Bad Boys Do
by Victoria Dahl
Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama
Alih bahasa: Shandy
Tan
Editor: Rini Nurul
Badariah
Sampul: Marcel A.W
Rate 4 of 5
Olivia Bishop sama sekali tidak
asyik. Begitu kata mantan suaminya. Dan itulah kesan yang diberikan model
rambut dan kacamatanya. Ia pun bertekad membangun kembali hidupnya. Olivia akan
menghabiskan waktu bersama teman-teman perempuannya dan tidak menyia-nyiakannya
hanya untuk seorang pria. Tapi ketika pertemuan dengan klub buku menggiringnya
ke sebuah bar pembuatan bir, wanita cantik berambut gelap ini sadar bahwa
bahaya—dalam bentuk Jamie Donovan yang seksi—mungkin terlalu menggoda untuk
diabaikan.
Jamie sebenarnya tak pernah bermaksud berkelakuan badung. Ia akui, kilat liar di mata hijaunya yang jail telah memesona banyak wanita. Tapi kini waktunya bersikap dewasa. Ia bahkan siap menjalani hubungan serius. Masalahnya, bagaimana itu bisa terjadi kalau Olivia, satu-satunya wanita paling tepat yang pernah ditemuinya, sudah menganggapnya tidak layak?
Jamie sebenarnya tak pernah bermaksud berkelakuan badung. Ia akui, kilat liar di mata hijaunya yang jail telah memesona banyak wanita. Tapi kini waktunya bersikap dewasa. Ia bahkan siap menjalani hubungan serius. Masalahnya, bagaimana itu bisa terjadi kalau Olivia, satu-satunya wanita paling tepat yang pernah ditemuinya, sudah menganggapnya tidak layak?
Olivia Bishop sedang mencoba
menata hatinya, setelah bercerai dengan Victor, dengan cara mengikuti klub buku
atas ajakan Gwen. Dirinya yang begitu kikuk tidak menyadari bahwa perkumpulkan
para pecinta buku itu hanya kedok agar mereka bisa berkumpul dan menggoda
seorang bartender muda nan menawan, Jamie Donovan. Dengan klit yang melingkar
di pinggang dan sepatu bot yang ia kenakan, membuat seluruh wanita di dalam bar
itu terkikik geli dan tidak tahan untuk tidak menggoda Jamie, kecuali Olivia
yang terlalu gugup harus bersikap bagaimana dengan pria muda seperti Jamie.
Jamie terlanjur melihat bahwa Olivia mengerjakan PR-nya dengan memeluk sebuah
buku tebal di dalam dekapannya dengan banyak ditandai stiker bookmark untuk
bukunya. Dan Olivia memutuskan, bahwa ia sangat menyukai klub buku yang ia
masuki ini. Tidak peduli apapun tujuan sebenarnya klub ini di dirikan.
Ternyata tidak butuh waktu lama
bagi Olivia untuk berjumpa dengan Jamie lagi. Pria muda itu menjadi
mahasiswanya di kursus mengenai bisnis ritel. Olivia berusaha menjauhi pesona
Jamie yang berbahaya, dan sayangnya Jamie terlanjur tertarik untuk mengenal
wanita yang tampak gugup di depannya itu. Dan Jamie pun mengajak Olivia keluar
untuk minum kopi, yang ditolak mentah-mentah oleh Olivia karena tidak pantas rasanya
pengajar dan mahasiswanya terlihat akrab. Keadaan berbalik, sebuah undangan
resmi dari rekan kerja Olivia mengadakan pesta, dan rasanya canggung sekali
bila ia harus datang seorang diri, apalagi kemungkinan besar, mantan suaminya,
Victor akan datang bersama mahasisiwi cantik yang dulu ia kencani di belakang
Olivia. Akhirnya, Olivia mengajak Jamie yang disambut antusias oleh pemuda itu.
Singkat cerita, Olivia
benar-benar bertemu dengan Victor dan kekasihnya yang muda dan cantik. Tapi
Jamie mengambil alih begitu cepat. Melihat ekspresi terluka Olivia ia
cepat-cepat mengambil kesempatan untuk memperkenalkan diri sebagai teman
special Olivia. Sejak saat itu, jamie dan Olivia membuat kesepakatan. Jamie
akan mengajari Olivia menjadi “orang yang asik” dan Olivia membantu Jamie untuk
mengembangkan ide untuk memperluas penyulingar bir milik keluarganya.
Mereka berdua sepakat, sampai
hubungan itu melebihi apa yang mereka harapkan.
My Review
Aku suka cerita ini. Yah, sukanya
bukan karena ada adegan “panas”nya, tapi beberapa hal yang di masukan oleh
penulis dalam novel ini.
Berawal dari Olivia, seorang
wanita yang patah hati karena suaminya, Victor selingkuh dan menggunakan alasan
bahwa Olivia tidak asik ditempat tidur. Hati Olivia tentu saja terluka. Victor
adalah satu-satunya laki-laki yang ia cintai seumur hidupnya dan rela
mengorbankan mimpinya demi karir Victor serta menekan keinginannya untuk
memiliki anak karena Victor tidak menginginkan anak. Dan kisah bergulir, ketika
Olivia kepicut sama Jamie. Awalnya sih naksir biasa aja. Bohong banget kan
kalau ada cewek yang nggak naksir sama Jamie. Pas, Jamie kasih kesempatan untuk
dekat, Olivia pun menyetujuinya. Toh, mereka sama-sama di untungkan
Karakter Olivia disini dijelaskan
agak kuno. Tipe wanita serius dengan kacamata. Tapi meski begitu ia nggak
sungkan saat Jamie mengajaknya untuk berhubungan intim di kolam renang di rumah
Jamie. Sedangkan Jamie sendiri, cowok ramah yang bisa bergaul dengan siapa
saja, tertarik pada wanita seperti Olivia. Mandiri dan serius.
Konflik paling suka. TOP menurut
aku.
Pertama konflik antara Olivia dan
Jamie. Dari usia dan sifat aja mereka udah jelas berbeda. Jamie 29 tahun dengan
masa lalu yang terbilang lebih banyak “nakal”nya dan tidak bertanggung jawab.
Kebalikan dari Olivia, 35 tahun, mandiri, dewasa dan serius. Olivia merasa
Jamie masih terlalu kekanak-kanakan, sedangkan Jamie sudah terlanjut menyukai
Olivia dan ingin menawarkan kerjasama dalam hubungan yang lebih serius. Tentu aja
Olivia merasa di manfaatkan. Pokoknya mereka bersiteru tentang hal itu. Cukup
sakit sih, bagi kedua pihak. Maksudnya, salah paham yang terlanjur mereka
sesuatu yang udah percayai sejak awal sudah merusak hubungan mereka yang mulai akrab satu sama lain.
Kedua adalah Jamie dan
keluarganya. Di sini juga menjadi bagian FAVORIT aku. jamie kan diceritakan
sebagai salah satu pemilik penyulingan bir yang didirikan oleh ayahnya. Nah ide
jamie untuk mengembangkan penyulingan bir itu ditentang oleh abangnya, Eric,
bahkan sebelum ide itu didengar. Kesalahan Jamie di masa lalu, membuat Eric
yang menjadi kepala keluarga, selalu merasa benar, dan Jamie salah. Dibagian
ini, emosi aku terkuras habis. Harus aku akui, aku paham sekali apa yang
dipikirkan Eric, punya adik yang selalu bermasalah dan menimbulkan masalah,
lalu tiba-tiba merasa bertanggung jawab untuk kemajuan bisnis mereka dan
menawarkan ide.
Tapi Jamie juga nggak begitu
salah. Ia memang punya masa lalu yang salah dan reputasi yang tidak bagus, tapi
niatnya yang baik itu, jadi tenggelam oleh catatan buruk dia. Aku sedih, saat
Jamie merasa seperti tidak beharga, di anggap tidak berguna dan di anggap anak
kecil yang tidak bisa di berikan tanggung jawab.
Emosi-emosi antara abang dan adik
itu, ih ngena banget pokoknya. SUKA!!
Ada adegan sampingan yang aku
suka. Bagaimana Victor kesal melihat Olivia dapat gandengan lebih muda, dan
tampan dari dia. Gwen, sahabat sejati Olivia setelah bercerai mendapatkan
kekasih yang baik, dan beberapa adegan lainnya yang kurang mendapat porsi. Padahal
menarik. Tapi setuju juga sih sama penempatannya, soalnya kalau masalah lain
terlalu diekspos, konflik tentang Jamie dan Olivia bakal setengah-setengah.
Dari novel ini aku belajar,
bagaimana menghargai kepercayaan yang telah dibebankan kepada kita. Karena kepercayaan
itu sangat sulit dibangun meski di antara keluarga kita sendiripun. Dan dari
jamie, aku belajar bagaimana ia menghormati kakaknya dan punya niat baik meski
akhirya ia kehilangan kontrol kesabaran. Jamie juga belajar memperbaiki
kesalahannya, meski kesalahan masa lalunya mengekor dan mencari masalah baru
dengannya.
Dari Olivia aku belajar,
bagaimana move on dari sakit hati. Emang bener ya kata orang, kalau obat sakit
hati itu dengan mencari pengganti secepat mungkin. Nah kalau penggantinya kayak
Jamie sih, sakit hati berkali-kali aku juga mau. Wkwkwk .... yah mungkin
caranya berbeda. Mereka obatnya dengan nge-seks, nah kita bisa melakukan hal
yang lain. Intinya sih menyibukan diri. Lebih bagus kalau dengan teman-teman
cowok.
Paling suka itu sama ending untuk
Victor. Cuma bisa bilang. MAMPUS!!! Hahaha ....
Novel ini aku rekomendasikan yang
suka sama cerita dewasa yang dibumbui dengan kisah kekeluargaan yang cukup
kental.
Ingat ya!! Ini novel DEWASA. Jadi
bijak membelinya atau membacanya.
Sampai jumpa di review
selanjutnya ^^
***
tertarik nih sama novel yang sedikit 'panas' :p
BalasHapus