Judul Asli: Crooked
House
Copyright © 1949 Agatha Christie
Limited
Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa by Mareta
Cetakan ke-9; Maret
2009; 272 Hlm
Desain Cover by Satya
Utama Jadi
4 of 5
Keluarga Leonides adalah keluarga
besar yang hidup berkelimpahan di rumah besar di daerah terpandang di pinggiran
kota London. Setelah kematian Aristide Leonides, baru terungkap bahwa salah
satu anggota itu ternyata pembunuh.
“Buku ini salah
satu favortitku. Menulisnya merupakan kenikmatan tersendiri. Dan aku yakin buku
ini salah satu karya terbaikku” ─
Agatha Christie
Charles menyukai Sophia Leonides
yang merupakan cucu seorang jutawan bernama Aristide Leonides. Begitu juga
sebaliknya Shopia. Charles akan meminangnya setelah kepulangannya dari negara
bagian Timur. Di hari kepulangannya ia mendapat kabar bahwa kakek Shopia
meninggal. Charles ikut berduka, tapi duka itu tidak menyembunyikan
keinginannya untuk melamar Shopia. Tapi Shopia menggeleng, ia menolak menerima
tawaran menikah Charles, karena ia ingin menemukan pembunuh kakeknya. Sontak
saja Charles bingung akan pernyataan Shopia, hingga gadis itu menyuruh Charles
untuk menjadi pengamat di rumahnya selagi polisi melakukan investisigasi.
Dengan hati tidak enak, ia pun menuruti permintaan Shopia.
Keluarga kami memang aneh... Banyak anggota kami yang punya sifat kejam. Kekejaman yang berbeda-beda. ─ Hal 38
Sophia takut mengetahui fakta
bahwa pembunuh kakek adalah salah seorang anggota keluarganya. Ketakutannya
bukan hanya sekedar takut, tapi ia yakin sekali pembunuhnya ada di antara
mereka. Charles yang memenuhi permintaan Ayahnya dan Sophia untuk menjadi
pengamat, memulai tugasnya.
Edith de Haviland adalah adik
dari istri pertama Aristide. Setelah kakaknya meninggal ia memiliki kewajiban
untuk mengurus anak-anak adiknya seperti anaknya sendiri. Dengan alasan tidak
jelas, ia membenci Aristide.
Philip Leonides, Ayah Sophia.
Seorang penulis buku yang tidak laku. Pernah suatu hari ia meminta pinjaman
kepada Ayahnya untuk keperluan buku-bukunya, tapi ditolak mentah-mentah oleh
Ayahnya.
Magda Leonides, istri Philip
sekaligus ibunya Sophia. Seorang aktris yang top tapi tidak terkenal. Ia sudah
terbiasa hidup dalam kemewahan, hingga penghasilan suaminya dari buku-buku itu
tidak cukup.
Roger Leonides, kakak Philip.
Bekerja meneruskan usaha Ayahnya. Tapi karena ketidakmampuannya ia malah
membuat usaha tersebut merugi. Orangnya emosional berbeda dengan Philip adiknya
yang pendiam dan kaku.
Clemency Leonides, istri Roger, seorang
peneliti. Wanita yang punya kepribadian kuat tapi sekaligus menakutkan. Terang-terangan
menyatakan bahwa ia tidak menyukai tujuan hidup Aristide.
Brenda Leonides, istri kedua
Aristide. Ia tidak disukai hampir seluruh penghuni rumah. Selain itu gosip yang
terdengar adalah dia menjalin hubungan gelap dengan seorang pengajar yang bekerja di rumah tersebut. Dan ia
tersangka utama dari pembunuhan Aristide.
Laurance Brown, pengajar
anak-anak Philip dan Magda. Di duga melakukan persekongkolan dengan Brenda
untuk membunuh Aristide. Menyangkal memiliki hubungan dengan Brenda, tapi bukti
surat-surat cinta yang ia kirimkan ditemukan oleh Josephine.
Eustace Leonides, adik Sophia.
Anak yang tampan tapi angkuh. Suka mencemooh Laurance karena sifat gugupnya.
Josephine Leonides, adik bungsu
Sophia. Ia memiliki wajah yang buruk seperti kakeknya. Tapi dibalik itu ia
cerdas. Rasa ingin tahunya membuat ia melakukan penyelidikan layaknya detektif,
dan ia mencemooh semua tindakan polisi yang tidak membuahkan hasil apa-apa.
Charles sudah diperingatkan untuk
mengawasi Josephine. Sikapnya yang ingin tahu dan fakta bahwa ia mengetahui
pembunuh serta trik-nya membuat nyawanya terancam bahaya.
“Aku akan menulis semuanya dalam buku catatanku. Lalu kalau polisi-polisi sudah kebingungan, aku akan maju dan berkata, ‘Aku tahu siapa yang melakukannya.’” ─ hal 103
Charles lengah.
“Jaga dia. Mungkin anak itu tahu terlalu banyak hal yang membahayakan keselamatan orang lain.” ─ hal 137
Karena di sore hari, Josephine
terkapar di gudang karena kepalanya dipukul oleh benda tumpul. Tidak sampai
situ saja, percobaan pembunuhan pun terulang lagi ketika susu yang hendak di
minum Josephine mengandung racun.
***
Kalau Agatha mengatakan ini
adalah novel favoritnya, aku rasa paham kenapa beliau mengatakan hal tersebut.
Karena buku ini menawarkan sebuah kasus yang tidak biasa. Banyak misteri
tersimpan, tentang bagaimana Aristide terbunuh, siapa yang menggantinya dan apa
motifnya. Ketiga pertanyaan itu benar-benar memukau pembaca, karena sama sekali
gak mungkin. Bukan hanya itu, fakta yang disajikan tentang pembunuhnya pun
benar-benar luar biasa, gak heran kenapa Agatha menobatkan buku ini karya
terbaiknya.
Alur yang dipakai tentu saja
maju. Agatha hampir tidak pernah menggunakan alur maju-mundur. Sudut pandang yang
digunakan adalah Charles sebagai “Aku.” Membawa kita untuk berpetualang bersama
Charles dan mencoba menjadi detektif sungguhan.
Konflik yang terjadi bukan
sekitar misteri kematian Aristide, tapi tentang surat wasiat yang mendadak
hilang. Lalu ditemukan tapi dalam keadaan tidak ditanda tangani, yang secara
otomatis membingungkan pembagian warisan. Padahal menurut saksi mata, surat
tersebut sudah ditandatangani. Timbul pertanyaan baru, siapa dan apa tujuannya?
Karena surat warisan tersebut menguntungkan semua pihak. Tidak ada yang
dirugikan sama sekali. Dan secara mendadak pula, pengacara mengumumkan bahwa
seluruh warisan jatuh pada Sophia.
Kunci pemecahan masalah ini ada
pada kasus saat pelaku mencoba mencelakai Josephine. Ia meninggalkan jejak
karena kecerbohannya. Tapi sayangnya tidak ada satupun yang menyadarinya. Dan Sophia
juga memberitahu petunjuk yang mengarah ke pelaku secara tidak sadar.
Yupz, inilah alasan aku kenapa
memberi peringkat 4 dari 5. Karena kasus ini diselesaikan dengan cara yang
biasa saja. Mereka mengetahui fakta kasus itu dari catatan Josephine yang
ditemukan. Dan sayangnya ada korban ke-3 dan ke-4 dalam kasus ini. Penyesalan
yang terjadi tidak hanya menyakiti mereka semua, tapi mengetahui pelakunya
itulah yang membuat mereka makin sakit hati.
Secara keseluruhan novel ini
tentu aja berbeda. Tidak ada Miss Marple atau Hercule Poirot yang memecahkan
kasus. Disini lebih menuntut pembaca lah yang mememcahkan kasus dengan bantuan
tokoh utama dalam novel ini. Bagi yang mencoba tergila-gila menjadi detektif,
novel ini cocok sekali untuk memenuhi hasrat terpendam. Siapa tau memang
berbakat dan bisa mengalahkan Mr. Poirot hehe
Akhir kata ...
Selamat Membaca
"Saat pelaku mencoba mencelakai Josephine"
BalasHapusHehe😀
BalasHapus