kena sekitar 64ribu dari Jakarta glek glek

Dan berdasarkan hipotesis yang udah aku susun, ada beberapa hal yang bisa aku tarik:
1.      Sang Santa berdomisili di jakarta. Oke ini mungkin agak terlalu cepat aku tarik kesimpulan. Tapi hal ini berdasarkan beberapa fakta. Pertama: buku yang dikirim itu aku tebak dari toko buku, karena di dalam paketnya Santa menyelipkan sticky note dan notes. Kedua: karena di dalam paket sudah tersedia riddle yang memusingkan, artinya sang Santa yang memasukannya sendiri dan membungkus kertas kadonya sendiri. Ketiga: Alamat pengirimannya dari Jakarta. Cuma 1 hal yang buat aku ragu, kenapa riddle diketik sedangkan penulisan alamat menggunakan tulisan tangan?
2.      Sang Santa adalah seorang cewek. Ini aku tebak berdasarkan pemilihan Sticky Note yang lucu banget dan Notes yang sederhana.
3.      Sang Santa sudah bekerja atau punya penghasilan sendiri. Ini bisa dilihat dari harga buku yang mencapai 120ribu(kalau gak salah hehe), belum lagi sticky note dan notes. Bilanglah sang Santa menggenapkan agar pas 150ribu. Plus ongkos kirim yang bikin hayati melemah tidak berdaya *lebay wkwkwk
4.      Sang Santa punya ketertarikan yang sama denganku. Sama-sama menyukai dunia kriminal. Itu aku simpulkan berdasaran riddle yang ia kirim. Atau setidaknya dia punya selera buku yang sama denganku, agak gelap-gelap gimana gitu.
5.      Yang terakhir ini hanya firasat, tapi entah kenapa aku merasa Sang Santa mengenalku. Bukan kenal baik, mungkin hanya sepintas. Ini aku simpulkan berdasarkan kata-kata di awal riddle “Dear Neneng”. Biasanya, orang yang belum kenal aku atau belum pernah menyapa aku sama sekali, biasanya akan nanya aku lebih suka dipanggil dengan nama apa, Neneng atau Lestari.  Atau setidaknya sang Santa bisa membuat “Dear Neneng Lestari” bila memang belum pernah mengenalku.

Dan semakin banyak hipotesa yang aku susun, makin bingung pula aku menebak santaku dari sekian banyak peserta.

TAPI!!!!

Mendekati kewajiban aku untuk memposting ini, tiba-tiba ada satu profil yang rasanya cocok banget dengan bayangan aku. Meski gak 100% persis seperti hipotesa ngaco aku, tapi entah kenapa feeling aku bilang, "Pasti ini orangnya."  pas jalan-jalan ke fb-nya pun aku menemukan novel John Grisham dalam koleksi novelnya. Cara dia menulis profilnya pun sama dengan cara ia menulis riddle yang ia kirim ke aku. Terus saat aku ngelihat wishlist dia dan hadiah buku yang diterima (Dark Place by Gillian Flynn), aku makin yakin bahwa dia santaku. Karena seperti yang aku bilang, aku ngerasa dia punya selera buku yang sama denganku.

Hingga aku harus mengakui, bahwa hipotesa aku yang di atas aku tolak haha .... 

Tapi yang ini juga belum tentu betol x__x



Dan tebakan aku jatuh kepada Anastasia Cyntia Tanawi pemilik blog Jane and Her Bookienary

semoga tebakan aku benar ^^


G+

Jumat, 29 Januari 2016 8 komentar

Challenge: 20 Bookish Facts About Me

 #20BookishFactsAboutMeGA





Annyeong!! 

Senang banget ketemu challenge ini. Soalnya aku udah nargetin pada diri sendiri, harus ikut challenge di awal tahun 2016 ini, dan eh akhirnya ketemu yang cocoklah buat pemula kayak aku. Maksudnya pemula ikut challenge gitu, biasanya Cuma baca buku terus review. Urusan challenge gak kepikir dech haha ...

Challenge kali ini adalah kita menebar 20 fakta tentang diri sendiri terkait dengan buku. Bisa itu pengalaman atau sifat-sifat jelek yang pernah kita lakukan terhadap buku. Itung-itung buat menggali memori kapan aku mulai mencintai dunia yang satu ini. Meski aku banyak menemui hobi baru di tengah jalan, tapi akhirnya aku kembali kepada buku.

Nah berhubung challenge kali ini juga ada hadiahnya, serasa makan peyek bertabur udang, nikmatnya berkali lipat, aku juga bakal tebar-tebar fakta tentang aku.

Mau tahu apa aja?

Simak 20 Bookis Fact About Me berikut ini:

G+

Kamis, 28 Januari 2016 7 komentar

Book addict is the new sexy: Perjalananku Bertemu Dengan Buku



Awal Mula Aku Suka Membaca

Hobi membaca itu aku dapatin pas masih duduk di bangkus Sekolah Dasar alias SD. Emang sih belum getol banget bacanya, masih suka-suka gitu aja. Gak sampe maniak. Maklum namanya juga anak SD lebih senang main daripada baca.

Trus hobi ini berkembang saat aku kenal sama detektif conan.

Kebetulan di dekat sekolahku ada dibuka rental novel-komik gitu.

Aku pilih detektif conan pun gak tahu kenapa. Padahal komik banyak banget disitu. Mulai dari serial cantik, misteri dan lain-lain.

Awalnya baca satu komik, lalu lama kelamaan ketagihan baca komik hingga komik conan itu berakhir di no. 26

Gak akan pernah aku lupa saat itu. Karena di no. 26 ada adegan dimana Conan alias Sinichi ketembak pas lagi mecahin kasus di dalam gua. Dan Ran donorin darahnya ke Conan seolah-seolah ia udah tahu golongan darah Conan.

Bolak-balik aku ke rental komik itu, nanyain lanjutanya. Setiap kali aku kesana, si abang-abang itu bilangnya belum ada lanjutannya. Terus dikesempatan lain dia bilangnya udah di pinjam sama orang. Sampai akhirnya aku beralih ke sebuah novel kecil karya R.L. Stine dengan seri Goosebump-nya. 

Koleksi Goosebump dan Fear Streat by R.L. Stine

Goosebump berhasil membuat aku lupa betapa kesal, marah dan penasarannya aku dengan lanjutan Conan. Malah selama aku baca Goosebump, gak pernah sekalipun aku nanya-nanya tentang Conan. Takutnya, jiwaku yang masih lugu dan polos itu terluka mendapat jawaban yang tidak diharapkan dari abang-abang itu.

Hingga aku lulus SD dan aku melupakan abang-abang penjaga rental itu.

Tapi satu hal yang berubah saat itu. Aku mencintai kegiatan membaca lebih dari apapun.


Hambatan yang Pernah Aku Alami

Kayaknya ini masalah yang akan dihadapi oleh semua anak-anak seusiaku.

Aku lebih suka membaca buku cerita daripada buku pelajaran, dan itu bikin sebagian orang tua kesal. Bener gak? Kalau zamanku dulu, itu membuat mamaku kesal setengah mati.

Aku sanggup menghabiskan setumpuk buku-buku yang aku sewa tapi langsung tertidur pas dihadapkan dengan buku pelajaran.

Mama pernah marah-marah dan ngancam akan ngebakar semua buku-buku itu. Tentu aja aku takut. Uang jajanku pas-pasan. Apa jadinya kalau sampai mama serius ngebakar buku itu dan gimana cara aku ganti rugi ke rentalnya?


Cara Aku Mengatasi Hambatan Tersebut

Segala masalah itu ada sisi positifnya.

Benar sekali. Untuk kasusku, harus aku akui itu benar sekali.

Soalnya semenjak mama bersikap seperti itu, aku jadi lebih membatasi baca bukuku. Tapi bukan berarti aku rasa cintaku kepada buku menjadi berkurang. Malah semakin tertantang. Namanya juga anak-anak, semakin dilarang malah semakin dikerjain. Iya kan? Yang pernah punya pengalaman sama kayak aku pasti paham rasanya.

Aku putar otak (bukan otak kebalik ya haha *garing).

Di rumahterutama kalau ada mama aku bakal menjauhi apapun yang namanya buku cerita. Entah itu komik, novel atau majalah anak-anak Bobo. Tapi menjelang tidur, aku selalu menggunakan waktuku sekitar 1 jam untuk membaca buku. Ini agak was-was, soalnya mama suka ngecek ke kamar apa aku udah tidur atau belum. Tapi selama aku ngelakuin ini, situasi aman terkendali. Asal aku gak kebablasan baca buku sampai larut malam.

Karena sedikitnya waktu yang aku punya untuk membaca di rumah, maka aku terpaksa menggunakan jam istirahat sekolah untuk membaca buku. Syukur-syukur kalau ada guru yang gak masuk sehingga aku punya waktu dua jam untuk membaca buku.

Pokonya setiap ada waktu kosong, pasti aku gunakan untuk membaca.

Dan hal itu membuat kehidupanku menjadi lebih teratur. Aku tetap membaca, belajar dan paling utama tidak kena marah sama mama.


Perubahan Besar yang Aku Alami

Kegilaanku terhadap membaca berubah menjadi fanatik. Ini aku alami saat kelas 3 SMP. Uang jajan sehari-hari aku tabung untuk membeli buku. Karena buku di rental tempat biasa aku singgahi, tidak punya buku untuk mencukupi dahagaku akan membaca buku. Apalagi saat itu aku sudah memiliki genre kesukaanku, yaitu Misteri-Triller yang disebabkan pengaruh R.L. Stine. genre Kriminal yang disebakan oleh Detektif Conan dan genre Horor yang disebabkan oleh Goosebump. 

Koleksi Agatha Christie karena pengaruh Conan


Koleksi Sherlock Holmes dan pengaruh utamanya tetap Conan hehe

Uang jajanku saat itukalau tidak salah Rp 2000,-.

Eits jangan salah. Mungkin sekarang 2000 itu Cuma bisa bayar parkir, tapi zamanku dulu 2000 udah bisa beli kue 4 potong, minum dan lebihnya kadang bisa untuk makan bakso atau somai.

Dan uang itulah yang aku tabung untuk membeli buku. Aku rela gak jajan (minum bawa dari rumah) supaya bisa kumpulin uang untuk memulai hobi baru. Yaitu koleksi komik kesukaanku, Detektif Conan. Hagarnya dulu masih Rp 9500,- yang artinya aku punya 10 hari untuk membeli 1 komik. Obsesiku terhadap Conan membuat aku membeli komik tersebut dari volume 1. Dan hingga kini aku masih mengoleksi conan. Dan hobi terus merambah ke novel.

Ini aku kumpulin pas uang jajanku masih Rp 2000,-

Ini aku kumpulin pas aku udah kuliah, otomatis uang jajannya lebih banyak lebih ^^

Aku ingat novel pertama yang aku beli itu karya Sidney Sheldon berjudul Wajah Pembunuh. Dan ini adalah novel dewasa pertama yang aku beli. Waktu itu aku belum tahu ada batasan antara novel dewasa, remaja. Asal ceritanya menarik, aku embat. 

Sempat kaget pas di dalamnya ada adegan yang vulgar wkwkwk

Lama kelamaan aku mulai pandai mengatur keuanganku sendiri.

Aku harus pintar membaginya untuk jajan (supaya gak terlihat aku pelit banget hehe), menabung di celeng ayam dan tetap ngejalanin hobiku.

Dan aku bangga karena saat itu, di usia yang begitu muda, aku sudah di percaya mama untuk diberikan uang jajan bulanan. Sekitar Rp 100.000,-/bulan. Bayangin aja, kalau Rp 2000,- aku bisa beli kue + makan bakso, apa yang bisa aku lakukan dengan duit Rp 100.000,-?



Anggapan Orang-Orang di Sekitarku

Beberapa orang suka nyebut “kutu buku”. Tapi aku gak suka dengan sebutan itu. Karena meskipun aku memang terkesan fanatik dengan buku bacaan, tapi aku gak kuper dan terpencil dari teman-temanku. Aku bisa bergabung dengan mereka kapan saja aku mau. Aku bisa ngikutin perkembangan apa yang sedang mereka ketahui dan paling utama aku bukan sosok berkacama tebal dengan buku yang berjarak 1 cm dari mukaku.

Untuk orang yang hobi baca buku, mataku terbilang sangat-sangat sehat. Padahal beberapa teman sebayaku, sudah memakai kacamata. Entah untuk efek trend atau memang mata mereka minus. Yang pasti aku lebih bangga dengan mata sehat tanpa bingkai di sekiling wajahku.

Percayalah, julukan “kutu buku” itu gak keren sama sekali. Malah terkesan menyindiri.  Coba berpikir seperti ini Book addict is the new sexy” pasti kamu akan tahu bahwa manfaat membaca itu bukan membuat mata rabun, tapi sexy.

Kenapa sexy?

Oke aku gak akan pungkiri sexy itu (bagi cewek) adalah bentuh tubuh proposional, putih dan montok di beberapa bagian.

Tapi ada gak sih yang mikir, semua kelebihan fisik “sexy” itu gak akan bisa menutupi minimnya pengetahuan kita?

Sekarang bandingkan, cewek biasa-biasa aja, tapi punya pengetahuan yang lebih atau rata-rata di atas teman-teman sebayanya. Semua itu dia dapatin dari membaca. Pasti banyak pujian yang mengalir untuk cewek tersebut dan otomatis, pujian itu akan meningkatkan percaya diri, dan percaya diri akan meningkan “sexy” dalam diri kita sendiri.

Percaya?

Baca terus lanjutan tulisanku ini



Upaya “Tidak Sengaja” Aku Menularkan Virus Membaca

Untuk pembahasan ini aku rasa tidak perlu sebenarnya. Aku tidak pernah memaksa atau mencoba mengajak orang lain untuk menyukai membaca.

Cuma ada beberapa hal yang aku lakukan─tidak aku sadari─ malah membuat beberapa temanku mulai melirik membaca.

Kebiasaanku yang suka membaca selama jam-jam kosong, terutama di sekolah, membuat beberapa orang penasaran. Kenapa aku bisa bertahan duduk diam di sudut kelas sambil membaca buku.

Jawaban aku: “Info yang kita dapatin dari sebuah buku lebih menarik daripada info yang kita dapatin dari buku pelajaran. Dan itu lebih memudahkan kita untuk mengingatnya.”

Terus mereka pengen coba pinjam bukuku. Aku yang takut bukuku rusak memasang aturan ketat untuk peminjam.

Gak boleh dilipat.

Gak boleh ditidurin.

Gak boleh digulung.

Dan gak boleh dicoret.

Dengan senyum-senyum nakal mereka mengangguk. Akhirnya salah satu dari mereka duduk di sebelahku dan mulai menikmati buku punyaku.

Mengejutkan!!!

Temanku itu gak pindah dari sisiku sampai aku menyelesaikan halaman terakhir buku bacaanku. Aku Cuma tersenyum.

Cuma satu hal yang mulai membuatku jengkel.

Bukuku makin sering dan makin banyak yang pinjam.



Upaya “Sengaja” Aku Menyebarkan Virus Membaca

Upaya “Sengaja” ini terpikirkan saat aku mulai melirik dunia blog. Aku bertekad di blog ini akan memuat beberapa sinopsis atau review buku yang pernah aku baca.

Ide ini terbentuk saat aku menyesali membeli sebuah buku tanpa mencari tahu tentang buku tersebut. Waktu itu gagdet belum terlalu berpengaruh dalam kehidupan aku. Jadi belum kenal yang namanya Goodreads, atau komunitas buku. Makanya semenjak membaca buku yang isinya mengecewakan tersebut, aku memutuskan untuk membuat blog (atas saran seorang teman, dan blognya pun di buat teman hehe) yang isinya tentang buku.

Sayangnya, setahun berlalu, aku kehilangan waktu untuk menulis review yang aku baca. Alasan klasik: kuliah, laporan, tugas, skripsi dan lain-lain. Hingga awal tahun 2015 aku memulai lagi kegiatanku itu, dan bertekad untuk menjadi lebih baik dan menjadi lebih aktif dari dulu.

Statusku yang sebagai ibu rumah tangga punya beberapa jam waktu kosong untuk menyempatkan menulis dan membaca. Dua hal yang wajib aku imbangi agar aku tetap produktif dalam dua hal tersebut.

Dan hasilnya mengejutkan.

Meski baru, aku sudah 2x dipercaya untuk menjadi Host Blogtour dan di percaya oleh penulis untuk me-review bukunya. Allhamdullah...



Manfaat Membaca Yang Efeknya Sangat Positif Untukku

Bergelut dengan anak yang masih kecil memang saat yang luar biasa. Tidak ada momen yang bisa ngalahin saat-saat melihat tawa anak-anak kecil. Bahkan hadiah satu truk buku pun rasanya masih kurang bisa menyamai momen itu.

Tapi ada saatnya ketika aku rindu dengan duduk santai dengan sebuah buku di tanganku. Ditemani segelas kopi hitam yang mengepulkan asapnya.

Jujur aku sangat-sangat rindu.

Apalagi aku tidak bekerja, separuh kehidupanku aku abdikan untuk anakku dan rumah tangga. Bayangkan bagaimana rasanya dikelilingi kepenatan rumah tangga (kecuali anak. Anak adalah obat penawar kepenatan)? Cucian menumpuk, kain setrikaan juga segunung, belum lagi memasak dan berbagai hal lainnya.

Disinilah buku berperan penting.

Saat si kecil sudah tidur, aku selalu menyempatkan membaca dan menulis. Seperti yang sudah aku bilang, kegiatan ini harus imbang agar aku tetap produktif. Bukan hanya produktif, aku ingin tetap bisa berpikiran jernih dengan menumpahkan semua kepenatan dalam dua kegiatan tersebut.

Dan inilah hasil bahwa membaca buku dan menulis bisa “menghasilkan sesuatu”.

Karena hobi membaca, aku beberapa kali sudah memenangkan giveway yang hadiahnya buku. 

Ini buku yang aku dapatin dari ikutan giveaway, dari penulis dan dari penerbit
Karena hobi menulis, aku juga udah beberapa kali memenangkan lomba menulis. Kebanyakan sih cerpen, dan 3 diantaranya sudah di bukukan bersama pemenang yang lain. Semua itu aku capai dalam waktu 1 tahun. dan semua itu berkat hobi membaca. Dan teman-temanku kagum dengan pencapaianku. Mereka kadang memberi semangat dan suka memuji hasil tulisanku. 

Rasa bangga yang tidak terkira ketika melihat ada tulisanku di dalamnya ^^
Yup, yang awalnya Cuma membaca kini aku melirik dunia menulis. Gak akan bisa dipungkiri, kalau suka membaca, pasti akan suka menulis.

Dan disinilah makna “Book addict is the new sexy” yang sebenarnya.  Pujian, sanjungan dan pendapat orang tentang tentang aku membuat aku merasa “sesuatu” yang berbeda.  

Sexy? Mungkin aku akan sangat menyukainya haha

Nah untuk menjadi sexy gak usah jauh-jauh dan gak perlu susah-susah.

Stilletto book adalah penerbit yang mengkhususkan dirinya sebagai Penerbit Buku Perempuan. Di Stilleto Book kamu akan dapatin semua karya-karya perempuan “sexy” yang telah berhasil menelurkan karyanya untuk dibaca oleh seluruh penduduk Indonesia. 

Mulai dari fiksi sampai non-fiksi diterbitkan oleh Stiletto Book dan perlu digaris bawahi, semua penulisnya adalah Perempuan. Ya perempuan. Salah satu dedikasi Stilleto Book dalam mendukung emansipasi wanita. Bahwa wanita bisa berkarya dan dibaca oleh semua wanita bahkan pria di seluruh Indonesia. 

Dan kalau kamu baca buku-buku yang diterbitkan oleh Stilleto Book, kamu bakal tahu bahwa wanita sexy itu sangat-sangat banyak. 

Dan buat kamu yang ingin menjadi sexy, cukup hasilkan karya yang bisa di baca oleh semua orang. Jamin deh, ketika ada 1 orang aja yang muji karya kamu, kamu bakal ngerasa sexy, melebihi Megan Fox atau Angelina Jolie

Tapi untuk menghasilkan karya tulis, kamu harus rajin-rajin membaca. Karena hanya dengan membaca berbagai macam ide bisa melintas di kepala kamu.
 


Pandangan Aku Tentang Budaya Membaca

Menurut aku membaca itu tidak perlu dipaksa, tapi dibiasakan. Beda orang: beda sifat, beda selera dan beda pendapat. Terus untuk apa mencoba memaksa sesuatu yang tidak mereka suka?

Aku setuju rendahnya budaya membaca di zaman sekarang ini. dimana gadget lebih menguasai mental anak-anak negeri daripada berkutat dengan lembaran halaman buku. Mereka bisa menerima apapun yang ditawarkan gadget, tapi tidak sedetik pun bertahan dengan untaian kata dari seorang penulis.

Dan memerangi kemalasan membaca bukan dari menyodorkan mereka segudang manfaat dari membaca.

Tapi mulai dari biasakan dia dengan membaca.


Harapan

Banyak harapanku yang berhubungan dengan dunia buku. Salah satunya adalah perpustakaan.

Perpustakaan di kotaku, kota Meulaboh, itu sama kecilnya dengan kamar tidurku (aku baru 2 tahun pindah ke kota meulaboh). Cuma ada tambahan di depannya disediakan meja dan kursi untuk penjaga perpustakaannya. Padahal status perpustakaan itu adalah Perpustakaan Wilayah. Buku disitu gak cukup untuk memuaskan aku. Sementara ini aku bertahan dengan beberapa buku yang ada, tapi aku tidak tahu gimana kedepannya nanti.

Harapan aku adalah perpustakaan wilayah di kotaku lebih punya banyak koleksi bacaan.

Kecenderungan aku membaca buku, membuat aku tidak bisa beralih ke dunia ebook. Padahal dari beberapa penerbit, aku sudah membaca banyak ebook (soalnya gratis hehe) tapi tetap tidak bisa mengalihkan aku dari dunia buku cetak alias paperback. Dan untuk mendapatkan buku tersebut ..... susah. *hembus nafas panjang*

Tau kenapa? 

Soalnya di kotaku, gak ada toko buku sama sekali. Bahkan event book fair gak pernah di adain di kotaku ini.

Menyedihkan banget memang. Gimana pemerintah mau mencanangkan budaya membaca kalau hal penting dari membaca itu sendiri gak ada.

Perpustakaan gak lengkap.

Tidak ada toko buku.

Tidak pernah di adakan event book fair.

Aku bisa mendapatkan buku baru, seandainya suamiku tugas keluar kota atau ada temanku yang sedang berada di gramedia (aku mimpi banget bisa ke gramedia) mereka baik hati mau membelikan aku buku, bahkan ada yang kasih gratis pas aku ulang tahun.

Menyenangkan sekali rasanya ^^

Aku punya mimpi untuk hal ini.

Seandainya aku punya rezeki lebih, aku ingin buat sebuah taman baca yang bisa dimasuki oleh anak-anak secara gratis. Targetku adalah anak-anak, karena kalau anak-anak sudah dibiasakan untuk membaca, mereka akan meneruskannya hingga mereka dewasa. Berbeda kalau aku menargetkannya untuk remaja, aku yakin sekali buku-bukuku akan kalah tenar daripada gadget yang mereka punya.


Kesimpulan

1. Karena membaca, aku menghadapi berbagai masalah. Mulai dari izin orang tua dan teman-teman yang seenaknya minjam buku lalu tidak dirawat dengan baik. Nah hl itu membuat aku untuk lebih bijaksana dikemudian hari, bagaimana aku harus bersikap tanpa sekalipun melukai perasaan Mama yang saat itu suka marah-marah kalau aku kebanyakan baca komik atau novel.

2. Kebiasaan membaca itu tidak perlu dipaksa, tapi dibiasakan. Itu tergantung bagaimana orang tua atau kakak melatih kebiasaan itu sejak dini kepada anak atau adik mereka. 

3. Jangan sodorkan 1001 macam manfaat membaca kepada mereka, tapi buktikan bahwa membaca itu ada manfaatnya. 

4. Sediakan sarana, berupa buku, agar saat mereka butuh dan mereka haus akan hiburan, mereka akan menjatuhkan pilihan pada buku.

Akhir kata, sekian tulisanku kali ini.
Perjalananku yang singkat ini supaya mengispirasi pembaca, khususnya wanita untuk menjadi sexy.
“Book Addict is the New Sexy”



Nama: Neneng Lestari
Twitter: @ntarienovrizal
email : n_tarie90@yahoo.com


G+

 
;