Judul: Irine Shilling
by Ginger Elyse
Shelley
Penerbit DIVA Press
Editor by Elis
Widayanti
Cetakan Pertama;
Oktober 2012; 266 Hlm
Desain Cover by
Ferdika
Rate 4 of 5
Ya, Irine Shilling,
detektif swasta. Dalam hatinya, Raphael setengah menertawakan wanita yang
tampak sangat konyol dengan caranya bergaya sok intelijen seperti itu. Tidak
tahukah ia, lebih dari separuh penduduk London mentertawakan aksinya? Dan,
gayanya yang menggelikan itu─sanggul
balerina dan hat net? Dia pikir dia siapa?
***
Dua tahun sudah Raphael Kingston
mengamati sepak terjang gadis itu. Gadis cantik yang cerdas, cekatan, dan tidak
kenal basa-basi. Pembunuhan calon mertua Raphael pun mempertemukan keduanya
secara langsung. Sejak saat itu, kasus demi kasus pembunuhan mengusik kehidupan
tenang Raphael sebagai dokter yang cenderung membosankan menjadi penuh
tantangan dengan analisis TKP.
Hingga, Irine menghilang tanpa jejak
setelah pertemuan terakhir mereka. Sebuah kasus penculikan! Bersama Inspektur
Hamish Miller dari Kepolisian Metropolitan London, Raphael berusaha membongkar
kasus penculikan Irine, termasuk kehidupan pribadi gadis itu sendiri yang
ternyata menggunakan identitas palsu!
Siapakah sebenarnya Irine Shilling?
Berhasilkan Raphael menemukan Irine dan mengungkap misteri yang menyelubungi
gadis itu?
Rangkaian teka-teki penuh misteri
yang dipadukan dengan suspense tingkat tingginya membuat Anda terus bertahan
hingga halaman terakhir. Sebuah kisah detektif yang patut dikoleksi!
Raphael Kingston kesal sekali
harus mendengar perjodohannya dengan seorang gadis baik-baik dari keluarga yang
jauh lebih kaya daripada keluarga Kingston, yang sebenarnya cukup tergolong
kaya raya juga. Raphael tidak mengerti, karena Mr. Stain sendirilah yang
menujuk Raphael sebagai calon suami bagi putrinya, Sarah Stain. Dan bagi Mr.
dan Mrs Kingston, hal tersebut merupakan kehormatan bagi mereka. Mengingat Mr.
Stain sangat pemilih, bahkan dalam memilih rekan kerja atau klien pun ia akan
memilah mereka dengan seksama.
Hari H dimana diadakan pertemuan
di kediaman Mr. Stain, Raphael, laki-laki berpendidikan tinggi tahu bagaimana
harus bersikap di depan Mr. Stain, walau ia tidak menginginkan perjodohan ini. Raphael
tidak mengetahui bahwa kedatangannya telah di sambut oleh tes yang hanya
diketahui oleh Mr. Stain, dan menurut Mr. stain, Raphael lulus tes tersebut.
Tapi sebelum Mr. Stain sempat
mengatakan hal itu kepada Raphael, ia meninggal karena disengat lebah. Semua
kacau, semua panik tapi di tengah kekacauan itu Irine Shilling, wanita yang
belakangan menjadi berita di koran muncul dengan pakaian pelayan dan mengatakan
ia tahu pembunuhnya siapa.
Singkat cerita, kasus
terselesaikan dengan baik walau menimbulkan kesedihan di berbagai pihak. Tapi
semenjak perkenalan Raphael dengan Irene, ia tidak bisa melupakan gadis itu.
Dengan sikap misterius, sosok Irene meninggalkan kesan yang mendalam di hati
Raphael.
Ternyata kasus kedua telah
menanti mereka saat Irene mengajak Raphael untuk makan siang di restoran cina.
Raphael yang belum pernah makan di restoran cina merasa takjub bagaimana
semuanya tertata rapi dan makanannya lebih enak daripada buatan koki
profesional di rumahnya. Raphael tidak sempat menghabiskan makanannya ketika
suara teriakan berasal dari salah satu pengunjung dan jatuh tersungkur. Irene
mulai melakukan penyelidikan. Raphael yang sedang malas berpikir hanya
mengamati Irene, dan dari situ ia mulai mengubah pandangannya tentang gadis
tersebut.
Raphael mengatakan pada Irene
bahwa ia bersedia menjadi rekan kerja selama Irene melakukan penyelidikan. Tapi
Irene memberi syarat, Raphael harus mengetahui nama asli Irene. Sulit sekali.
Karena Irene sama sekali benar-benar tertutup, walaupun ia begitu banyak omong
tapi ia berhasil menghindar dari membocorkan identitasnya.
Sampai suatu hari ia menghilang.
Raphael yang sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Irene merasa melakukan
penyelidikan yang sia-sia. Belum lagi ia mengetahui bahwa pekerjaan sampingan
Irene adalah pelacur.
Ia tidak pernah membayangkan apa
yang akan dilakukan kedua orang tuanya bila mereka tahu, anak laki-laki mereka
jatuh cinta pada pelacur. Raphael tidak mau tahu ....
***
Kali ini aku membaca genre yang
agak berbeda dengan biasanya. Campuran antara detektif dan romance yang kental
banget di bagian akhirnya. Untuk cerita detektifnya, aku akui top banget.
Walaupun kasusnya sederhana, tapi menuntut kita untuk berpikir jernih, soalnya
ada petunjuk yang sebenarnya sudah di tebar oleh penulis. Setiap kasus, ada
petunjuk. Asal pembaca jeli, aku yakin pasti bisa menebak pelakunya. Eits tapi
jangan kira gampang ya, karena penulisnya benar-benar jago menipu kita dengan
memberikan kejutan pelaku sebenarnya.
Untuk romance-nya juga dapat banget
feelnya. Kisah antara Raphael dan Irene yang terjalin alami karena seringnya
mereka terlibat dalam kasus pembunuhan. Disisi lain mereka cocok satu sama
lain, Irene yang berpengetahuan luas mampu mengimbangi kepintaran Raphael.
Sebuah kisah cinta romantis yang
terbentuk di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Aneh ... seharusnya aneh, tapi
justru disini menjadi menarik. Irene yang diceritakan gadis dengan dandanan
aneh, topi jaring dengan dandanan casual sangat tidak cocok ia pakai. Tapi ia
tetap bertahan dengan pakaian itu. Bayangkan aja Raphael yang berasal dari
keluarga kaya raya, terhormat, terpandang dan berpendidikan tinggi bertemu
dengan Irene yang blak-blakan.
Aku sebenarnya penasaran kenapa
Irene menjadi pelacur, dan di bagian akhir dari buku ini akan dijelaskan. Tapi
alasannya akan membuat tercengang, gak bakal nyangka kalau ada gadis yang mampu
bertahan dalam posisi Irene. Aku membayangkannya aja sampai merinding dan ikut
sedih saat bagian Irene menceritakan masa lalunya.
Untuk gaya bahasanya aku suka,
diksi yang di pakai tidak berlebihan dan mampu menjelaskan situasi yang
ada.Bagaimana situasi kejadian, bagaimana oleh TKP dan bagaimana kondisi mayat
di jelaskan seperlunya saja tapi tetap akurat. Aku rasa karena cerita detektif,
penulis sengaja memakai bahasa yang tidak rumit. Dan aku akui memang sangat
mudah di mengerti di bagian-bagian kasusnya.
Alur yang dipakai adalah maju dan
sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang orang ketiga dimana penulis
menempatkan dirinya di luar cerita.
Cerita udah oke. Tulisan juga
enak dibaca, romance-nya bagus, apalagi kasusnya, tapi sayangnya tidak ada
catatan kaki. Padahal di dalam novel ini banyak bertebar kata-kata asing.
Walaupun gak ada catatan kaki, tapi nanti ada dialog yang memberitahukan arti
dari kata sulit tersebut kepada pembaca. Hm ... agak gimana gitu rasanya
bacanya.
Pas lagi baca nemu kata sulit, eh
dua baris selanjutnya rupanya ada penjelasan dari percakapan antara tokoh. Gak
terbiasa sich, Cuma penulisnya gak salah juga kan ya. Yang pentingkan pembaca
tau artinya. Hehe ... Kayaknya gak usah di permasalahin aja, aku, sebagai
pembaca, masih nyaman-nyaman aja ketika membaca buku ini. Cuma mungkin karena
belum terbiasa aja kali ya hehe
Ada pelajaran yang berharga yang
aku dapat dari kisah cinta Raphael dan Irene. Status mereka yang berbeda, belum
lagi Irene adalah pelacur, tidak membuat Raphael memandang rendah Irene. Irene
pun berubah total, ia berubah menjadi gadis lembut dan gampang terharu ketika
bersama Raphael, seperti kepribadiannya yang dulu luruh dan digantikan oleh
Irene yang baru.
Ini membuktikan, cinta bisa
menerima dan bisa mengubah segalanya, asal di perlakukan dengan benar. Karena
cinta bisa menjadi bumerang bagi pemilik hati ketika ia berubah menjadi emosi
yang tidak tertahankan.
Akhir kata ....
Selamat Membaca
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini