Judul:
Fantasteen – Anonymous Letter
Penulis:
Salsadzwana
Penerbit:
Dar!Mizan
Tahun
Terbit: April 2015
Tebal: 180
halaman
Format:
eBook via iJak
SPOILER
PARAH!!!
Blurb:
Kapan terakhir kali kamu menerima surat?
Kebanyakan surat tidak lagi datang dalam kotak surat. Sebagian surat kita baca
dan balas sepintas. Sebagian lainnya kita biarkan tidak terbaca.
Ada surat yang sampai dirumah setiap
bulan. isisnya sejumlah angka dan sederet perhitungan yang kerap membuat wajah
orangtuamu cemberut. Kalau sudah begitu, kamu tahu ini bukan saatnya minta uang
jajan.
Aku berharap kamu masih menerima surat
yang ditulis dengan tangan. Amplop membungkus lembaran perasaan sayang pengirim
surat itu rapat-rapat. hatimu melonjak karena tahu surat itu tertuju padamu
seorang. Kamu mengendus-endusnya walaupun kertas surat itu tidak wangi.
Namun ada juga surat yang ditulis dengan
tinta darah. Entah siapa pengirimnya. Namun jelas bahwa dia ingin menghujani
hidupmu dengan ancaman. Ketika kata-kata keji mulai jadi kenyataan, kamu hanya
bisa menutup mata sambil bertanya, "Ke mana kaki mesti berlari?"
Sinopsis:
Kyle adalah seorang remaja SMP
yang mendadak saja diteror oleh surat kaleng. Bermula dari diserempet mobil
hingga dikirimkannya boneka rusak yang dibalur darah.
Kyle bingung siapa yang begitu
memusuhinya hingga menginginkan kematiannya. Dan saat ia berniat mencari tahu,
ia harus menerima ganjarannya.
Review:
Aku pengen nganggap cerita ini
wajar karena ditulis oleh anak SMP. Yup, Salsadzawana ini adalah murid SMP.
Tapi ngelihat prestasi dia di dunia literasi, karya ini sangat nggak mendapat
respon bagus dari aku. Banyak hal yang terlalu dipaksakan dalam novel ini.
Terlalu banyak fakta yang kebetulan untuk mendukung cerita yang telah dibuat.
Terlalu banyak adegan nggak cocok satu sama lain. Dan yah jujur, aku nggak
begitu suka sama novel ini. Padahal misteri adalah “makanan” utama aku.
Pertama-tama cerita dibuka dengan
wajar. Alur yang oke, dan—walaupun adegannya terlalu berlebihan untuk anak SMP,
semuanya masih masuk akal. Kyle diteror, dikirim boneka dengan darah-darah dan
sampai diganggu ketika di sekolah. Meski aku nggak tahu alasan kenapa Kyle
nggak lapor ke orangtuanya, atau orangtuanya Kyle nggak respon layaknya
orangtua manapun. Alias Cuma heran (yah Cuma heran).
Kamu!! Coba bayangin punya adek
atau anak, yang terima surat + paket dengan boneka rusak plus darah-darah, asli
pula darahnya. Bakal lapor polisi nggak?
Udah nggk usah jawab. Cukup diri
kamu sendiri aja yang cukup tahu.
Well, aku nggak permasalahin.
Tapi adegan selanjutnya, ketika
Kyle sudah melihat pembunuhan di perkemahan bareng Yuka, dia masih nekat mau
nyelidiki orang misterius itu. Berbekal kartu nama yang nggak sengaja di
jatuhkan (penjahat yang ceroboh) Yuka dan Kyle mulai menyelidiki rumah. Dan
yah, mereka ketangkap (Aku nggak bakal salahin yang nangkap)
Catatan Penting: Mulai
sekarang, ajarkan anak-anak atau adik kamu untuk segera ngelapor kalau ada yang
aneh-aneh.
Adegan berlanjut Kyle diculik. Si
penculik alias si peneror itu ngejelasin alasannya.
Aku tarik nafas dulu...
Nggak masuk akal, sumpah!!
Apa hubungannya, antara neror
Kyle dengan dendam sama ayahnya Kyle?
Trus setelah Kyle di culik, Kyle
di jual. Di jualnya sama orang komplek situ juga. Dan ternyata si Jack—nama
peneror— adalah penculik. Kurang kerjaan kan ada penculik yang neror korbannya
kemana mereka pergi. Karena yang diculik bukan 1 orang aja. Lumayan rame.
Yah Kyle kabur, dibantu sama
pembantu rumah itu. Dan larinya ke rumah Yuka. Karena ortu Kyle udah pindah
karena ibunya mendadak stress dan udah ngebunuh adiknya, Kiona.
Ini penculikannya pun nggak
terjadi dalam waktu lama kok. Cuma beberapa hari aja. Masa iya nggak melibatkan
polisi dan anehnya lagi, ada hantu yang terlibat dalam cerita ini.
Mulai ada tokoh tambahan ditengah
cerita untuk mendukung keanehan hantu tersebut.
Dan bla bla bla ...
Yah, intinya aku nggak
memfavoritkan cerita ini
Sampai jumpa di review
selanjutnya
____
Tulisan ini diikutsertakan dalam:
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini