Senin, 03 Oktober 2016

[Review Buku] Bad Boys Do - Victoria Dahl



Bad Boys Do
by Victoria Dahl
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih bahasa: Shandy Tan
Editor: Rini Nurul Badariah
Sampul: Marcel A.W
Rate 4 of 5

Olivia Bishop sama sekali tidak asyik. Begitu kata mantan suaminya. Dan itulah kesan yang diberikan model rambut dan kacamatanya. Ia pun bertekad membangun kembali hidupnya. Olivia akan menghabiskan waktu bersama teman-teman perempuannya dan tidak menyia-nyiakannya hanya untuk seorang pria. Tapi ketika pertemuan dengan klub buku menggiringnya ke sebuah bar pembuatan bir, wanita cantik berambut gelap ini sadar bahwa bahaya—dalam bentuk Jamie Donovan yang seksi—mungkin terlalu menggoda untuk diabaikan.

Jamie sebenarnya tak pernah bermaksud berkelakuan badung. Ia akui, kilat liar di mata hijaunya yang jail telah memesona banyak wanita. Tapi kini waktunya bersikap dewasa. Ia bahkan siap menjalani hubungan serius. Masalahnya, bagaimana itu bisa terjadi kalau Olivia, satu-satunya wanita paling tepat yang pernah ditemuinya, sudah menganggapnya tidak layak?
Olivia Bishop sedang mencoba menata hatinya, setelah bercerai dengan Victor, dengan cara mengikuti klub buku atas ajakan Gwen. Dirinya yang begitu kikuk tidak menyadari bahwa perkumpulkan para pecinta buku itu hanya kedok agar mereka bisa berkumpul dan menggoda seorang bartender muda nan menawan, Jamie Donovan. Dengan klit yang melingkar di pinggang dan sepatu bot yang ia kenakan, membuat seluruh wanita di dalam bar itu terkikik geli dan tidak tahan untuk tidak menggoda Jamie, kecuali Olivia yang terlalu gugup harus bersikap bagaimana dengan pria muda seperti Jamie. Jamie terlanjur melihat bahwa Olivia mengerjakan PR-nya dengan memeluk sebuah buku tebal di dalam dekapannya dengan banyak ditandai stiker bookmark untuk bukunya. Dan Olivia memutuskan, bahwa ia sangat menyukai klub buku yang ia masuki ini. Tidak peduli apapun tujuan sebenarnya klub ini di dirikan.

Ternyata tidak butuh waktu lama bagi Olivia untuk berjumpa dengan Jamie lagi. Pria muda itu menjadi mahasiswanya di kursus mengenai bisnis ritel. Olivia berusaha menjauhi pesona Jamie yang berbahaya, dan sayangnya Jamie terlanjur tertarik untuk mengenal wanita yang tampak gugup di depannya itu. Dan Jamie pun mengajak Olivia keluar untuk minum kopi, yang ditolak mentah-mentah oleh Olivia karena tidak pantas rasanya pengajar dan mahasiswanya terlihat akrab. Keadaan berbalik, sebuah undangan resmi dari rekan kerja Olivia mengadakan pesta, dan rasanya canggung sekali bila ia harus datang seorang diri, apalagi kemungkinan besar, mantan suaminya, Victor akan datang bersama mahasisiwi cantik yang dulu ia kencani di belakang Olivia. Akhirnya, Olivia mengajak Jamie yang disambut antusias oleh pemuda itu.

Singkat cerita, Olivia benar-benar bertemu dengan Victor dan kekasihnya yang muda dan cantik. Tapi Jamie mengambil alih begitu cepat. Melihat ekspresi terluka Olivia ia cepat-cepat mengambil kesempatan untuk memperkenalkan diri sebagai teman special Olivia. Sejak saat itu, jamie dan Olivia membuat kesepakatan. Jamie akan mengajari Olivia menjadi “orang yang asik” dan Olivia membantu Jamie untuk mengembangkan ide untuk memperluas penyulingar bir milik keluarganya.

Mereka berdua sepakat, sampai hubungan itu melebihi apa yang mereka harapkan.



My Review

Aku suka cerita ini. Yah, sukanya bukan karena ada adegan “panas”nya, tapi beberapa hal yang di masukan oleh penulis dalam novel ini.

Berawal dari Olivia, seorang wanita yang patah hati karena suaminya, Victor selingkuh dan menggunakan alasan bahwa Olivia tidak asik ditempat tidur. Hati Olivia tentu saja terluka. Victor adalah satu-satunya laki-laki yang ia cintai seumur hidupnya dan rela mengorbankan mimpinya demi karir Victor serta menekan keinginannya untuk memiliki anak karena Victor tidak menginginkan anak. Dan kisah bergulir, ketika Olivia kepicut sama Jamie. Awalnya sih naksir biasa aja. Bohong banget kan kalau ada cewek yang nggak naksir sama Jamie. Pas, Jamie kasih kesempatan untuk dekat, Olivia pun menyetujuinya. Toh, mereka sama-sama di untungkan

Karakter Olivia disini dijelaskan agak kuno. Tipe wanita serius dengan kacamata. Tapi meski begitu ia nggak sungkan saat Jamie mengajaknya untuk berhubungan intim di kolam renang di rumah Jamie. Sedangkan Jamie sendiri, cowok ramah yang bisa bergaul dengan siapa saja, tertarik pada wanita seperti Olivia. Mandiri dan serius.

Konflik paling suka. TOP menurut aku.

Pertama konflik antara Olivia dan Jamie. Dari usia dan sifat aja mereka udah jelas berbeda. Jamie 29 tahun dengan masa lalu yang terbilang lebih banyak “nakal”nya dan tidak bertanggung jawab. Kebalikan dari Olivia, 35 tahun, mandiri, dewasa dan serius. Olivia merasa Jamie masih terlalu kekanak-kanakan, sedangkan Jamie sudah terlanjut menyukai Olivia dan ingin menawarkan kerjasama dalam hubungan yang lebih serius. Tentu aja Olivia merasa di manfaatkan. Pokoknya mereka bersiteru tentang hal itu. Cukup sakit sih, bagi kedua pihak. Maksudnya, salah paham yang terlanjur mereka sesuatu yang udah percayai sejak awal sudah merusak hubungan mereka yang mulai akrab satu sama lain.

Kedua adalah Jamie dan keluarganya. Di sini juga menjadi bagian FAVORIT aku. jamie kan diceritakan sebagai salah satu pemilik penyulingan bir yang didirikan oleh ayahnya. Nah ide jamie untuk mengembangkan penyulingan bir itu ditentang oleh abangnya, Eric, bahkan sebelum ide itu didengar. Kesalahan Jamie di masa lalu, membuat Eric yang menjadi kepala keluarga, selalu merasa benar, dan Jamie salah. Dibagian ini, emosi aku terkuras habis. Harus aku akui, aku paham sekali apa yang dipikirkan Eric, punya adik yang selalu bermasalah dan menimbulkan masalah, lalu tiba-tiba merasa bertanggung jawab untuk kemajuan bisnis mereka dan menawarkan ide.

Tapi Jamie juga nggak begitu salah. Ia memang punya masa lalu yang salah dan reputasi yang tidak bagus, tapi niatnya yang baik itu, jadi tenggelam oleh catatan buruk dia. Aku sedih, saat Jamie merasa seperti tidak beharga, di anggap tidak berguna dan di anggap anak kecil yang tidak bisa di berikan tanggung jawab.

Emosi-emosi antara abang dan adik itu, ih ngena banget pokoknya. SUKA!!

Ada adegan sampingan yang aku suka. Bagaimana Victor kesal melihat Olivia dapat gandengan lebih muda, dan tampan dari dia. Gwen, sahabat sejati Olivia setelah bercerai mendapatkan kekasih yang baik, dan beberapa adegan lainnya yang kurang mendapat porsi. Padahal menarik. Tapi setuju juga sih sama penempatannya, soalnya kalau masalah lain terlalu diekspos, konflik tentang Jamie dan Olivia bakal setengah-setengah.

Dari novel ini aku belajar, bagaimana menghargai kepercayaan yang telah dibebankan kepada kita. Karena kepercayaan itu sangat sulit dibangun meski di antara keluarga kita sendiripun. Dan dari jamie, aku belajar bagaimana ia menghormati kakaknya dan punya niat baik meski akhirya ia kehilangan kontrol kesabaran. Jamie juga belajar memperbaiki kesalahannya, meski kesalahan masa lalunya mengekor dan mencari masalah baru dengannya.

Dari Olivia aku belajar, bagaimana move on dari sakit hati. Emang bener ya kata orang, kalau obat sakit hati itu dengan mencari pengganti secepat mungkin. Nah kalau penggantinya kayak Jamie sih, sakit hati berkali-kali aku juga mau. Wkwkwk .... yah mungkin caranya berbeda. Mereka obatnya dengan nge-seks, nah kita bisa melakukan hal yang lain. Intinya sih menyibukan diri. Lebih bagus kalau dengan teman-teman cowok.

Paling suka itu sama ending untuk Victor. Cuma bisa bilang. MAMPUS!!! Hahaha ....

Novel ini aku rekomendasikan yang suka sama cerita dewasa yang dibumbui dengan kisah kekeluargaan yang cukup kental.

Ingat ya!! Ini novel DEWASA. Jadi bijak membelinya atau membacanya.

Sampai jumpa di review selanjutnya ^^

***

G+

1 komentar:

Berikan komentarmu disini

 
;