Rainbow
of You
by
Indah Hanaco
Penerbit
PT Grasindo
Editor:
Anin Patrajuangga
Desainer
cover : Steffi
Penata
isi : Yusuf Pramono
280
hlm
Rate
2 of 5
"Bicara hati adalah bicara tentang riuhnya keajaiban. Lupakan segala logika dan akal sehat. Karena hati selalu mengeja dengan bahasanya sendiri."Ryu punya mimpi paling murni tentang Robin. Mimpi yang terpelihara rapi selama dua belas tahun. Hingga Tuhan memberi kejutan yang tidak siap untuk dihadapi gadis itu. Enzo juga menyimpan mimpi-mimpinya di tempat rahasia. Berbeda dengan Ryu, Enzo tahu bagaimana caranya untuk mewujudkan mimpi itu. Meski tidak mudah.Pipi semangka. Robin. Juliet. Ian Quintus. Lirik lagu. Satu per satu mendorong Ryu dan Enzo kearah yang sama. Semuanya dilengkapi oleh ‘mantra’ yang diucapkan Ryu. Abrakadabra!
Ryu, Robin dan
Enzo adalah teman masa kecil, tetangga dan sekaligus orang yang di sayangi Ryu,
kecuali Enzo anak nakal yang bertampang jelek dengan gigi hitam dan
bintik-bintik wajah yang sangat terlihat di wajahnya. Ryu menyukai Robin, anak
laki-laki tampan yang selalu membela Ryu jika di goda Enzo. Anak laki-laki yang
selalu menemani Ryu mengerjakan PR. Anak laki-laki yang berjanji akan menikahi
Ryu di masa depan nanti. Saat semua mimpi itu sudah terjalin, Robin beserta
keluarganya harus pindah ke inggris. Robin berjanji akan kembali ke Indonesia. Dan
janji itulah yang Ryu pegang.
Ryu menunggu
Robin hingga dua belas tahun. Menanti sosok tampan Robin kecil yang menjelma
menjadi Robin dewasa yang sangat rupawan. Dipikirannya hanya ada Robin dan
Robin, bahkan Ryu rela menukar masa remajanya yang indah demi menunggu dan
menjaga kesetiaannya pada Robin. Saat Robin mengabarkan akan kembali ke
Indonesia, Ryu sangat bahagia. Ryu sudah membayangkan hal-hal indah yang akan
ia lakukan bersama Robin.
Harapan terlalu
tinggi memang selalu menjatuhkan.
Itulah yang
terjadi pada Ryu. Harapan yang ia tanam untuk Robin membuat Ryu kecewa setengah
mati melihat sosok Robin yang jauh dari bayangannya.
Sebaliknya, dada
Ryu berdebar kencang untuk Enzo. Anak laki-laki yang ia anggap paling jelek dan
paling nakal di dunia ini.
My Review
Sayang sekali
aku harus memberikan 2 bintang untuk novel mba Indah ini. Tapi, sumpah ini
adalah novel Mba Indah yang rada bikin aku kecewa. Sama kecewanya seperti Ryu
melihat fisik Robin yang jauh dari harapannya.
Ceritanya sih
tentang penantian Ryu, dan porsi tentang penantian ini cukup panjang. Hingga
100 halaman lebih masih membahas dan menggambarkan penantian Ryu pada Robin
yang ia “cintai”. Juga kegilaan-kegilaan Ryu yang membela mati-matian Robin dan
menolak semua cowok yang mencoba mendekati Ryu. Kalau aku simpulkan sih lebih
ke sifat Ryu agak bodoh. Menanti yang nggak pasti. Tapi, itulah cinta.
Kira-kira gitu lah gambaran yang aku tangkap dari penantian Ryu.
Nah ketika
hari-hari yang dinanti tiba, Ryu kaget ketika melihat fisik Robin jauh sekali
dari kata tampan. Ia kelebihan berat badan hingga bergerak aja susah, dan Enzo
yang dulu jelek, berubah menjadi cowok super tampan.
Dan disinilah
yang membuat aku rada kecewa sama novel
ini.
Cinta yang
menggebu-gebu Ryu yang digambarkan mba Indah, runtuh seketika ketika Ryu
melihat fisik Robin. Dan ketika Enzo mencoba mendekati Ryu, Ryu tidak menolak
sama sekali. karena Enzo sudah tampan dan tidak senakal dulu lagi.
Udah tahu dimana
kan bikin aku kecewa?
Yup, novel ini
seolah menggambarkan bahwa hanya karena fisik, penantian, cinta, harapan dan
mimpi seseorang bisa musnah begitu saja. Dan Ryu nggak ada berusaha untuk
deketin Robin, atau berusaha menjalin interaksi dengan Robin, ia malah makin
lengket dengan Enzo. Itu juga karena Enzo memang berniat deketin Ryu. Lagipula,
siapa sih yang nggak klepek-klepek kalau cowok kayak Enzo deketin. Dan yah
seperti yang aku duga, kisah ini berakhir dengan Enzo dan Ryu.
Trus Robin
kemana? Tokoh yang selama ini selalu di sebut-sebut Ryu? Hilang ... porsinya
mendadak lenyap gitu aja. Dan muncul kembali mendekati ending di saat-saat
untuk membuat Enzo “panas” dan di sini baru dijelasin beberapa sifat buruk
Robin, yang terkait suka dugem dan makan makanan tidak sehat. Menurut aku sih
telat kalau diceritakan kejelekan Robin mendekati akhir. Karena itu, Ryu nggak
ngerasa bersalah sama sekali udah menautkan hati sama Enzo yang menurut Ryu
lebih bak dari Robin.
Yah ending nggak
usah dibahas. Udah pasti kemana akhirnya. Dan menurut aku sih endingnya biasa aja.
Hampir sama dengan novel mba Indah yang lainnya.
Secara
keseluruhan, ini bukan novel favorit aku. Maaf ya Mba Indah harus jujur banget
reviewnya, soalnya isi hati nggak bisa di bohongi. Tapi untuk bacaan ringan
ala-ala remaja, novel ini tetap cocok di jadikan “santapan” karena tulisan mba
Indah tetap asik banget buat dibaca, sayang aja kali ini eksekusinya kurang
cocok sama aku.
Sampai jumpa di
review selanjutnya
Tulisan ini
diikutsertakan dalam: