Senin, 11 Juli 2016

[Review Buku] Ailurofil - Triani Retno A.

Ailurofill
oleh Triani Retno A
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Editor oleh Irna Permanasari
Desain Sampul oleh Marcel A.W
Layout oleh Ayu Lestari
Rate 5 of 5

Ai.lu.ro.fi.li: orang yang sangat tertarik pada kucing

Nasya Aurelia sangat suka kucing. Ia bercita-cita ingin memiliki cat shop, lengkap dengan salon kucing, hotel kucing, klinik kucing, hingga panti asuhan dan kursus kucing. Tapi Nasya bingung, di kampus mana ia harus kuliah agar cita-cita itu terwujud. Tidak ada satu pun kampus yang menyediakan Fakultas Ilmu Kucing. Gimana dong?
Namun, masalah rencana kuliah itu belum seberapa dibanding kegalauannya. Setelah sekian lama naksir diam-diam dan akhirnya jadian, Nasya baru menyadari bahwa Rio—cowok paling keren di sekolah—ternyata benci banget sama kucing. Masa ia harus mutusin cowok demi kucing?
Hingga suatu saat sahabatnya, Alvin, menyodorkan ide brilian yang bikin mata dan pikiran Nasya terbuka….
Nasya seorang maniak kucing, hingga teman-teman Nasya menyebutnya Ratu Kucing. Pada suatu pagi Nasya telat ke sekolah gara-gara kucingnya, Candy melahirkan di tempat tidur Nasya. Alhasil, pagi itu Nasya sibuk mencuci seprai yang terkana darah dan ketuban Candy serta menjemur kasur. 

Rupanya keterlambatan itu berbuah manis karena Rio, cowok populer dan terkenal, juga terlambat. Dan karena keterlambatan itu, mereka menjalani hukuman bersama-sama. Hingga akhirnya mereka kembali dekat. Nasya ternyata tidak tahu kalau Rio sangat benci kucing.
“Cowok kamu nanti harus penyuka kucing juga ya, Sya?” – hal 53



My Review

Teenlit pertama yang berhasil mendapat lima bintang dari aku.

Eitss.. bukan karena ini novel hadiah atau karena aku juga pecinta kucing. Tapi novel ini memang kece banget. Terlepas dari kesederhaan dialog dan diksi khas Teenlit. Semua nasihat, info tentang kucing dan aksi Nasya yang “bocor” banget kalau udah ngomongin kucing, membuat novel tipis ini menjadi enak banget buat dibaca.

Konfliknya pun sederhana, Nasya-Rio yang jadian terus ketahuan Rio benci kucing. Lalu kegalauan Nasya saat harus membuat keputusan harus memilih jurusan apa saat kuliah nanti. Padahal Nasya sama sekali tidak berminat sama sekali dengan hal lain, kecuali kucing.
“Banyak orang sukses bukan karena pernah kuliah di mana tapi karena minatnya.” – hal 122
Persahabatan yang terjadi antara Alvin dan Nasya pun menjadi hal menarik. Gimana Alvin mampu membimbing Nasya untuk memenuhi cita-cita terbesar Nasya, yaitu membuat cat shops. Nasya pun akhirnya menetapkan pilihan.
 “Kita sering kepedean nganggap kita paling jago milih kucing. Padahal, sebenarnya kucinglah yang memilih kita.” – hal 106
Yah dan masalahnya pun terpecahkan. Meski tidak sesuai bayangan Nasya, tapi dari penyelesaian masalah ini, kita belajar kalau mimpi itu tidak akan bisa di capai hanya dalam sekejap mata. ada proses jatuh bangun yang membuktikan keseriusan kita.

Sederhana kan? Nah satu lagi yang aku belajar dari teelit ini, kasih sayang itu sebenarnya sederhana. Gimana cara kita menunjukannya dan kepada siapa kita menunjukannya asalkan iklas pasti akan dapat balasannya.

Pokoknya banyak banget lah pelajaran yang bisa kita ambil dari buku sederhana ini. cocok lho buat di baca sama adik-adik kita yang masih SD. Supaya biasa lebih mengenal binatang imut bernama kucing.
“Cowok sekeren dan sepinter apapun, kalau jahat sama kucing dan pengin membuang mereka, bagiku...” Nasya mengacungkan jempol, lalu membaliknya dengan gaya dramatis, “Nol besar.” – hal 142

***


G+

2 komentar:

Berikan komentarmu disini

 
;