Menjadi Anak-Anak Selamanya, Sangat Menyenangkan
Judul: Peter Pan
Judul asli: Peter and Wendy
Penulis: J.M. Barrie
Penerbit: Fantasious
Penyunting: Merry Riansyah
Ilustrator Peter and Wendy: Azisa Noor
Ilustrator Peter Pan in Kensington
Garden: Athur Rackham
Cetakan ke-1; April 2015; 360 hlm
Blurb
“Siapa namamu?”
“Peter Pan.”
“Apa hanya itu?”
“Ya.” Jawab Peter Ketus
“Di mana rumahmu?” Wendy bertanya pada
Peter.
“Belokan kanan kedua.” Kata Peter, “lalu
lurus terus sampai pagi.”
Begitulah jawaban Peter jika kita ingin
tahu mengenai dirinya. Bahkan ketika ditanya tentang umur, dia hanya akan
menjawab, “Aku melarikan diri pada hari kelahiranku.” Lucu sekali, bukan?
Selama ini kau pasti mengira sudah
mengenal Peter Pan? Bocah laki-laki yang takkan bisa dewasa. Yang menjadi
pemimpin gerombolan Anak Hilang? Yang dapat terbang dengan gembira, dan
berteman dengan peri-peri cantik. Coba kaupikirkan lagi baik-baik. Apakah kau
sungguh-sungguh telah mengenal dirinya?
Banyak hal yang tak kau tahu akan terungkap
dalam buku ini. Dari mana asal-usul Peter Pan, bagaimana awalnya dia bisa
terbang, pertemuannya dengan Wendy, Anak-Anak Hilang, serta Kapten Hook. Bahkan
ada cerita tentang Maimie, gadis cantik, cinta pertama Peter.
Siap bertualang? Ay, ay, Kapten!
Sinopsis
Peter
menyelinap masuk ke kamar Wendy melalui jendela yang dibiarkan terbuka.
Bayangan Peter hilang dan bersembunyi di suatu tempat. Saat ia menemukan
bayangannya, bayangan tersebut tidak mau menempel padanya. Ia pun menangis
tersedu hingga membangunkan Wendy.
Wendy
yang melihat Peter menangis, langsung menawarkan bantuannya. Dengan cerdik,
Wendy menjahitkan bayangan tersebut pada Peter. Peter mengagumi kecerdikan
Wendy, dan ia menggunakan trik muslihat untuk memikat Wendy agar mau ikut bersamanya
dan menjadi ibu bagi Anak-Anak Hilang.
Wendy
sangat ingin ikut. Tapi ia ragu meninggalkan rumah orang tuanya. Dan dengan
cerdiknya Peter memperdaya Wendy dengan putri duyung dan bajak laut. Hingga
Wendy dan kedua adik-adiknya ikut terbang bersama Peter Pan.
Review
Pertama
sih aku ragu gimana cara review novel ini tanpa spoiler sama sekali. Karena
baca novel ini sangat mengingatkan aku pada film Peter Pan yang rilis tahun
2003 silam. Kamu yang lahir tahun 90an pasti tahu Peter Pan yang dimainkan sama
Jeremy Sumpter? Dan ayo ngaku, apa kamu jatuh cinta sama si Peter Pan itu?
Kalau aku, iya. Bahkan sampai sekarang, ngelihat foto dia itu bikin
senyam-senyum. Karena sepanjang aku baca novel ini, image Peter yang berandal,
nakal, licik dan pemberani itu sangat cocok sama Jeremy. Walaupun di novel
terbaru ini terpasang foto Levi Miller, si Peter yang baru, kesannya beda. Yang
aku dapat sih, si Levi ini sangat menggambarkan sosok yang pemberani dan
pembangkang (sorot mata Levi di cover itu tajam eugh) kalau nakal dan liciknya
sih nggak dapat. Itu menurut aku ....
Dan
katakan padaku bagaimana aku nggak spoiler ketika cerita ini sudah diketahui
oleh hampir seluruh anak-anak di dunia dengan menonton filmnya?
Ceritanya
sama persis, nggak ada satu pun yang berbeda. Mulai dari cara Peter kenal sama
Wendy hingga bagaimana Wendy berhasil meyakinkan Anak-Anak Hilang untuk ikut
bersamanya, meyakinkan bahwa akan ada orangtua yang menyayangi mereka.
Bedanya
sedikit di endingnya.
Peter
berjanji akan tetap mengunjungi Wendy dan mengajaknya kepermbersihan musim semi
di Neverland. Tapi tahun demi tahun Wendy menunggu, Wendy patah hati, Peter
tidak pernah muncul (ini bikin baper, sumpah gila!!!) saat Peter datang, Wendy
sudah dewasa dan Peter mengingatkan janji Wendy untuk ikut padanya.
Nah
menurut kalian, Wendy bakal ikut nggak ke tempat cinta pertamanya?
Dan
selebihnya persis di film yang tahun 2003.
Oh
jangan lupkan bonus akhir buku Peter Pan, di beri judul “Peter Pan in
Kensington Garden”
Disini,
kita bakal di ajak untuk mengetahui sejarah bagaimana Peter bisa menjadi Peter
yang sekarang, anak yang abadi dan bisa terbang. Bagaimana ia bertemu cinta
pertamanya dan kita bakal di ajak melihat penyebab Peter membenci para ibu.
Itu
nggak adil. Aku seorang ibu dan alasan Peter membenci ibu sangat nggak adil.
Sangat nggak masuk akal. Pokoknya nggak suka sama alasan Peter itu,
Semua
diceritakan melalui sudut pandang J.M Barrie dimana ia berperan sebagai
naratornya. Cara berceritanya agak klasik, seperti membaca tulisan Athur Conan
Doyle. Kesan jadulnya itu terasa sekali. Dan info menarik, J.M Barrie ini teman
dekat Conan Doyle lho haha ... Mungkin kesan jadulnya karena tahun dimana
mereka lahir.
J.M
Barrie itu pintar sekali menggambarkan karakter nakal Peter dan keibuan Wendy
dalam porsi anak-anak. Gini lho, kayak melihat sepasang anak-anak yang sedang
main rumah-rumahan dimana ada ayah dan ibu serta anak-anak mereka. Tapi dalam
konteks beneran nyata.
Pokoknya
kalian wajib punya buku ini. Buat yang lahir tahun 90an bisa jadi obat
nostalgia, dan buat anak-anak jaman sekarang bisa jadi bacaan asik yang nggak
akan kalah menariknya dengan novel fantasy ala-ala jaman sekarang.
Sampai
jumpa di review selanjutnya.
Oh
ya, aku lagi bikin GA untuk penyerahan novel ini ke pembaca selanjutnya.
Cek
postingan setelah ini atau cek IG @ntarienovrizal_ buat info lebih lanjut.
Ada
hadiah bookmark keren dan lucu banget dari aku.
***
Tulisan
ini diikutsertakan dalam:
Well thanks
BalasHapusthanks pak
BalasHapus