Oppa & I
By Orizuka & Lia Indra Andriana
Penerbit Haru
Penyunting by NyiBlo
Desain cover by Angelina Setiani
Cetakan ke-3; Januari 2012; 156 hlm
Rate 3 of 5
Jae In:
“Oppa”
Apa panggilan itu
tidak terdengar lucu?
Terutama setelah
kau pergi meninggalkanku begitu saja lima tahun lalu?
Sekarang saat
bertemu lagi, apa yang membuat senyummu selebar itu?
Apa kau senang
melihatku seperti ini?
Jaek Kwon:
Jae In-a
Kau dulu
menggemaskan, tetapi sekarang mengapa begini?
Siapa yang
membuatmu susah, katakan pada Oppa!
Oppa tak akan
membiarkan siapapun menyakitimu!
Oppa akan
melindungimu!
***
Park Jae In dan Park Jae Kwon adalah saudara kembar tidak
serupa. Mereka hidup terpisah selama lima tahun dikarenakan ayah dan ibu mereka
memilih berpisah. Jae In memilih tinggal bersama ibunya di Indonesia, sedangkan
Jae Kwon memilih tinggal bersama ayahnya di Korea Selatan.
Lima tahun berlalu Jae In dan ibunya mendapat kabar bahwa
ayahnya ingin mengajak mereka rujuk kembali. Mereka memutuskan untuk tinggal
bersama-sama lagi di Korea Selatan. Jae Kwon senang sekali, tapi sebaliknya Jae
In, ia sama sekali tidak menunjukan rasa senangnya sama sekali.
Jae In memutuskan tidak ingin memiliki hubungan apa-apa
dengan teman-teman barunya di sekolah. Bahkan ia tidak ingin mengakui bahwa ia
memiliki saudara kembar bernama Jae Kwon.
“Kau... dengarkan baik-baik. Kau
bukan Oppa-ku. Dan kau tadi tidak salah dengar. Apapun yang terjadi, aku tidak
mau ada seorang pun yang tahu kalau kita kembar. Kau mengerti?” – hal 20
***
Bingung mau komentarin gimana untuk novel ini. Jujur aja ada
beberapa hal yang gak cocok sama aku. Mulai itu dari tokoh, karakter, plot,
konflik dan ending. Lalu aku lihat bahwa novel ini masuk katagori Teenlit dan aku rasa ini cukup menghibur
untuk bacaan remaja yang masih di bawah umur. Artinya, buku ini bisa dibaca
untuk usia berapa pun. Ceritanya manis, sederhana, dan alur tertata dengan
rapi. Tidak ada kekosongan yang bikin cerita ini janggal. Dan menurut aku itu
keren banget.
Saat aku bilang novel ini gak cocok sama aku, itu karena aku
tidak terbiasa dengan novel seperti ini.
Tau kenapa?
Karena ini Teenlit
pertama yang aku baca selama 25 tahun. Serius, seumur-umur gini aku gak pernah
baca Teenlit, jadi mungkin “beberapa
yang gak cocok” ini terkait selera aku yang rada aneh. Maksudnya yang hobinya
baca misteri, eh baca Teenlit, ya gak
nyambung lah haha *lupakan itu XD
Semua dalam novel ini sangat sederhana, mulai karakternya,
konfliknya dan endingnya pun terbilang sederhana. Gak ada sesuatu yang bikin
tercengang atau bikin aku penasaran setengah mati. Alasan aku kenapa bisa
menyelesaikan membaca buku ini karena buku ini tipi banget.
Karakter
Karakter Jae In, lumayan oke menurut aku. Sikapnya yang
dingin dan tertutup membuat cerita ini lebih hidup, terus disandingkan dengan
karakter Jae Kwon yang kebalikan dari Jae In. Sayangnya, disini letak “tidak
cocok”-nya. Jae Kwon terlalu ke-cewek-an, bukan hanya dialog tapi beberapa
sifatnya yang digambarkan disini. Mungkin pengen bikin kesan imut kali ya, tapi
aku gak ngelihat sisi cowok dalam diri Jae Kwon.
Karakter Jae Kwon yang terlalu over protective terhadap Jae In juga gak wajar. Terkesan Jae Kwon
dan Jae In itu sepasang kekasih yang lagi bertengkar. Chemistry kakak-adik nya sama sekali gak terasa.
Satu lagi yang bikin aku heran, Jae Kwon kan perhatian banget
tu sama Jae In, malah kalau Seung Won dekat-dekat sama Jae In aja dia marah/gak
senang. Tapi kenapa pas Hye Rin ngehina Jae In dengan sebutan cewek kampung,
Jae Kwon gak marah sama sekali? Apa karena Hye Rin adalah cewek yang ditaksir
sama Jae Kwon? Bukan kakak yang baik dong, masa iya adeknya rela di katain “kampung”
“Dan waktu aku melihatmu dengan
gadis kampung itu.. aku...” –
hal 95
Persahabatan
Seharusnya tema satu ini bisa lebih di eksplore lagi oleh
penulis. Mengingat Jae In yang menjauhi siapapun yang ingin dekat-dekat
dengannya, trus ada dua orang cewek yang ingin jadi sahabatnya, yang di balas
dingin oleh Jae In. Pasti lebih greget kalau ada proses dimana Jae In menerima
kedua cewek tersebut.
Cinta monyet
Bagian ini lumayan menghibur. Kisah Jae In – Seung Won dan
Jae Kwon yang patah hati membuat cerita ini lebih menarik. Aku suka ketika
kisah “cinta monyet” ini sebagai pelengkap saja, bukan menjadi topik utama
dalam novel ini.
Keluarga
Ini susah komentarinnya. Dan alasan Jae In marah ke Jae Kwon
bikin dahi aku berlipat-lipat.
Satu lagi kelemahan dalam novel ini. Setting tempat ini kan
korea, tapi aku sama sekali gak merasakan nuansa korea di dalam novel ini.
Kecuali bahasa yang diselipkan oleh penulis, tapi malah membuat aku risih
bacanya.
Secara keseluruhan, novel ini menarik untuk dinikmati. Aku
sendiri pun merasa enjoy aja baca buku ini. Mengingat beberapa alasan yang udah
aku kemukanan di atas. Untuk kamu yang suka cerita remaja yang konfliknya gak
berat, buku ini cocok buat kamu. Atau mungkin yang udah jenuh sama bacaan
berat, bisa beralih ke buku ini.
Selamat membaca ^^
Peduli itu merepotkan, terutama
peduli yang tidak pernah bersambut. Sudah merepotkan, bikin keki saja.− hal 38
***
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini