Senin, 29 Juni 2015

[Review Buku] Buku Catatan Josephine by Agatha Christie



Judul Asli: Crooked House
Copyright © 1949 Agatha Christie Limited
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa by Mareta
Cetakan ke-9; Maret 2009; 272 Hlm
Desain Cover by Satya Utama Jadi
4 of 5

Keluarga Leonides adalah keluarga besar yang hidup berkelimpahan di rumah besar di daerah terpandang di pinggiran kota London. Setelah kematian Aristide Leonides, baru terungkap bahwa salah satu anggota itu ternyata pembunuh.
“Buku ini salah satu favortitku. Menulisnya merupakan kenikmatan tersendiri. Dan aku yakin buku ini salah satu karya terbaikku” Agatha Christie

Charles menyukai Sophia Leonides yang merupakan cucu seorang jutawan bernama Aristide Leonides. Begitu juga sebaliknya Shopia. Charles akan meminangnya setelah kepulangannya dari negara bagian Timur. Di hari kepulangannya ia mendapat kabar bahwa kakek Shopia meninggal. Charles ikut berduka, tapi duka itu tidak menyembunyikan keinginannya untuk melamar Shopia. Tapi Shopia menggeleng, ia menolak menerima tawaran menikah Charles, karena ia ingin menemukan pembunuh kakeknya. Sontak saja Charles bingung akan pernyataan Shopia, hingga gadis itu menyuruh Charles untuk menjadi pengamat di rumahnya selagi polisi melakukan investisigasi. Dengan hati tidak enak, ia pun menuruti permintaan Shopia.


Keluarga kami memang aneh... Banyak anggota kami yang punya sifat kejam. Kekejaman yang berbeda-beda. Hal 38


Sophia takut mengetahui fakta bahwa pembunuh kakek adalah salah seorang anggota keluarganya. Ketakutannya bukan hanya sekedar takut, tapi ia yakin sekali pembunuhnya ada di antara mereka. Charles yang memenuhi permintaan Ayahnya dan Sophia untuk menjadi pengamat, memulai tugasnya.


Edith de Haviland adalah adik dari istri pertama Aristide. Setelah kakaknya meninggal ia memiliki kewajiban untuk mengurus anak-anak adiknya seperti anaknya sendiri. Dengan alasan tidak jelas, ia membenci Aristide.

Philip Leonides, Ayah Sophia. Seorang penulis buku yang tidak laku. Pernah suatu hari ia meminta pinjaman kepada Ayahnya untuk keperluan buku-bukunya, tapi ditolak mentah-mentah oleh Ayahnya.

Magda Leonides, istri Philip sekaligus ibunya Sophia. Seorang aktris yang top tapi tidak terkenal. Ia sudah terbiasa hidup dalam kemewahan, hingga penghasilan suaminya dari buku-buku itu tidak cukup.

Roger Leonides, kakak Philip. Bekerja meneruskan usaha Ayahnya. Tapi karena ketidakmampuannya ia malah membuat usaha tersebut merugi. Orangnya emosional berbeda dengan Philip adiknya yang pendiam dan kaku.

Clemency Leonides, istri Roger, seorang peneliti. Wanita yang punya kepribadian kuat tapi sekaligus menakutkan. Terang-terangan menyatakan bahwa ia tidak menyukai tujuan hidup Aristide.

Brenda Leonides, istri kedua Aristide. Ia tidak disukai hampir seluruh penghuni rumah. Selain itu gosip yang terdengar adalah dia menjalin hubungan gelap dengan seorang pengajar  yang bekerja di rumah tersebut. Dan ia tersangka utama dari pembunuhan Aristide.

Laurance Brown, pengajar anak-anak Philip dan Magda. Di duga melakukan persekongkolan dengan Brenda untuk membunuh Aristide. Menyangkal memiliki hubungan dengan Brenda, tapi bukti surat-surat cinta yang ia kirimkan ditemukan oleh Josephine.

Eustace Leonides, adik Sophia. Anak yang tampan tapi angkuh. Suka mencemooh Laurance karena sifat gugupnya.

Josephine Leonides, adik bungsu Sophia. Ia memiliki wajah yang buruk seperti kakeknya. Tapi dibalik itu ia cerdas. Rasa ingin tahunya membuat ia melakukan penyelidikan layaknya detektif, dan ia mencemooh semua tindakan polisi yang tidak membuahkan hasil apa-apa.

Charles sudah diperingatkan untuk mengawasi Josephine. Sikapnya yang ingin tahu dan fakta bahwa ia mengetahui pembunuh serta trik-nya membuat nyawanya terancam bahaya.


“Aku akan menulis semuanya dalam buku catatanku. Lalu kalau polisi-polisi sudah kebingungan, aku akan maju dan berkata, ‘Aku tahu siapa yang melakukannya.’” hal 103


Charles lengah.


“Jaga dia. Mungkin anak itu tahu terlalu banyak hal yang membahayakan keselamatan orang lain.” hal 137


Karena di sore hari, Josephine terkapar di gudang karena kepalanya dipukul oleh benda tumpul. Tidak sampai situ saja, percobaan pembunuhan pun terulang lagi ketika susu yang hendak di minum Josephine mengandung racun.


***

Kalau Agatha mengatakan ini adalah novel favoritnya, aku rasa paham kenapa beliau mengatakan hal tersebut. Karena buku ini menawarkan sebuah kasus yang tidak biasa. Banyak misteri tersimpan, tentang bagaimana Aristide terbunuh, siapa yang menggantinya dan apa motifnya. Ketiga pertanyaan itu benar-benar memukau pembaca, karena sama sekali gak mungkin. Bukan hanya itu, fakta yang disajikan tentang pembunuhnya pun benar-benar luar biasa, gak heran kenapa Agatha menobatkan buku ini karya terbaiknya.

Alur yang dipakai tentu saja maju. Agatha hampir tidak pernah menggunakan alur maju-mundur. Sudut pandang yang digunakan adalah Charles sebagai “Aku.” Membawa kita untuk berpetualang bersama Charles dan mencoba menjadi detektif sungguhan.

Konflik yang terjadi bukan sekitar misteri kematian Aristide, tapi tentang surat wasiat yang mendadak hilang. Lalu ditemukan tapi dalam keadaan tidak ditanda tangani, yang secara otomatis membingungkan pembagian warisan. Padahal menurut saksi mata, surat tersebut sudah ditandatangani. Timbul pertanyaan baru, siapa dan apa tujuannya? Karena surat warisan tersebut menguntungkan semua pihak. Tidak ada yang dirugikan sama sekali. Dan secara mendadak pula, pengacara mengumumkan bahwa seluruh warisan jatuh pada Sophia.

Kunci pemecahan masalah ini ada pada kasus saat pelaku mencoba mencelakai Josephine. Ia meninggalkan jejak karena kecerbohannya. Tapi sayangnya tidak ada satupun yang menyadarinya. Dan Sophia juga memberitahu petunjuk yang mengarah ke pelaku secara tidak sadar.

Yupz, inilah alasan aku kenapa memberi peringkat 4 dari 5. Karena kasus ini diselesaikan dengan cara yang biasa saja. Mereka mengetahui fakta kasus itu dari catatan Josephine yang ditemukan. Dan sayangnya ada korban ke-3 dan ke-4 dalam kasus ini. Penyesalan yang terjadi tidak hanya menyakiti mereka semua, tapi mengetahui pelakunya itulah yang membuat mereka makin sakit hati.

Secara keseluruhan novel ini tentu aja berbeda. Tidak ada Miss Marple atau Hercule Poirot yang memecahkan kasus. Disini lebih menuntut pembaca lah yang mememcahkan kasus dengan bantuan tokoh utama dalam novel ini. Bagi yang mencoba tergila-gila menjadi detektif, novel ini cocok sekali untuk memenuhi hasrat terpendam. Siapa tau memang berbakat dan bisa mengalahkan Mr. Poirot hehe



Akhir kata ...



Selamat Membaca



G+

2 komentar:

Berikan komentarmu disini

 
;