Minggu, 27 Agustus 2017

Review Buku: Darkness Avenged by Alexandra Ivy

Judul: Darkness Avenged
Judul Asli: Darkness Avenged
Penulis: Alexander Ivy
Penerbit: Dastan Books
Penerjemah: Yolanda Oktavia
Cet. 1; Januari 2015; 576 halaman
ISBN: 978 – 602 – 247 – 196 – 7


Blurb
Sebagai salah satu prajurit tepercaya klan vampir Chicago, Santiago sangat loyal. Satu-satunya kelemahannya adalah kegetirannya terhadap sang sire, Gaius, yang menelantarkannya untuk pergi ke balik Tabir ketika ia membutuhkan pria itu. Jadi ketika Gaius mengkhianati kaumnya, Santiago bersedia melakukan apa pun untuk menemukannya. Bahkan jika harus bekerja sama dengan Nefri, wanita yang ia salahkan atas kepergian sire-nya.
Berabad-abad tinggal di balik tabir membuat Nefri memiliki kekuatan yang hampir tak ada tandingannya di kalangan vampir. Namun, pertemuannya dengan Santiago dalam perburuan Gaius membuatnya kembali merasakan emosi yang telah terkubur sejak lama. Nefri yakin mereka tidak mungkin bisa menjalin hubungan karena posisinya sebagai ketua klan yang tinggal di balik tabir.
Sementara mereka berjuang melawan ketertarikan terhadap satu sama lain, situasi semakin memburuk ketika iblis kuno yang mereka buru semakin bertambah kuat. Nasib dunia kini berada di tangan mereka. Akankah Nefri dan Santiago memenangi pertempuran yang menentukan itu? Dan bagaimana jika satu-satunya cara untuk menghentikan sang iblis adalah kematian salah satu di antara mereka?


Sinopsis

Dunia manusia dibuat resah ketika sejumlah manusia ditemukan tewas secara menggenasakan di sarang vampir yang hampir tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Santiago, yang merupakan anak angkat dari Gaius, ditugaskan Styx, sang Raja Vampir, untuk mencari tahu kembalinya Gaius yang kata salah satu penyihir, memiliki aura iblis yang kuat. Sedangkan Nefri ditugaskan oleh Dewan untuk mencari tahu iblis kuno yang ditakutkan para Dewan yang ikut kembali bersama Gaius.

Nefri dan Santiago berselisih paham tentang ini. Tugas Nefri adalah sebuah kerahasiaan, di sisi lain Santiago lah yang paling mengenal Gaius.

Dan petualangan mereka pun dimulai. Mencari iblis sekaligus memusnahkannya ...


Review

Jujur, sebenarnya aku suka sama inti ceritanya. Gabungan fantasi yang penuh petualangan. Cuma yang bikin aku bosan setengah mati baca buku ini adalah kisah romance antara si vampir ini. Sebentar-sebentar isi dialognya penuh nafsu, bikin gerah. Belum lagi adegan ‘panas’ yang lumayan bikin nyut-nyutan.

Yang bikin penyelamat novel ini adalah ada satu pasangan Roke – Sally. Nah ini pasangannya yang super cute, manis tapi nggak sepanas Santiago – Nefri yang mikirnya ‘main’ di ranjang terus.

Terus petualangan Santiago – Nefri ketika mencari Gaius. Selama perjalanan mereka bertemu hal-hal aneh dan mencoba bekerja sama mengatasinya.

Jadi Roke ini kan vampir yang ditugas Styx untuk menjaga penyihir, satu-satunya saksi kembalinya Gaius. Nah karena bangsa Vampir itu nggak percayaan sama penyihir, jadi Roke ini rada sinis gitu, padahal dia udah jatuh cinta pada pandangan pertama sama si Sally. Hasilnya, gabungan gengsi yang terlalu tinggi, bikin Roke ini bersikap menyebalkan, bahkan agak jahat sebenarnya (masih jahat yang gemesin kok) dan banyak kejadian lucu. Salah satu paling favorit aku adalah ketika Roke mengira dirinya ditenun oleh Sally agar menuruti perintah Sally, yang padahal nggak sama sekali. Itu asli sumpah geli ... sayangnya, adegan mereka berdua Cuma penambah kisah ini. Santiago – Nefri tetap jadi sorot utamanya.

Satu lagi yang bikin aku sebal. Adegan ‘panas’-nya itu narasinya bikin gerah, tapi pas bagian pembantaian, adegannya malah seperti disensor gitu. Nggak ada detail yang membuat aku membayangkan pembataiannya gimana. Cuma dijelaskan pembataian berdarah. Nah kurban sapi di hari raya idul fitri juga berdarah kok. Jadi yah biasa aja ... padahal aku rasa asik kalau detail pembataian itu ikut dijelaskan.

Terus lagi, ketika sampai di bagian aksinya, ketemu Gaius dan Nefri serta Sally yang punya kunci untuk memusnahkan iblis itu, malah hambar. Mungkin Alexandra Ivy ini lebih jago ke romance kali ya. Jadi bagian-bagian yang seharusnya menantang, bikin adrenalin meningkat, malah tidak ada rasa.

Secara keseluruhan, cerita menarik. Cuma bagi aku, kalau romancenya dikurangin atau adegan aksinya ditambah, mungkin cerita ini bakal keren.

Buat yang pecinta romance, aku rasa pasti suka.

Tapi yang enggak, ehm, mikir dua kali dech kalau mau baca.

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam


Read & Review Challenge 2017 – Kategori Paranormal Romance

G+

2 komentar:

  1. Kayaknya kalau novel yang bertema vampir pasti nggak jauh-jauh dari romance :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan saya sepertinya tidak cocok dengan tema seperti itu hahaha

      Hapus

Berikan komentarmu disini

 
;