Senin, 15 Februari 2016

[Review Buku] Selamat Malam Kabutku Sayang - I.R. Adi & Ade Anita

Selamat Malam Kabutku Sayang
by I.R. Adi dan Ade Anita
Penerbit Gema Insani Press
Penyunting oleh Arif Anggoro
Cetakan ke-1; 2005; 212 hlm
Rate 3 of 5

Pandangan Anto menerawang ke kejauhan, menembus kabut tipis yang ada di hadapannya. Bayangan Difa menyeruak, utuh dengan kesahajaan dan keanggunannya. Masih seperti tujuh tahun lalu, sebelum sebuah mobil menyambar tubuh Difa untuk mengantarkannya menuju Sang Pencipta, dua minggu menjelang pernikahan mereka. Takdir merenggut kebahagiaannya, namun tidak semangatnya untuk terus menanam kebaikan. Hingga suatu hari keiklasannya berbuah anugrah.

Seandainya Hari Ini, Hari yang Terakhir: berkisah tentang seorang wanita pekerja seks komersial yang di lamar oleh seorang pelanggannya. Awalnya ia menolak, tapi ketika anakknya berkata ingin bersama ibunya saat mereka berada di surga, membuat hati wanita itu gamang.

Janganlah Menangis Evita: Kisah seorang gadis cerdas, yang berpikir kritis tapi terjatuh dalam jerat cinta yang memabukan.

Mencari Cinta Sejati: Kisah seorang gadis yang menyukai idolanya dan berniat menjadi istri ketiganya. Pernikahan ini berlandaskan karena Allah, sampai akhirnya wanita itu tahu sebenarnya siapa laki-laki itu.

Selamat Malam Kabutku Sayang: Kisah seorang pria yang masih mencintai kekasihnya meski 10 tahun berlalu.


Ketika Cinta Menyapa: Kisah seorang gadis yang telah dijodohkan sedari kecil. Gadis tersebut menolak, sampai akhirnya ayahnya jatuh sakit dan mau tidak mau ia harus melaksanakan perjodohan itu.

Kupu-Kupu dan Adelia: Adelia membenci ulat. Meski ulat tersebut berubah menjadi kupu-kupu yang cantik, Adelia tetap membencinya. Sayangnya, Adelia harus menerima bahwa calon pasangan hidupnya sedang mengalami “metamorfosis” dari seekor ulat yang sangat dibencinya.

Setangkai Kasih: kisah sejati sepasang suami istri. Saat istrinya sakit parah, sang suami menungguinya dengan setia. Ketika sang istri mendapat donor ginjal dan kesehatannya pulih, ia harus siap kehilangan sesuatu yang lebih beharga dari sebuah ginjal.

Bantulah Aku untuk Berdiri: seorang pelacur yang berkenalan dengan sepasang suami istri yang membuatnya bertobat. Ia memulai hidup baru dengan bekerja sebagai buruh di negara tetangga. Tapi sayangnya, ia harus kehilangan salah satu dari orang yang telah membimbingnya selama ini.

-selesai-

Susah juga bikin review anatologi cerpen kayak gini. Harus bisa dirangkum tanpa spoiler sama sekali. Rasanya lebih capek daripada nge-review buku biasa haha ....

Nah kali ini, aku baca buku yang bertema cinta tapi berbeda jauh dengan tema cinta yang biasa aku jumpai. Di buku ini, kisah cintanya lebih indah, romantis dan terkesan tulus tanpa ada banyak konflik yang gak perlu. Dari setiap kisah, ada hikmah dan nasihat yang bisa kita petik. Yang artinya ada 9 nasihat yang bisa kita jadikan patokan buat menjalani arti cinta sebenarnya di dunia nyata ini.

Ada yang dibutakan oleh cinta. Ada yang memandang cinta hanya dari fisik. Ada yang namanya cinta sejati. Dan ada juga yang harus mengiklaskan cintanya. Dan masing-masing penulis membuat tokoh utama dalam cerita ini bisa melalui semua itu dengan tabah, meski rasa sakit juga menyertai perjalanan cinta mereka.

Tulisannya enak di baca. Terkesan kaku dan jauh dari bahasa modern. Kalau yang udah terbiasa baca novel romance ala jaman sekarang, aku ragu apa bisa menerima kisah cinta zaman dahulu dan disuguhkan dengan bahasa yang sesuai tata bahasa indonesia yang baik dan benar.

Kekurangannya dalam novel ini adalah, ada di beberapa bagian cerpen yang diksinya terlalu banyak dan terlalu panjang, sehingga mengurangi inti cerita dari cerpen itu sendiri. Ada juga dalam 1 cerpan, penulis menggunakan banyak sudut pandang, maksud aku untuk apa coba. Ini kan cerpen, alias cerita pendek perlukah menggunakan banyak sudut pandang hanya demi mencapai sebuah ending yang sebenarnya bagus, tapi jadi terkesan bertele-tele.

Selebihnya, buku ini keren. Enak banget dibaca pas lagi jenuh dengan bacaan berat. Karena gaya tulisannya yang ringan. Buku ini juga aku rekomendasikan untuk semua usia. Bahkan anak-anak yang belum seharusnya mengenal cinta, bisa banget kalau di ajak baca buku ini sama-sama. Demi mencari makna cinta yang sebenarnya. Anggap saja sebagai pelatihan diri kepada anak dari usia dini mengenai cinta.

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam:



G+

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentarmu disini

 
;