Look at Me!
by Yulia SM
Penerbit Grasindo
Editor Cicilia Prima
Desainer Kover Jang
Shan & Ivana PD
Cetakan ke-1; Mei
2015; 228 hlm
Rate 3 of 5
Format ebook via iJak
Diam bukan berarti dia tidak merasa.
Diam bukan berarti dia tidak peduli.
Dalam diam dia terus memerhatikan.
Biarkan dia menyampaikan rasa sayangnya dengan caranya sendiri.
Seorang adik dibenci oleh kakaknya sendiri.
Mungkin hal itu terdengar mustahil. Tapi, tidak bagi seorang Park
Ryung-Hee. Gadis itu benar-benar mengalaminya. Entah kenapa,
Joon-Seok—kakaknya—selalu membedakan dirinya dengan Park Yo-Seong—adiknya
sendiri. Dari kecil, Joon-Seok selalu memerlihatkan sisi tak acuh, bersikap
seolah sosok Ryung-Hee tidaklah pernah ada di sekitarnya. Bahkan, tak segan
pria itu mengucapkan kata-kata kasar dan memberikan tatapan penuh kebencian
kepadanya.
Sakit? Tentu saja! Seorang adik mana yang tidak merasa sakit hati jika
dibenci oleh kakaknya sendiri? Jika boleh jujur, Ryung-Hee sudah lelah dengan
semua sikap buruk Joon-Seok terhadapnya. Tapi, untung saja ia masih memiliki
Kyuhyun―sosok pria yang selalu siap membagi punggungnya sebagai tempat
bersandar. Tapi... bagaimana jika suatu saat punggung yang selalu menjadi
tempatnya bersandar itu malah pergi? Pergi menjauh tanpa mau mengizinkannya
untuk kembali bersandar dan malah memberikan punggung itu untuk orang lain.
Dengan kata lain, pria itu berbalik membencinya. Jika sudah seperti ini, ke
mana dia harus pergi? Hidupnya benar-benar menjadi hancur karena semua orang
kini telah membencinya.
Ingin tahu kelanjutan kisah cinta Kyuhyun dan Ryung-Hee? Lalu, alasan
kenapa Joon-Seok membencinya? Bacalah sampai tuntas kisah lengkapnya dalam
novel ini!
Ryung-Hee hidup seperti di
neraka. Statusnya sebagai anak dari hubungan gelap ayahnya, harus tinggal
serumah dengan kakak, Joon-Seok, yang tidak mencintainya sama sekali. Selalu
menuduhnya membunuh ibu kandung mereka.
Kebencian Joon-Seok makin menjadi ketika mendapati adiknya, Yo-Seong,
jatuh dari tangga setelah bertengkar dengan Ryung-Hee. Joon-Seok menuduh
Ryung-Hee sengaja mendorong jatuh adiknya karena memperebutkan Cho Kyuhyun,
kekasih Ryung-Hee.
Ryung-Hee terima ketika Joon-Seok
menuduhnya dengan tuduhan palsu. Tetapi Ryung-Hee kecewa saat Kyuhyun lebih
mempercayai ucapan Yo-Seong daripada Ryung-Hee. Kyuhyun memaksa Ryung-Hee
meminta maaf kepada Yo-Seong, Ryung-Hee menolak sehingga menyebabkan
pertengkaran hebat. Kyuhyun tiba di batas kesabaranya, hingga ia memutuskan
hubungannya dengan Ryung-Hee.
Ryung-Hee bagaikan kehilangan
pegangan satu-satunya. Seluruh dunianya runtuh saat satu-satunya orang yang ia
cintai juga membencinya. Tidak ada satupun yang menginginkannya. Tidak ada
satupun yang mencintainya.
My Review
Novel ini sederhana banget. Mulai
dari diksi, alur serta konflik dalam novel ini cukup sederhana. Anehnya sih,
aku cukup menikmati novel ini. Bahkan novel ini sangat mudah untuk kita
habiskan dalam sekali duduk. Kesederhanaan dalam novel ini, membuat aku
cenderung menggolongkan novel ini ke dalam Teenlit, tapi konflik yang terjadi
lebih cenderung ke Young Adult.
Novel ini dibuka dengan misteri
ketidaksukaan Joon-Seok kepada Ryung-Hee, padahal statusnya sebagai adiknya.
Terlebih lagi, ternyata Joon-Seok memiliki adik perempuan satu lagi, tapi ia
sangat menyayanginya. Dari awal aja, penulis sudah mengajak aku untuk terus
melanjutkan hingga ke halaman selanjutnya. Dari halaman selanjutnya, berlanjut
ke bab selanjutnya dan tidak terasa novel ini habis.
Penempatan alur flashback di
tengah-tengah bab, merupakan poin penting dalam novel ini. Jujur aja cukup
pintar, di tengah rasa penasaran dengan apa yang terjadi antar para tokoh,
penulis menawarkan jawaban melalui alur flashback tersebut.
Konfliknya seputar keluarga. Aku
di ajak untuk merasakan kebencian Joon-Seok kepada Ryung-Hee yang notabene-nya
anak selingkuhan ayahnya. Terus kebohongan-kebohongan Yo-Seong yang menjebak
Ryung-Hee. Trus Kyuhyun yang menjalin cinta dengan Yo-Seong, semua itu menjadi
konflik utama dalam novel ini.
Pembentukan karakter cukup bagus.
Cuma yah ada beberapa hal yang kurang di eksplore. Karakter paling kuat tentu
saja Ryung-Hee dan Joon-Seok.
Terus, untuk settingnya sendiri
di korea. Sayangnya sih, penulis kurang detail menggambarkan tempat-tempat
khusus yang di kunjungi Ryung-Hee. Dugaan aku, bisa saja karena korea sudah
terkenal dengan keindahaannya melalui tv, sehingga hanya dengan memberikan
informasi sekilas tentang tempat tertentu, sudah cukup bagi pembaca. Aku sih
nggak keberatan, tapi nggak tau dengan pembaca lain. Karena sudah menjadi
kebiasaan ketika mengambil setting luar negeri, ada keindahan dari negeri
tersebut yang di tonjolkan.
Ending cukup bagus. Aku nggak
komentar banyak tentang ending. Meski ending cukup bagus, aku masih kurang
ngerasa wow dengan cara penulis membawa ending tersebut. Maksudnya, ketika aku
mengakhiri suatu novel, aku pengen ada rasa puas dengan ending tersebut meski
endingnya udah ketebak kemana akhirnya. Maka dari itu, aku bilang endingnya
“cukup” bagus.
Satu lagi kelebihan novel ini
adalah, novel ini bebas typo. Jaman sekarang, typo sepertinya adalah hal yang
wajar dalam sebuah novel. Jadi aku yah cukup ngerasa ada sesuatu yang spesial
aja ketika sebuah novel bebas typo ^^
Aku mau kritik sekaligus saran
tentang dua hal (ini yang terlihat sepanjang aku baca novel ini):
1. Penggunaan kata “alibi”.
Coba cek dua pernyataan di bawah ini:
Oke, pria itu semakin yakin dengan alibinya sendiri. – hal 61
“Sepertinya itu sebuah alibi karena Joon-Seok Oppa tak mempercayaimu
saja, Oppa.” – hal 80
Setelah lihat dua kalimat di
atas, coba cocokan dengan pengertian alibi yang aku dapatkan dari wikipedia: Alibi
(bahasa
latin: alibi, tempat lain) adalah suatu keterangan yang menyatakan
bahwa seseorang berada di tempat lain ketika suatu peristiwa terjadi.
Saran aku, coba cari lebih dahulu
kata-kata yang ingin digunakan. Jangan sampai salah dan tidak cocok
penempatannya. Karena alibi yang di maksud tidak cocok sekali dengan dua
kalimat di dalam novel Yulia SM.
2. Di halaman sebelumnya, ada bagian
yang mengatakan kalau Joon-Seok kembali ke rumah setelah ibu kandung mereka
meninggal dunia dan beliau sudah mendonorkan kornea matanya untuk Ryung-Hee. TAPI, di
halaman 139 ini, di katakan Ryung-Hee masih buta. Sehingga Joon-Seok sering
salah paham mengartikan tatapan mata kosong Ryung-Hee kepadanya.
Pertanyaan aku, apa iya orang
yang udah mendapat donor mata, masih tetap buta?
Secara keseluruhan novel ini
tidak dibilang bagus banget. Tapi bacaan ini cukup cocok di baca segala usia,
apalagi konflik utamanya mengenai keluarga. Tentang saling menjaga dan
menghargai saudara sendiri. Pokoknya ada pesan moral yang bisa kita petik.
Cuma segitu aja review aku.
Sampai jumpa di review
selanjutnya ^^
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam: