Rabu, 19 April 2017

Review Buku: Peter Pan - J.M. Barrie

Menjadi Anak-Anak Selamanya, Sangat Menyenangkan



Judul: Peter Pan
Judul asli: Peter and Wendy
Penulis: J.M. Barrie
Penerbit: Fantasious
Penyunting: Merry Riansyah
Ilustrator Peter and Wendy: Azisa Noor
Ilustrator Peter Pan in Kensington Garden: Athur Rackham
Cetakan ke-1; April 2015; 360 hlm


Blurb
“Siapa namamu?”

“Peter Pan.”

“Apa hanya itu?”

“Ya.” Jawab Peter Ketus

“Di mana rumahmu?” Wendy bertanya pada Peter.

“Belokan kanan kedua.” Kata Peter, “lalu lurus terus sampai pagi.”

Begitulah jawaban Peter jika kita ingin tahu mengenai dirinya. Bahkan ketika ditanya tentang umur, dia hanya akan menjawab, “Aku melarikan diri pada hari kelahiranku.” Lucu sekali, bukan?

Selama ini kau pasti mengira sudah mengenal Peter Pan? Bocah laki-laki yang takkan bisa dewasa. Yang menjadi pemimpin gerombolan Anak Hilang? Yang dapat terbang dengan gembira, dan berteman dengan peri-peri cantik. Coba kaupikirkan lagi baik-baik. Apakah kau sungguh-sungguh telah mengenal dirinya?

Banyak hal yang tak kau tahu akan terungkap dalam buku ini. Dari mana asal-usul Peter Pan, bagaimana awalnya dia bisa terbang, pertemuannya dengan Wendy, Anak-Anak Hilang, serta Kapten Hook. Bahkan ada cerita tentang Maimie, gadis cantik, cinta pertama Peter.

Siap bertualang? Ay, ay, Kapten!



Sinopsis

Peter menyelinap masuk ke kamar Wendy melalui jendela yang dibiarkan terbuka. Bayangan Peter hilang dan bersembunyi di suatu tempat. Saat ia menemukan bayangannya, bayangan tersebut tidak mau menempel padanya. Ia pun menangis tersedu hingga membangunkan Wendy.

Wendy yang melihat Peter menangis, langsung menawarkan bantuannya. Dengan cerdik, Wendy menjahitkan bayangan tersebut pada Peter. Peter mengagumi kecerdikan Wendy, dan ia menggunakan trik muslihat untuk memikat Wendy agar mau ikut bersamanya dan menjadi ibu bagi Anak-Anak Hilang.

Wendy sangat ingin ikut. Tapi ia ragu meninggalkan rumah orang tuanya. Dan dengan cerdiknya Peter memperdaya Wendy dengan putri duyung dan bajak laut. Hingga Wendy dan kedua adik-adiknya ikut terbang bersama Peter Pan.



Review
Pertama sih aku ragu gimana cara review novel ini tanpa spoiler sama sekali. Karena baca novel ini sangat mengingatkan aku pada film Peter Pan yang rilis tahun 2003 silam. Kamu yang lahir tahun 90an pasti tahu Peter Pan yang dimainkan sama Jeremy Sumpter? Dan ayo ngaku, apa kamu jatuh cinta sama si Peter Pan itu? Kalau aku, iya. Bahkan sampai sekarang, ngelihat foto dia itu bikin senyam-senyum. Karena sepanjang aku baca novel ini, image Peter yang berandal, nakal, licik dan pemberani itu sangat cocok sama Jeremy. Walaupun di novel terbaru ini terpasang foto Levi Miller, si Peter yang baru, kesannya beda. Yang aku dapat sih, si Levi ini sangat menggambarkan sosok yang pemberani dan pembangkang (sorot mata Levi di cover itu tajam eugh) kalau nakal dan liciknya sih nggak dapat. Itu menurut aku ....

Dan katakan padaku bagaimana aku nggak spoiler ketika cerita ini sudah diketahui oleh hampir seluruh anak-anak di dunia dengan menonton filmnya?

Ceritanya sama persis, nggak ada satu pun yang berbeda. Mulai dari cara Peter kenal sama Wendy hingga bagaimana Wendy berhasil meyakinkan Anak-Anak Hilang untuk ikut bersamanya, meyakinkan bahwa akan ada orangtua yang menyayangi mereka.

Bedanya sedikit di endingnya.

Peter berjanji akan tetap mengunjungi Wendy dan mengajaknya kepermbersihan musim semi di Neverland. Tapi tahun demi tahun Wendy menunggu, Wendy patah hati, Peter tidak pernah muncul (ini bikin baper, sumpah gila!!!) saat Peter datang, Wendy sudah dewasa dan Peter mengingatkan janji Wendy untuk ikut padanya.

Nah menurut kalian, Wendy bakal ikut nggak ke tempat cinta pertamanya?

Dan selebihnya persis di film yang tahun 2003.

Oh jangan lupkan bonus akhir buku Peter Pan, di beri judul “Peter Pan in Kensington Garden”

Disini, kita bakal di ajak untuk mengetahui sejarah bagaimana Peter bisa menjadi Peter yang sekarang, anak yang abadi dan bisa terbang. Bagaimana ia bertemu cinta pertamanya dan kita bakal di ajak melihat penyebab Peter membenci para ibu.

Itu nggak adil. Aku seorang ibu dan alasan Peter membenci ibu sangat nggak adil. Sangat nggak masuk akal. Pokoknya nggak suka sama alasan Peter itu,

Semua diceritakan melalui sudut pandang J.M Barrie dimana ia berperan sebagai naratornya. Cara berceritanya agak klasik, seperti membaca tulisan Athur Conan Doyle. Kesan jadulnya itu terasa sekali. Dan info menarik, J.M Barrie ini teman dekat Conan Doyle lho haha ... Mungkin kesan jadulnya karena tahun dimana mereka lahir.

J.M Barrie itu pintar sekali menggambarkan karakter nakal Peter dan keibuan Wendy dalam porsi anak-anak. Gini lho, kayak melihat sepasang anak-anak yang sedang main rumah-rumahan dimana ada ayah dan ibu serta anak-anak mereka. Tapi dalam konteks beneran nyata.

Pokoknya kalian wajib punya buku ini. Buat yang lahir tahun 90an bisa jadi obat nostalgia, dan buat anak-anak jaman sekarang bisa jadi bacaan asik yang nggak akan kalah menariknya dengan novel fantasy ala-ala jaman sekarang.

Sampai jumpa di review selanjutnya.

Oh ya, aku lagi bikin GA untuk penyerahan novel ini ke pembaca selanjutnya.

Cek postingan setelah ini atau cek IG @ntarienovrizal_ buat info lebih lanjut.

Ada hadiah bookmark keren dan lucu banget dari aku.

***
Tulisan ini diikutsertakan dalam:

G+

2 komentar:

Berikan komentarmu disini

 
;