Judul: Bukan Cinderella
Penulis: Ifa Avianty
Penerbit: Noura Books (PT Mizan Publika)
Penyunting: Endah Sulwesi
Cetakan ke-1; 2015
Pages 320 halaman
ISBN: 978 – 602 – 1606 – 87 – 2
Blurb
Andra menikahi Laili, gadis pilihan
ibunya. Pernikahan yang diyakini Andra tanpa dasar cinta dan sebagai wujud
bakti kepada orangtua sedangkan Laili telah jatuh kedalam pesonanya Andra.
Pernikahan mereka terlihat baik-baik
saja, tapi tidak dengan Laili yang sering memendam perasaannya dan Andra yang
terkadang cuek, semauanya sendiri dan tak bisa ditebak membuat mereka sering
salah paha dan menerka-nerka.
Andra yang berusaha menjadi suami
yang baik berharap dapat menumbuhkan cinta dihubungan mereka tanpa menyadari
cinta telah lama muncul meski malu-malu. Ketika cinta perlahan menampakan
dirinya, penyusup hadir untuk menggoyahkan rasa yang mulai dimiliki Andra dalam
sebuah cinta masa lalu yang sulit dilepaskan.
Sinopsis
Lalili,
seorang gadis yatim piatu yang berjualan kue untuk membiayai sekolah adiknya,
Yusuf. Sedangkan Andra adalah teman dekat Yusuf dari kecil. Kedekatankan itu
pula yang membuat Ibu Andra telah mengenal baik Laili. Bertekad menjadikan
Laili sebagai menantu keluarganya.
Andra
tidak menolak. Toh dia besar didampingi Yusuf yang selalu bergantung pada
kakaknya Laili, sehingga sosok Laili bukan gadis asing baginya. Ia percaya pada
pilihan ibunya dan juga pada Laili.
Pernikahan
pun terjadi. Nyatanya ada jarak yang begitu lebar di antara mereka hingga
mereka sama sekali tidak melakukan malam pertama seperti kebanyakan pengantin. Ada
janji dan ada rasa ingin dicintai yang bersemayam di dalam lubuk hati
masing-masing, hingga tidak pernah ada komunikasi suami-istri di antara mereka.
Lalu
bagaimanakah Laili bertahan menghadapi laki-laki yang ia yakini tidak akan
pernah mencintainya sebagai istri?
Review
Bukan
Cinderella (BC) memang nggak semirip dongeng klasik terkena itu, Cuma
kemiripannya adalah Laili gadis tidak mampu. Menikahi berondong tajir, anak
tunggal pula, menjadi berkah serta titik balik kehidupan Laili. Awalnya
melarat, makan aja susah, kini tersedia ART yang siap melayani Laili.
BC
ini menurut aku bagus. Alurnya maju-mundurnya lumayan oke, terus karakternya
konyol (jangan tertipu sifat-sifat kalem dan pendiam mereka haha) dan
konfliknya rada sedikit drama sinetron sih, hanya saja Kak Ifa berhasil
membawakannya dengan baik hingga ending, sehingga aku nggak ngecap ‘lebay’.
Mulai
dari kedetakan Laili – Andra. Aku yakin sih sebenarnya mereka ini udah ada
getaran-getaran suka, apalagi Andra sering sekali main ke rumah Yusuf dan
sering ketemu Laili yang notabene-nya emang nggak kerja dan nggak kuliah.
Karena cari uang dari rumah. Mungkin karena gengsi atau karena ngerasa nggak
enak karena itu kakak temannya, jadinya Andra diam aja. Jadi pas mereka udah
nikah dan satu rumah, itu ada aja kejadian lucu yang terkait sama mereka
berdua. Jamin dech kamu bakal suka.
Apalagi
bagian ketika ke bagian rumah tangganya, misalnya seperti pakaian yang udah
disusun rapi tapi bisa kusut dibikin Andra, dll. kejadian-kejadian kecil gitu
mengingatkan sama kelakuan suami yang nggak beda jauh. Jadinya suka
senyum-senyum sendiri sambil gemes. Apa semua cowok kayak gitu kali ya!?
Paling
suka itu ketika pergantian pov Laili – Andra. Kamu bakal diajak menyelami
pikiran-pikiran mereka yang rada gemesin, sekaligus malu-maluin. Sumpah!! Kok
ada pasangan kayak mereka. Menurut aku sih pov mereka yang bergantian ini
membantu banget untuk menutupi celah-celah yang kosong ketika sedang pov Laili
atau pov Andra.
Nah
konflik ini yang menurut aku rada drama bin sinetron. Dimulai dari perjanjian
Andra – Yusuf yang nggak masuk akal,
tapi bisa aku maklumi. Serta munculnya cinta mati Andra yang bernama pepey dan
kisah tragis di balik kehidupan mereka. Paling nggak suka itu ketika Andra
nurut aja sama pepey ketika diajakin untuk bikin Laili cemburu. Nggak ngerti
maksudnya kak Ifa, tapi aku rada kurang sreg bagian ini.
Tapi
ketika konflik yang nggak aku sukai itu muncul, aku suka cara kak Ifa
membawakan karakter Laili yang cemburu. Suka banget, tapi sekaligus benci.
Karena ada sesuatu yang janggal disini. Soalnya bagian ini adalah bagian dimana
Laili – Andra udah saling cinta dan udah berhubungan intim. Seharusnya bisa
dicegah dan yah nggak perlu sedrama itu.
Secara
keseluruhan aku suka. Suka banget sama pembawaan novel ini. Mulai dari
kutipan-kutipan yang ngena di kehidupan rumah tangga dan sehari-hari. Juga
resep Kak Ifa jadi menantu kesayangan itu wajib dicoba. Walaupun sederhana tapi
kayaknya ampuh buat dipraktekin.
Kesimpulannya
sih adalah komunikasi. Inilah yang ingin Kak Ifa sampaikan. Cewe dan cowo itu
memang pada dasar dan kodratnya beda. Sehingga masing-masing dari mereka nggak
akan pernah tahu isi hati pasangannya kalau mereka nggak nanya, atau nggak
saling terbuka. Dan satu lagi, itu kalau masa lalu muncul dan kasih ide yang
aneh-aneh, depak aja jauh-jauh... nggak usah diladenin. Mending daripada di
test-test seperti itu, langsung nanya aja sama orangnya
Nggak
perlu ujian yang dibuat manusia untuk menentukan seberapa besar perasaan
mereka, tapi ujian yang dibuat oleh Allah akan membawa kekekalan untuk
mempererat kisah mereka.
Selamat
membaca dan sampai jumpa di review selanjutnya ^^
***
Tulisan
ini diikutsertakan dalam:
Indonesian Romance
Reading Challenge 2017
Proyek Baca Buku
Perpustakaan 2017
Read & Review
Challenge 2017 – Kategori Contemporary Romance
rame kayaknya :) apalagi kalo banyak quote yang aplikatif banget
BalasHapus