Minggu, 14 Juni 2015

[Review Buku] Irine Shilling by Ginger Elyse Shelley


Judul: Irine Shilling
by Ginger Elyse Shelley
Penerbit DIVA Press
Editor by Elis Widayanti
Cetakan Pertama; Oktober 2012; 266 Hlm
Desain Cover by Ferdika
Rate 4 of 5


Ya, Irine Shilling, detektif swasta. Dalam hatinya, Raphael setengah menertawakan wanita yang tampak sangat konyol dengan caranya bergaya sok intelijen seperti itu. Tidak tahukah ia, lebih dari separuh penduduk London mentertawakan aksinya? Dan, gayanya yang menggelikan itusanggul balerina dan hat net? Dia pikir dia siapa?
***
Dua tahun sudah Raphael Kingston mengamati sepak terjang gadis itu. Gadis cantik yang cerdas, cekatan, dan tidak kenal basa-basi. Pembunuhan calon mertua Raphael pun mempertemukan keduanya secara langsung. Sejak saat itu, kasus demi kasus pembunuhan mengusik kehidupan tenang Raphael sebagai dokter yang cenderung membosankan menjadi penuh tantangan dengan analisis TKP.
Hingga, Irine menghilang tanpa jejak setelah pertemuan terakhir mereka. Sebuah kasus penculikan! Bersama Inspektur Hamish Miller dari Kepolisian Metropolitan London, Raphael berusaha membongkar kasus penculikan Irine, termasuk kehidupan pribadi gadis itu sendiri yang ternyata menggunakan identitas palsu!
Siapakah sebenarnya Irine Shilling? Berhasilkan Raphael menemukan Irine dan mengungkap misteri yang menyelubungi gadis itu?
Rangkaian teka-teki penuh misteri yang dipadukan dengan suspense tingkat tingginya membuat Anda terus bertahan hingga halaman terakhir. Sebuah kisah detektif yang patut dikoleksi!

Raphael Kingston kesal sekali harus mendengar perjodohannya dengan seorang gadis baik-baik dari keluarga yang jauh lebih kaya daripada keluarga Kingston, yang sebenarnya cukup tergolong kaya raya juga. Raphael tidak mengerti, karena Mr. Stain sendirilah yang menujuk Raphael sebagai calon suami bagi putrinya, Sarah Stain. Dan bagi Mr. dan Mrs Kingston, hal tersebut merupakan kehormatan bagi mereka. Mengingat Mr. Stain sangat pemilih, bahkan dalam memilih rekan kerja atau klien pun ia akan memilah mereka dengan seksama.

Hari H dimana diadakan pertemuan di kediaman Mr. Stain, Raphael, laki-laki berpendidikan tinggi tahu bagaimana harus bersikap di depan Mr. Stain, walau ia tidak menginginkan perjodohan ini. Raphael tidak mengetahui bahwa kedatangannya telah di sambut oleh tes yang hanya diketahui oleh Mr. Stain, dan menurut Mr. stain, Raphael lulus tes tersebut.

Tapi sebelum Mr. Stain sempat mengatakan hal itu kepada Raphael, ia meninggal karena disengat lebah. Semua kacau, semua panik tapi di tengah kekacauan itu Irine Shilling, wanita yang belakangan menjadi berita di koran muncul dengan pakaian pelayan dan mengatakan ia tahu pembunuhnya siapa.


Singkat cerita, kasus terselesaikan dengan baik walau menimbulkan kesedihan di berbagai pihak. Tapi semenjak perkenalan Raphael dengan Irene, ia tidak bisa melupakan gadis itu. Dengan sikap misterius, sosok Irene meninggalkan kesan yang mendalam di hati Raphael.

Ternyata kasus kedua telah menanti mereka saat Irene mengajak Raphael untuk makan siang di restoran cina. Raphael yang belum pernah makan di restoran cina merasa takjub bagaimana semuanya tertata rapi dan makanannya lebih enak daripada buatan koki profesional di rumahnya. Raphael tidak sempat menghabiskan makanannya ketika suara teriakan berasal dari salah satu pengunjung dan jatuh tersungkur. Irene mulai melakukan penyelidikan. Raphael yang sedang malas berpikir hanya mengamati Irene, dan dari situ ia mulai mengubah pandangannya tentang gadis tersebut.

Raphael mengatakan pada Irene bahwa ia bersedia menjadi rekan kerja selama Irene melakukan penyelidikan. Tapi Irene memberi syarat, Raphael harus mengetahui nama asli Irene. Sulit sekali. Karena Irene sama sekali benar-benar tertutup, walaupun ia begitu banyak omong tapi ia berhasil menghindar dari membocorkan identitasnya.

Sampai suatu hari ia menghilang. Raphael yang sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Irene merasa melakukan penyelidikan yang sia-sia. Belum lagi ia mengetahui bahwa pekerjaan sampingan Irene adalah pelacur.

Ia tidak pernah membayangkan apa yang akan dilakukan kedua orang tuanya bila mereka tahu, anak laki-laki mereka jatuh cinta pada pelacur. Raphael tidak mau tahu ....


***


Kali ini aku membaca genre yang agak berbeda dengan biasanya. Campuran antara detektif dan romance yang kental banget di bagian akhirnya. Untuk cerita detektifnya, aku akui top banget. Walaupun kasusnya sederhana, tapi menuntut kita untuk berpikir jernih, soalnya ada petunjuk yang sebenarnya sudah di tebar oleh penulis. Setiap kasus, ada petunjuk. Asal pembaca jeli, aku yakin pasti bisa menebak pelakunya. Eits tapi jangan kira gampang ya, karena penulisnya benar-benar jago menipu kita dengan memberikan kejutan pelaku sebenarnya.

Untuk romance-nya juga dapat banget feelnya. Kisah antara Raphael dan Irene yang terjalin alami karena seringnya mereka terlibat dalam kasus pembunuhan. Disisi lain mereka cocok satu sama lain, Irene yang berpengetahuan luas mampu mengimbangi kepintaran Raphael.

Sebuah kisah cinta romantis yang terbentuk di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Aneh ... seharusnya aneh, tapi justru disini menjadi menarik. Irene yang diceritakan gadis dengan dandanan aneh, topi jaring dengan dandanan casual sangat tidak cocok ia pakai. Tapi ia tetap bertahan dengan pakaian itu. Bayangkan aja Raphael yang berasal dari keluarga kaya raya, terhormat, terpandang dan berpendidikan tinggi bertemu dengan Irene yang blak-blakan.

Aku sebenarnya penasaran kenapa Irene menjadi pelacur, dan di bagian akhir dari buku ini akan dijelaskan. Tapi alasannya akan membuat tercengang, gak bakal nyangka kalau ada gadis yang mampu bertahan dalam posisi Irene. Aku membayangkannya aja sampai merinding dan ikut sedih saat bagian Irene menceritakan masa lalunya.

Untuk gaya bahasanya aku suka, diksi yang di pakai tidak berlebihan dan mampu menjelaskan situasi yang ada.Bagaimana situasi kejadian, bagaimana oleh TKP dan bagaimana kondisi mayat di jelaskan seperlunya saja tapi tetap akurat. Aku rasa karena cerita detektif, penulis sengaja memakai bahasa yang tidak rumit. Dan aku akui memang sangat mudah di mengerti di bagian-bagian kasusnya.

Alur yang dipakai adalah maju dan sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang orang ketiga dimana penulis menempatkan dirinya di luar cerita.

Cerita udah oke. Tulisan juga enak dibaca, romance-nya bagus, apalagi kasusnya, tapi sayangnya tidak ada catatan kaki. Padahal di dalam novel ini banyak bertebar kata-kata asing. Walaupun gak ada catatan kaki, tapi nanti ada dialog yang memberitahukan arti dari kata sulit tersebut kepada pembaca. Hm ... agak gimana gitu rasanya bacanya.

Pas lagi baca nemu kata sulit, eh dua baris selanjutnya rupanya ada penjelasan dari percakapan antara tokoh. Gak terbiasa sich, Cuma penulisnya gak salah juga kan ya. Yang pentingkan pembaca tau artinya. Hehe ... Kayaknya gak usah di permasalahin aja, aku, sebagai pembaca, masih nyaman-nyaman aja ketika membaca buku ini. Cuma mungkin karena belum terbiasa aja kali ya hehe

Ada pelajaran yang berharga yang aku dapat dari kisah cinta Raphael dan Irene. Status mereka yang berbeda, belum lagi Irene adalah pelacur, tidak membuat Raphael memandang rendah Irene. Irene pun berubah total, ia berubah menjadi gadis lembut dan gampang terharu ketika bersama Raphael, seperti kepribadiannya yang dulu luruh dan digantikan oleh Irene yang baru.

Ini membuktikan, cinta bisa menerima dan bisa mengubah segalanya, asal di perlakukan dengan benar. Karena cinta bisa menjadi bumerang bagi pemilik hati ketika ia berubah menjadi emosi yang tidak tertahankan.

Akhir kata ....


Selamat Membaca


G+

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentarmu disini

 
;