Judul:
Scarla
Penulis:
Dyah Anita
Penerbit:
Romancious
Penyunting:
Fenti Novela
Cetakan
pertama; April 2017; 316 halaman
ISBN:
978- 602 – 6922 – 96 – 0
Blurb
Scarla, mahasiswi semester akhir yang memiliki tanggung jawab besar di keluarganya. Ia harus banting tulang demi membiayai kehidupan sehari-hari dan juga pengobatan Zahya, adik tersayangnya.
Hingga suatu malam, lelaki yang dikenal hangat di kampusnya mengajukan sebuah perjanjian dengannya. Keterbatasan ekonomi pun membuat Scarla menerima perjanjian itu. Sayang, lelaki itu justru berubah dan tak sehangat yang ia kenal. Sedetik membuatnya terbang, detik kemudian menjatuhkannya.
Lambat laun, Scarla mulai terbiasa dengan sifat lelaki itu, sampai akhirnya perasaan asing itu hadir dan membuatnya merasakan sedikit kebahagiaan.
Perjalanan Scarla tidak mudah. Di saat kebahagiaan datang di hidupnya, masalah pun mulai datang silih berganti. Akankah Scarla merasakan bahagia setelah sekian lama merasakan luka?
Sinopsis
Scarla seorang mahasiswi yang
memiliki pekerjaan ganda setelah orangtua mereka meninggal. Menjadi seorang
kakak, seorang mahasiswi dan seorang pelacur. Pekerjaan yang telah ia lakoni
setelah sesuatu menimpa adiknya dan butuh biaya yang besar untuk pengobatannya.
Scarla melakukan pekerjaan ini
dengan hati-hati. Tapi sayangnya ia tidak terlalu hati-hati, karena Avram teman
sekampusnya mengetahui rahasia tersebut dan memanfaatkan kesempatan itu untuk
mengikat Scarla dalam sebuah penjanjian.
Perjanjian yang hanya
memperbolehkan Scarla melayani Avram.
Kapan pun dan dimana pun
Review
Well, sifat sarkasme aku selalu
muncul kalau udah ngomong pekerjaan pelacur.
Tidak terkecuali untuk novel
ini. Ini juga pernah terjadi untuk novel Sofi Meloni yang berjudul “Stay With
Me Tonight”
Di halaman 9, tulis “Aku tak boleh menyalahkan
takdir yang digariskan Tuhan.”
Sekarang aku tanya? Takdir yang
mana? Menjadi pelacur maksudnya ...
Boleh aku beri pendapat?
Menjadi pelacur bukan takdir,
melainkan pilihan.
Kenapa?
Sekarang gini,Scarla butuh
duit. Di depannya dihadapkan pada pilihan menjadi tukang kue (misalnya) yang
pekerjaannya halal, duit sedikit atau menjadi pelacur, pekerjaan haram tapi
duitnya banyak.
Scarla memilih menjadi pelacur.
Berarti itu bukan takdir yang
diberikan Tuhan dong. Itu PILIHAN
Ingat, PILIHAN yang membuat
diri kita menjadi apa. Dan Scarla memilih menjadi PELACUR
Terdengar emosi ya. Tapi
daridulu aku paling nggak respect sama pekerjaan satu ini. APAPUN ALASANNYA.
Walaupun itu di dalam novel...
Oke sekarang murni
review novelnya.
Novel Scarla ini novel dewasa,
tapi cita rasa teenlit. Akan aku jelaskan kenapa
Kalau misalnya penulis membuat
ini kisah teenlit, aku rasa kisahnya akan menarik, penuh pesan moral dan sangat
memotivasi cewek-cewek di luar sana. Bahwa kekuatan cewek itu nggak diragukan
lagi. Bahwa mereka bisa menjadi apa aja demi orang tercinta. Bisa mengerjakan
apa saja demi sesuap nasi. Dan bisa menanggung penderitaan sekelam apapun.
Itulah Scarla, sosok yang rapuh
tapi sangat tegar di dalamnya. Hari-harinya ia habiskan dengan menyusun skripsi
dan malamnya ia bekerja melayani laki-laki. Tidak mudah memang, semua itu
merenggut masa depan, merenggut waktunya dan merenggut masa mudanya yang masih
cemerlang. Dan paling menyakitkan adalah, Scarla menyadari bahwa pantaskah ia
jatuh cinta?
Belum lagi ketika ia menyadari
jatuh cinta pada Avram dan harus menerima sifat yang berubah-ubah. Terkadang
hangat, terkadang kasar, terkadang pemarah, menuntut dan lain-lain. Tapi
selebihnya, Scarla jatuh cinta pada pria itu.
Tau kenapa ini rasa teenlit?
Konfliknya nggak sederhana,
tapi Penulis membuatnya konflik di dalam novel ini hanya sekedar “ada” untuk
menambah “bumbu” citarasa label “dewasa”.
Semuanya terlalu klise dengan
alur yang klise.
Muncul masa lalu
Avram cemburu
Avram memutuskan mencintai
Scarla
Scarla bingung.
Dan yah .. ending.
Maksud aku, aku nggak lihat dimana
sih “dewasa”-nya? Adegan dewasa juga seala kadarnya. Kalau ciuman bisa disebut
adegan “dewasa” aku rasa novel YA terjemahan/impor/luar udah bisa dapat label “Super dewasa”.
Misalkan novel ini disebut YA atau Teenlit aku rasa baru cocok.
Aku nggak bilang novel ini
jelek.
Novel ini bagus dengan pesan
moral yang diselipkan. Tapi apa yah, nggak ada yang baru dalam novel ini. Baca
novel ini seperti baca puluhan novel romance lokal yang sudah aku baca
sebelumnya. Aku bisa menebak isinya tanpa harus baca novel ini. Deskripsi
tempat pun seala kadarnya juga. Dan perubahan sikap Avram yang dari
berubah-ubah, jadi manis terlalu cepat. Dan romantisnya itu terlalu lebay.
Secara keseluruhan, novel ini
bukan tipe bacaan aku. Tapi buat pecinta romance, aku rasa bakal suka sama
novel ini.
Sampai jumpa di review
selanjutnya ^^
***
Tulisan ini diikutsertakan
dalam:
Buang duit kalo seandainya beli.
BalasHapusMksh reviewx..ini ni ,yg bener2 dibutuhin ma reader yg dah kluar duit dgn harapan critanya bagus tp pas bukux datang,mengecewakan.
BalasHapusBlakangan ini byk bgt cerita watty yg naik cetak.dibaca jutaan kali malah..tp dr segi cerita maksa..
hargax dah lumayan..jd kdng,bingung mo beli..coz beberapa kali po novel yg dibaca jutaan kali diwatty,tp pas datang..ga sampe 50 lembar dah nyerah baca..
so this is what i really need
Setuju sih .. saya sendiri mendukung penulis baru. Tapi kan nggak masih "hijau" gini juga diterbitkan. Atau di edit lagi kek sebelum terbit atau apalah biar lebih matang ketika terbit. Belum lagi embel-embel dibaca jutaan kali, rasanya kok tertipu ya ..
Hapus