Kamis, 15 Juni 2017

Review Buku: Dangerous Girls - Abigail Haas

Judul : Perempuan Berbahaya
Judul Asli: Dangerous Girls
Penulis: Abigail Haas
Penerbit: PT Kosa Media Utama
Penerjemah: Marko Nugraha H.
Terbit: Desember 2016
Tebal: 372 halaman
ISBN : 978 – 602 – 71220 – 6 -2


Blurb

Bersama pacar dan teman-temannya, Anna pergi ke Aruba dalam rangka liburan musim semi. Namun liburan itu berubah menjadi mimpi buruk saat sahabatnya, Elise dibunuh secara brutal.



Hanya ada dua tersangka. Anna dan pacarnya, Tate.



Anna pun terjebak di negeri asing dan ia harus berjuang demi kebebasannya. Saat ia menunggu keputusan juri di persidangan, semua orang mulai mempertanyakan apakah ia benar-benar tidak bersalah. Di mata seluruh dunia, Anna tidak hanya bersalah, tapi juga berbahaya.



Seiring dengan kebenaran yang terkuak, kenyataannya jauh lebih mengejutkan daripada perkiraan semua orang.



Sinopsis

Anna ditahan atas tuduhan pembunuhan terhadap temannya Elise. Dalam sidang Anna bertahan dengan ceritanya bahwa ia tidak bersalah. Sayangnya, tidak ada satu pun yang membela Anna. Teman-teman Anna terlalu takut untuk terlibat dengan kasus ini, karena bisa merusak citra orangtua mereka yang milioner.

Anna sendirian ...

Menghadapi tuntutan dan dakwaan yang membuat persahabatannya yang murni dengan Elise terlihat buruk. Membuat dugaan bahwa persahabatan mereka tidak sehat. Menerima tuduhan bahwa Anna lah yang membawa pengaruh buruk pada Elise.

Seiring dengan fakta yang terkumpul, kenyataannya memang jauh yang dibayangkan.

Anna menjadi sosok gadis yang jahat

Sedangkan Elise menjadi sosok malaikat yang dipuja semua orang

Dan Anna harus terima ketika tidak ada satupun yang mempercayainya ...

Bahwa ia tidak bersalah sama sekali.



Review

Tahu film Primal Fear nggak? Itu lho yang dimainkan sama si ganteng Edward Norton (sumpah aku jatuh hati sama cowok ini haha) Nah novel Dangerous Girls ini persis banget kayak film itu. Maksudnya bukan copy paste, alurnya dan temanya mirip, tapi dibawakan sangat jauh berbeda. Baca dech supaya kamu tahu bedanya.

Trus apa endingnya sama juga?

Nah ini nggak aku jawab, bisa-bisa spoiler. Karena yang udah nonton film ini pasti tahu endingnya gimana. Bisa jadi Dangerous Girls berbeda jauh, atau bisa jadi sama. Intinya pertanyaan di atas nggak aku jawab.

Dangerous Girls (DG) benar-benar mengobati rasa haus aku akan novel kriminal berbalut thriller yang mencekam. Satu lagi poin penting, novel ini nggak pake tema amnesia. Soalnya udah dua kali aku baca genre crime yang temanya amnesia. Contoh aja The Girl On The Train dan Dark In The Wood dan hasilnya yah tidak begitu puas. Malah terkesan alur lambat.

Kita dibawa pada penangkapan Anna, teman akrab Elise sekaligus tersangka utama kasus pembunuhan brutal yang terjadi pada Elise. Kenapa Anna yang jadi tersangka utamanya?

Pertama: Alibi Anna tidak bisa dibuktikan. Karena pada saat kejadian, saat semua teman-temannya berenang di laut, Anna dan Tate, kekasihnya, memilih berjemur di pantai. Lalu Tate? Berkat saksi Anna, yang berbohong pada polisi, alibi Tate aman. Padahal beberapa saat, Tate sempat kembali ke rumah untuk mengambil kacamata. Sehingga tersangka paling memungkinkan adalah Anna. Dan brengseknya, Tate tidak memberikan kekaksian yang membela Anna, padahal Anna sepanjang hari bersamanya di pantai.

Kedua: Motif. Tate dan Elise ternyata selingkuh di belakang Anna. Tapi Anna tidak mengetahui sama sekali perselingkuhan itu hingga interogasi dilakukan. Intinya walaupun motifnya sudah ada, tapi sangat lemah, tidak bisa dijadikan alasan.

Ketiga: pisau yang digunakan untuk membunuh Elise, terdapat sidik jari Anna. TAPI, semua sidik jari teman-temannya juga ada di pisau tersebut. Belum lagi ada rambut Anna di TKP, itu karena Anna menyelimutkan jaketnya pada tubuh Elise yang setengah telanjang.

Intinya, bukti dan motif memang mengarah pada Anna, tapi tidak secara langsung.

Ceritanya bikin greget. Emosi kita dipermainkan saat-saat persidangan. Dimana Anna kekeuh bertahan dia tidak bersalah. Dipenjara dengan tuduhan yang tidak-tidak, dan belum lagi semua orang tiba-tiba menjauhi Anna. Bahkan Tate, laki-laki yang ia cintai, dan ia bela alibinya, meninggalkan Anna tanpa berpaling lagi. Ini bener-benar, bikin aku gelisah. Pengen marah sama tokoh fiksi kayak kampret itu. Bayangin aja, Anna berbohong untuk melindungi Alibi Tate yang malah menjadi bumerang bagi Anna karena di anggap suka berbohong. Kampret nggak namanya? *Emosi serius

Aku ikut terhanyut sama persahabatan Elise dan Anna. Elise itu tipe cewek yang terkekang. Karena tuntutan orangtua dan sekolah bergengsi yang dia tempati. Sedangkan Anna Cuma gadis biasa yang kebetulan ayahnya mampu menyekolahkan di sekolah kumpulan anak-anak tajir. Anna jadi bahan bully kelompok cewek di sekolah itu. Dan entah kenapa Elise, salah satu dari geng tersebut, merasa menemukan sosok dirinya sendiri di dalam diri Anna. Singkat cerita mereka berteman. Dan pertemenan mereka ini yang bikin cewek manapun bakal iri. Persahabatan yang bener-bener sahabat. Nggak ada dari mereka yang unggul dari pada yang lain. Mereka sama-sama cantik, ceria dan “nakal”. Nggak ada yang saling iri hati. Sumpah, kalau aku jabarin satu per satu, nggak akan habisnya. Semuanya kisah persahabatan mereka yang saling menjaga baik dan buruk, bahkan sempat bertengkar juga, saling marahan juga, dan akhirnya balik lagi, diceritain dengan alur yang pas. Nggak bertele-tele. Penulisnya lihai memasukan mana yang cocok dijadikan clue dan yang mana tidak. Pokoknya, kamu nggak akan bosan sama alur mundur persahabatan Anna – Elise

Selain alur mundur ke persahabatan Anna – Elise, kita juga di ajak mundur ke waktu saat mereka semua tiba di pulau untuk berlibur.  Disini agak acak memang. Karena alur mundur kisah persahabatan dan alur mundur sebelum kejadian, kadang-kadang di campur. Misalnya, bab 1 isinya penangkapan Anna + flashback sebelum kejadian pembunuhan trus kadang di sambung sama flashback kisah pertemanan. Meski diberi penanda, Cuma yah nggak terlalu masalah. Nggak mengurngi sedikitpun rasa suka aku sama novel GILA ini.

Siap-siap sama ujian emosi waktu baca novel ini. Anna ditinggalkan oleh sahabatnya di pulau terpencil hanya ditemani pengacara keluarga Tate (yang tidak membantu sama sekali) dan dengan polisi yang pengen banget ngebuktikan kalau Anna bersalah. Trus gimana berita menyebar bukan hanya di pulau tersebut, tapi Anna dikenal sebagai gadis berbahaya di seluruh Amerika. Membuat siapa saja (bahkan orang yang tidak mengenalnya) membencinya. Bayangin, mendekam di penjara berbulan-bulan tanpa satu pun orang percaya, bahkan pengacaranya pun nggak percaya sama dia. Frustasi nggak?

Oh Endingnya ... GIMANA AKU TULISNYA SUPAYA NGGAK SPOILER!!!

Frustasi ...

Seriusan. Sedikit lagi Anna bebas, dan buyarr ....

Dah cukup gitu aja cerita endingnya.

Pokoknya jangan samakan novel ini dengan Gone Girl atau The Girl On The Train. Aku lebih suka nyamain dengan Akiyosi Rikako, dan film Primal Fear itu.

REKOMENDASIKAN BANGET!!!!

Ih aku jadi nyesal nggak beli Dangerous Boys. Soalnya covernya kembaran dengan Dangerous Girls, bedanya Cuma warnanya aja.

Btw ...ini nggak penting sih. Cuma kalau ngelihat karakter Anna dan Elise di sini, ngingetin aku sama Anna dan Elsa di kartun Frozen. Nggak tahu dari sudut mananya yang mirip, pokoknya keingat aja haha

Sampai jumpa di review selanjutnya ^^
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam:


G+

1 komentar:

Berikan komentarmu disini

 
;