Judul:
Zombie Aedes
Penulis:
Satria Satire
Penerbit: PT
Elex Media Komputindo
ISBN: 978 –
602 – 02 – 5687 – 0
Tebal: 388
halaman
eBook via
iJak
Blurb
Suatu wabah misterius melanda seisi
dunia, termasuk Indonesia. Wabah ini diduga dibawa oleh nyamuk-nyamuk mutan
berukuran besar. Orang-orang sakit bergelimpangan di banyak tempat hingga
ditetapkanlah Status Darurat Negara. Lalu suatu keanehan pun terjadi, mereka
yang terkapar kini malah bangkit, menjelma menjadi makhluk ganas. Mereka
memangsa manusia.
Beberapa masih bertahan hidup,
bertaruh nyawa mengawal seorang profesor yang tahu cara membuat antivirus. Misi
penyelamatan membuat mereka berpencar dan mendapati kalau Istana Merdeka dan
Keraton Yogyakarta kini tak lagi sama seperti dulu. Apa pun yang terjadi mereka
berharap bisa berkumpul di Monas, tempat mereka berusaha membangun kembali
peradaban.
Sinopsis
Banyak orang kebingungan, ketika di tempat
mereka bekerja muncul kejadian aneh. Saat manusia-manusia yang mereka yakini
‘sakit’ menyerang manusia lain, bahkan beberapa mengoyak mangsanya seperti
hewan memakan daging. Kepanikan terjadi. Beberapa di antara mereka yang cepat
bergerak, mencari tempat perlindungan.
Enam bulan setelah Status Gawat Darurat di
turunkan, mereka yang selamat sudah kekurangan pasokan makanan. Bermodal nekat
dan senjata seadanya serta perkiraan mereka tentang tingkah laku manusia yang
terinfeksi, membuat mereka yakin bisa mengatasinya. Mereka hanya berharap akan
menemukan manusia lain di luar sana. Betapa mengejutkannya ketika yang mereka
jumpai adalah puluhan, bahkan ratusan manusia terinfeksi berjalan-jalan di
tengah kota mencari mangsa.
Ketika harapan itu timbul, mereka dihadapkan
pada satu masalah. Mereka harus berpencar, dan rela kehilangan sahabat demi
sebuah misi yang mereka yakini akan menyembuhkan dunia.
Berhasilkah mereka?
Review
Nggak nyangka aku bakal setegang ini baca
novel zombie dengan “rasa” Indonesia yang khas. Aku memang pecinta film zombie,
bahkan beberapa film zombie kacangan pun nggak luput dari tontonan wajib aku.
Aku juga tidak melewatkan series Walking Dead hingga season 5, season 6 enggak
nonton karena masa berlangganan HBO-nya habis hehe. Komiknya juga nggak
ketinggalan aku baca. Jadi pas baca novel ini, aku rasanya menemukan bahwa ini
cerita Zombie yang masuk dalam favorit
aku.
Plot-nya nggak jauh beda dengan beberapa film
Zombie pada umumnya. Tapi aku mengambil kesan paling dekat, plot-nya lebih
mirip ke Walking Dead. Terus misi penyelamatannya agak mirip Resident Evil.
Ada dua bagian dalam novel ini
Bagian satu: isinya perkenalan beberapa tokoh
yang nantinya akan menjadi tokoh utama hingga akhir cerita. Latar belakang
mereka serta bagaimana awalnya mereka menerima serangan mendadak dari manusia
terinfeksi tersebut. Lalu setelah enam bulan status gawat darurat, mereka
bertemu dan mempunyai misi menyelamatkan Prof. Emil yang terjebak di Depkes.
Bagian dua: mereka membuat rencana. Ada
harapan bahwa Prof. Emil mampu membuat antivirus asalkan memiliki sample asli
obat nyamuk Retron yang menjadi akar masalah ini semua. Masalahnya sample asli
tersebut berbeda dengan sample yang ada di BPOM. Sehingga mereka harus
menyusuri kota Bandung untuk mengambil sample asli di pusat penelitian Amerika
yang ada di Indonsia. Sayangnya mereka harus berpencar. Satu tim mengambil PLTS
dan tim satu lagi menemani Prof. Emil mengambil beberapa peralatan canggih
serta data-data penelitian di Singapura.
Bagian satu dan kedua ini sama-sama seru.
Berbeda dengan film-film barat yang sering menampilkan konflik perbedaan
pendapat antara anggota, bahkan bisa saling bunuh, di novel ini lebih menitik beratkan pada
konflik ketika mereka harus berhadapan dengan manusia terinfeksi, lalu memilih
di antara mereka yang masih bisa disembuhkan dan yang mana tidak, lalu amunisi mereka
yang terbatas juga persediaan bahan makanan mereka yang makin menipis. Aku suka
sih, di sini ditekankan bahwa kerjasama tim itu penting. Percekcokan tidak ada
gunanya di saat mereka sama-sama merasa terancam bahaya.
Aku suka sekali cara penulis menyampaikan
gambaran ketegangan yang berlangsung. Pokoknya ikut deg deg kan dibuat sama
kisah ini. Mulai dari pertengkaran dengan anak-anak punk yang ingin merebut
wilayah serta menghadapi kematian teman-teman mereka. Penjelasan ilmiah kenapa
Zombie-zombie ini tercipta pun masuk akal. Mengingatkan aku sama film zombie
lawas yang kurang aku sukai padahal temanya cukup bagus. Judulnya, House of the Dead 2
Ada satu tokoh di sini yang mengingatkan aku
sama film komedi zombie, yang mainnya Emma Stone, kalau nggak salah nie ya,
judulnya Zombieland (pernah dengar
nggak?) Kalau disini ada cowok yang doyan banget Beng Beng, dan di film si Zombieland, si tokoh cowok doyan makan
kue bewarna pink. Padahal nggak cocok sama bodynya yang gede hehe
Cuma satu hal yang pengen aku protes di sini.
Cewek yang selamat dalam kisah ini ada dua
orang. Kenapa mereka nggak kebagian jatah ikut bertempur? Mereka seolah-olah
Cuma berlindung di balik punggung laki-laki yang mendampingi mereka. Padahal di
film-film, meskipun cewek, mereka tetap punya pengaruh penting. Bukan hanya
sebagai “alat” penerus generasi. Aku suka cewek yang ikut bertempur.
Ah nggak sabar baca buku keduanya. Kira-kira
ada di iJak nggak ya hehe ... cari gratisan mulu XD
Tapi aku nggak keberatan juga buat beli buku
ini. Hitung-hitung ngoleksi buku bagus karya penulis lokal. Bisa jadi motivasi
buat nulis.
Buat kamu yang suka zombie, coba baca ini.
Atau suka aksi-aski yang membangkitkan adrenalin, aku rasa cocok juga.
Rekomendasikan sekali pokoknya
Sampai jumpa di review selanjutnya ^^
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam:
Proyek
Baca Buku Perpustakaan 2017
Read &
Review Challenge 2017 – Kategori Thriller and Crime Fiction
makasih reviewnya
BalasHapusnovelnya emang seru abis. bikin deg-degan dan nggak mau berhenti baca ampe bagian akhir. nagih banget.
BalasHapusdan pas baca review ini, jadi kembali inget sama Rudi si Beng-Beng boy. nyiahahaha :v