Rabu, 03 Februari 2016

[Review Buku] Count to Ten - Karen Rose



Count to Ten
by Karen Rose
Penerbit Dastan Book
Penerjemah oleh Rahma Wulandari
Penyunting oleh Mayan Kalingi
Cetakan ke-1; Maret 2009; 632 hlm
Rate 3 of 5

Sebuah kebakaran besar di Chicaho menghanguskan rumah keluarga Dougherty hingga rata dengan tanah. Kebakaran itu menewaskan Caitlin Burnette, putri seorang polisi. Hari berikutnya, kebakaran besar juga menewaskan Penny Hill, pensiunan pekerja layanan sosial. Kedua korban sama-sama diperkosa, disiksa, dan dipatahkan kakinya sebelum dibakar hidup-hidup!
Satu demi satu korban lain dengan penyiksaan yang lebih parah pun mulai berjatuhan. Letnan Reed Solliday, Petugas Departemen Penyelidik Kebakaran, harus bekerja sama dengan Detektif Mia Mitchell dari Divisi Pembunuhan untuk mengungkap identitas si pembunuh dan misteri angka sepuluhnya. Penyelidikan mereka mengarah ke sebuah kasus lama penyiksaan dan pelecehan seksual. Di samping itu, kebersamaan Reed yang lembut dan Mia yang kasar selama penyelidikan juga memunculkan benih-benih cinta di antara keduanya. Namun, mereka harus berusaha keras segera menangkap si pembunuh karena ternyata Mia-lah yang menjadi sasaran si pembunuh selanjutnya ....
Kasus dibuka dengan kematian seorang gadis dalam sebuah kebakaran. Awalnya mereka mengira gadis tersebut terlambat menyelamatkan diri, tapi mengetahui fakta bahwa ia mengalami patah tulang kaki dan pemerkosaan, membuat kasus ini menjadi prioritas. Terutama ayah sang gadis adalah seorang polisi. Dugaan awal ini adalah perbuatan seseorang yang dendam kepada keluarga polisi tersebut.

Namun, kebakaran terjadi lagi. Kali ini korban adalah seorang wanita paruh baya yang berprofesi sebagai pekerja layanan sosial. Modus operandinya tetap sama. Kaki dipatahkan oleh si Pelaku, lalu diperkosa dan dibakar hidup-hidup.
Namun, saat ini, setelah mengalami membunuh dan melakukan seks secara bersamaan, ia tidak dapat membayangkan satu tanpa lainnya. hal 29

Kasus kebakaran disertai dengan pembunuhan membuat Reed, seorang Petugas Departemen Penyelidik Kebakaran harus bekerja sama dengan Mia, yang merupakan detektif divisi pembunuhan. Mia yang baru saja kembali setelah terkena tembak dalam tugasnya, harus menerima bahwa Reed mengganti posisi rekannya yang terkapar di rumah sakit.

Mia wanita dewasa dengan tubuh mungil. Punya sifat kasar dan selalu melontarkan kalimat apapun yang terlintas di kepalanya. Sedangkan Reed, seorang duda dengan pesona yang selalu menghormati wanita. Dua sifat yang berbeda ini selalu membuat mereka berselisih paham.

Duet seorang detektif pembunuhan dengan seorang penyelidik pemadam kebakaran tidak menggetarkan hati si Pelaku. Korban terus bermunculan hingga tidak bisa terkendali lagi. Makin lama perbuatan si Pelaku makin sadis.

Reed-Mia harus menghentikan dia.

Tapi sulit bagi Mia untuk berpikir tenang sekarang ini. Ia mulai merasakan hasrat saat berdekatan dengan Reed, begitu sebaliknya dengan Reed. Kemunculan wanita pirang yang sangat mirip dengannya. Desakan dari beberapa pihak yang kehilangan anggota keluarnya. Ditambah lagi bahwa target selanjutnya adalah dia.
Kemarahan ini harus pergi, ingat? Kau tidak bisa berhenti sampai kau dapat mengenyahkannya. Atau ini semua akan terasa seperti... seperti tidak menghabiskan sebotol antibiotik. Hanya akan membuat semuanya menjadi lebih buruk, lebih kuat lebih berkuasa di waktu selanjutnya. hal 161
***

Akhirnya setelah sekian lama aku berkutat dengan novel mellow, aku menemukan novel ini di Perpustakaan Wilayah Meulaboh. Novel yang cukup keren di antara novel-novel yang udah pernah aku baca.

Genre novel ini adalah romantic suspense, yang artinya di dalam novel ini terdapat unsur misteri yang harus dipecahkan oleh sang protagonis. Nah dalam novel ini, misteri yang harus di pecahkan Mia-Reed adalah kasus pembakaran yang menimbulkan korban. Korbannya diperkosa sebelum dibunuh, membuat kasus ini mendapat perhatian khusus dari pihak kepolisian.

Awal-awal baca sih aku masih betah bacanya. Karena di awal kita akan dibawa ke aksi si Pelaku yang sangat brutal. Terus ada Reed-Mia masih berusaha kesana kemari untuk menanyai saksi dan mengumpulkan data serta mencari hubungan antara kematian korban pertama dengan korban kedua.

Tapi mendekati tengah-tengah buku, kisah berbalik menjadi hubungan asmara antara Reed-Mia. Keduanya galau merasa gak yakin dengan perasaan masing-masing. Reed masih mencintai istrinya, dan Mia tidak ingin terikat dalam suatu hubungan. Tapi mereka saling membutuhkan di atas ranjang. Lalu saat keduanya sadar bahwa hubungan ini hanya akan saling menyakiti, mereka mulai menjaga jarak.

Konflik tambahan yang (sedikit) membuat aku bosan adalah konflik masa lalu Mia dengan Alm. Ayahnya dan adiknya yang dipenjara. Beth, putri Reed, yang makin beranjak remaja, namun makin sulit di atur. Trus ada konflik dengan wartawan, dan menurut aku konflik yang paling wajar disini adalah dengan wartawan. Karena biasanya mereka menjadi “alat” bagi penyelidik untuk membongkar kejahatan.

Jujur aja, aku bosan ketika harus dihadapkan dengan konflik percintaan dan seks yang terjadi antara Reed-Mia. Gini dech, diluar sana kepala korban di gorok sampai mau putus oleh si Pelaku, nah mereka asik-asik aja nge-seks sambil galau mikirin hubungan mereka.

Satu hal yang paling aku benci dari genre romantic suspense

Kalau romance, ya romance aja. Kalau thriller, ya thriller aja. Jangan disatukan ....

Disini nyawa orang lagi dipertaruhkan, karena menjelang akhir buku ini, ada 10 korban yang dibunuh oleh si Pelaku. Dan Reed-Mia asik nge-seks gitu?

Tapi menjelang akhir buku, fokus kembali kepada si Pelaku saat mereka menemukan titik terang dalam kasus ini. Penyelidikan mereka mengarah ke pusat rehabilitasi anak-anak nakal Hope Center. Hingga makin lama kasus ini makin jelas kemana arahnya. Terkuak juga motif dan pemicu kemarahan si Pelaku. Dan ini keren banget ....

Aku dibuat deg degkan saat proses penangkapan si Pelaku. Bahkan si Pelaku terlalu pintar untuk menghindar dari jebakan yang sudah disiapkan oleh si pelaku. Si Pelaku balik menyiapkan jebakan yang membuat Mia, datang sendiri kepadanya. Mendatangi kematiannya sendiri.

Itulah alasan aku memberikan ranting 3 untuk buku ini. Aku memang menikmati cara penulis membuat kita merasa tercekam oleh aksi si Pelaku kebakaran, tapi penulis juga berhasil membuat aku bosan dengan kisah seks Mia-Reed.

Novel ini aku anjurkan untuk pembaca dewasa, usia 18+. Seperti yang selalu aku ingatkan, untuk selalu bijak memilih buku bacaan. Terutama orang tua ...  

“Hitung sampai sepuluh, dan pergilah ke neraka.”

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam:

G+

2 komentar:

  1. Haha.. sy sebenernya suka kisah thriller sih, tp risih jg klo pake ada bumbu 18+ segala.. Tp penasaran pengen baca buku ini

    Berkunjung juga ya ke blog sy http://bit.ly/ayomaubertanya dan meninggalkan jejak/komentar di sana, agar pada kesempatan lain saya dapat kembali membaca tulisannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha soalnya hubungan romantis di tengah2 thriller gak masuk akal banget.

      Trims sudah berkunjung ^^

      Hapus

Berikan komentarmu disini

 
;