Judul: Demi Esok Lusa
Judul Asli: The Day Afer Tomorrow
Penulis: Allan Folsom
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Alih bahasa: Hendarto Setiadi
Cetakan ke-2; Juni 1995; 949 halaman
ISBN: 979 – 605 – 212 – 1
Blurb
Sekaranglah saatnya. Di Paris,
seorang ahli bedah Amerika bernama Paul Osborn melihat pria pembunuh ayahnya
tiga puluh tahun yang lalu.
Di London, seorang detektif terkenal
dari Los Angeles ditugaskan Interpol untuk menyelidiku serangkaian pembunuhan
yang korban-korbannya mati terpenggal.
Di Jenewa, seorang calon dokter
spesialis yang cantik terlibat kisah cinta yang akan mengubah hidupnya
selamanya.
Di New Mexico, seorang ahli terapi
diminta menemani pasien istimewa ke Swiss.
Dan di Jerman, sekelompok
industrialis bersiap-siap menyambut suatu perayaan bersejarah.
Di tempat-tempat terpisah, dalam
peristiwa-peristiwa yang seakan tidak berkaitan, Allan Folsom menjalin kisah
ini sedemikian rupa, mengajak pembacanya mengikuti langkah Paul Osborn melintasi
benua Eropa, mencari jejak sang pembunuh yang akhirnya menuntunnya menguak
rahasia sebuah kelompok yang benar-benar mencengangkan.
Sinopsis
Bermula
dari pertemuan yang tidak disengaja
antara Osborn dan pembunuh ayahnya tiga puluh tahun lalu. Pembunuhan
yang membuat Osborn selalu dihantui masa lalu yang kelam karena kehilangan ayah
yang sangat ia puja. Kehilangan ayahnya juga membuat kehidupan sempurna Osborn
berantakan. Ia menjadi pendiam, tertutup tapi sekaligus berbakat hingga ia
menjadi dokter bedah ternama di Amerika.
Pertemuan
itu membangkitkan kemarahan, dendam dan kilasan-kilasan detik demi detik saat
ayahnya merenggang nyawa. Dengan sembrono, Osbron menyerang laki-laki itu dan
laki-laki itu pun menghilang di jalanan Paris. Akibatnya Osbron ditahan oleh
polisi Paris dan pasportnya ditahan sampai Osborn berniat kembali ke Amerika.
Osborn
memanfaatkan waktu beberapa hari tersebut untuk menyewa detektif. Mencari tahu
tentang laki-laki yang diketahui bernama Albert. Osborn sadar, ia hanyalah
seorang dokter biasa. Ia tidak terlibat dengan kekerasan sebelumnya. Tapi ia
harus membalas dendam pada pembunuh ayahnya. Sehingga Osborn mengatur rencana
cerdik untuk membunuh laki-laki tersebut.
Di
sisi lain, Mcvey disibukan oleh kasus-kasus kepala tanpa tubuh dan tubuh tanpa
kepala. Forensik menyatakan pembedahan serapi itu hanya bisa dilakukan oleh
dokter bedah ternama. Mcvey diterbangkan ke Paris, untuk menangani kasus yang
serupa. Sampai akhirnya sebuah kasus mengerikan masuk media massa. Seorang pria
dibantai dengan sadis sebelum akhirnya dibunuh. Dan pria tersebut adalah
detektif yang disewa oleh Osborn
Mcvey
mengalihkan perhatian pada Osborn.
Tidak
bisa dipungkiri, dimana Osborn berpijak, mayat pun berjatuhan ...
Review
Pyuh
.... gila baca buku ini. Hampir 1000 halaman dan isinya berat sekali euy.
Isinya
menarik. Beneran ... ini semacam nonton film aksi yang tokohnya melompat dari
satu sisi ke sisi lain. Kalau diibaratkan film seperti Eagle Eyes. Bedanya Osborn di tuntun oleh petunjuk-petunjuk yang
ada ditemani oleh detektif kawakan bernama Mcvey. Dan mereka bertandang dari
satu negara ke negara lain dengan nyawa sebagai taruhannya.
Aku
bilang isinya berat, bukan artinya isinya adalah kata-kata ilmiah. Novel ini
tetap pada fokusnya sebagai novel aksi, tapi yang bikin berat adalah konflik
dan rumitnya kasus yang terjadi dalam novel ini. Bukan sembarang kasus
pembunuhan, tapi kasus ini terkait dengan organisai rahasia Partai Nazi yang
beranggotakan tokoh bisnis Jerman yang sangat kaya raya dan berkuasa,baik di
dalam maupun luar negeri. Sehingga kasus ini tetap misterius. Pembunuhan
terjadi dimana-mana untuk menutupi “proyek ilmiah” yang sedang mereka kerjakan.
Yah,
proyek ilmiah yang mereka kerjakan benar-benar bikin merinding. Aku sampai
ngilu ngebayanginnya gimana cara mereka ngerjainnya dan proses yang harus
dilalui untuk mendapatkan hasilnya semua. Paling mengejutkan adalah tujuan
akhir dari proyek ilmiah itu, mereka ingin membangkitkan era Nazi di bawah
pimpinan Adolf Hittler. Caranya ya Cuma mereka yang tahu ... dan mereka yang
tahu dibungkam.
Buku
ini memang hampir mencapai 1000 halaman, tapi isinya benar-benar fokus sama apa
yang terjadi. Misalnya pembururan Osborn, ketika Osborn hendak diburu pembunuh
bayaran, kisah cinta Osborn yang lagi-lagi tersandung sama kasus ini, belum
lagi petualangan Osborn mengikuti jejak petunjuk “kenapa ayahnya dibunuh?”
membawa Osborn harus mengetahui alasan menyakitkan kenapa ayahnya harus mati
ditangan Albert.
Satu
lagi yang paling-paling aku suka dari novel ini adalah, Penulisnya membawa
pembaca untuk beranalisis ria. Salah satu kenapa buku ini begitu tebal.
Misalnya
gini, ada satu adegan dimana Osborn sedang merencanakan pembunuhan Albert. Nah
di bagian ini, penulis menggunakan sudut pandang isi pikiran Osborn. Diuraikan
kemungkinan-kemungkinan jika seandainya gagal, apa yang harus Osborn lakukan.
Lalu jika Osborn melakukan hal ini, maka ini yang terjadi. Tapi jika ia
melakukan hal itu, bisa jadi rencananya gagal.
Analisis-analisis
seperti itulah yang membuat aku juga ikut berpikir bersama sang tokoh. Makanya
aku bilang berat ...
Itu
belum seberapa, ketika tokoh detektif Mcvey masuk, makin banyak bagian-bagian
yang mewajibkan pembaca ikut berpikir. Kalau diibaratkan film, seperti nonton
film 3D ^^ seru pokoknya ....
Novel
aksi tanpa emosi itu pasti hambar.
Ya,
banyaknya pembunuhan orang-orang tidak berdosa untuk menutupi proyek ilmiah
tersebut bikin aku geram. Segitu pentingkah proyek tersebut hingga nyawa mereka
dibuat seolah-olah hanya boneka pajangan yang bisa dibuang, ditendang dan
dibakar. Ada lagi bagian-bagian ketika penyerbuan, beberapa polisi yang sudah mulai
akrab dengan Osborn dan teman Mcvey di Kepolisian harus merenggang nyawa.
Dikhianati oleh orang yang mereka percayai. Dikhianati hanya demi sebuah
informasi. Pokoknya emosi dipermainkan.
Ending.
Nah
ini. Bisa dibilang klise tapi nggak bisa dibilang biasa juga.
Banyak
kejutan tidak terduga. Mulai dari aksi pemusnahan besar-besaran dan tokoh-tokoh
misterius yang seolah bangkit entah darimana menjadi tontonan seluruh penguasa.
Awalnya
sih aku ngira sempat gantung. Osborn belum dapat jawaban apa-apa kenapa ayahnya
juga harus dibunuh.
Tapi
....
Teka-tekinya
terkuak di ending.
Paling
merinding adalah baris akhir dari ending novel ini.
SUMPAH!!!
Gila lu ....
Bagusnya
sih tindakan yang diambil oleh salah satu dari mereka udah benar.
Kenapa
benar?
Baca
sendiri ^^
Banyak
dari novel ini yang mau aku ceritakan. Tapi aku cukupkan pada inti-intinya aja.
secara keseluruhan, novel ini asik sekali buat dibaca. Asik buat kepala puyeng
haha
Iya
serius. Puyeng bacanya tapi terasa nikmat ketika membuka lembar per lembar dan
mencapai ending.
Buat
yang suka aksi, aku rasa ini cocok. Meski sci-fi nya nggak terlalu kentara tapi
petualangan yang disajikan cukup memicu adrenalin.
Sampai
jumpa di review selanjutnya ^^
***
Tulisan
ini diikutserkan dalam:
Read & Review
Challenge 2017 – Kategori Brick Books
wuih bagus kayaknya. settingnya ok n judulnya kirain romantis gitu, ternyata action. eagle eye bagus tuh filmnya, jadi kebayanglah cerita novelnya dikit2 :)
BalasHapusBagus kak .. cuma tebalnya bikin pusing hehe
Hapussaya kira ini dari movie the day after tomorrow
BalasHapusklasemen moto gp
Keren Review nya, dan Saya sangat sependapat...
BalasHapusSayang sekali, bertahun² menunggu, film nya gak pernah dibuat.