Rasa
Takut Bukan Kelemahan, Melainkan Benih Keberanian
Judul:
An Ember in the Ashes
Penulis:
Sabaa Tahir
Penerbit:
Spring
Penerjemah:
Yudith Listiandri
Cetakan
Pertama, November 2016
Tebal:
520 halaman
ISBN
978 – 602 – 74322 – 8 - 4
Blurb
Laia
seorang budak, Elias seorang prajurit.
Keduanya
bukan orang merdeka.
Saat kakak laki-laki Laia
ditahan dengan tuduhan pemberontakan, Laia harus mengambil keputusan. Dia rela
menjadi mata-mata Komandan Blackliff, kepala sekolah militer terbaik di
Imperium, demi mendapatkan bantuan untuk membebaskan kakaknya. Di sana, dia
bertemu dengan seorang prajurit elite bernama Elias.
Elias membenci militer dan
ibunya, Sang Komandan yang brutal. Pemuda ini berencana untuk melarikan diri
dari Blackcliff menanggung risiko dicabuk sampai mati jika ketahuan. Dia hanya
ingin bebas.
Elias dan Laia. Keduanya akan
segera menyadari bahwa nasib mereka akan saling silang, dan keputusan-keputusan
mereka akan menentukan nasib Imperium, dan bangsa mereka.
Sinopsis
“Kau adaah bara di tengah abu. Kau akan menyala dan membakar,
merusak dan menghancurkan. Kau tak bisa mengubahnya. Kau tak bisa
menghentikannya—“ – Hal 80
Prajurit Mask menyerbu rumah
Laia. Mereka menangkap Darin serta membunuh Nan dan Pop. Laia yang penakut
memilih lari ketika perhatian prajurit lengah. Setelah itu penyesalan
menghantui Laia dan memutuskan Laia untuk menemui kelompok Resistance, guna
mencari perlindungan dan menuntut pertanggungjawaban untuk melepaskan kakaknya
dari penjara.
Laia bertemu dengan kelompok
Resistance, dan beberapa fakta mengenai keluarganya terungkap di dalamnya.
Mazen menyetujui untuk melepaskan Darin, dengan syarat Laia mau menjadi
mata-mata di tempat Komandan Akademi Militer Blackcliff. Laia menyadari, tugas
ini sangat berbahaya. Tapi, ada harga yang harus ia bayar untuk menembus nyawa
kakaknya, meski itu harus menjadi budak di neraka sekalipun.
Di sisi lain, rencana Elias
yang berniat kabur dari Blackcliff tidak goyah, meski saat itu ia menyaksikan
seorang desentir (sebutan untuk orang yang melarikan diri dari akademi militer)
berusia sepuluh tahun, dicambuk hingga mati di depan ribuan murid Blackcliff
lainnya. Tapi, Elias goyah saat Sang Augur meramalkan bahwa Elias akan
mendapatkan kebebasan sejatinya saat ia memimpin Imperium dengan menjadi
kaisar. Elias tidak tahu bagaimana caranya dengan menjadi Kaisar ia bisa
mendapatkan kebebasannya, tapi Elias percaya.
Sayangnya ia tidak tahu harga
kebebasan yang harus ia bayar. Dan ia menyesalinya.
“Kau akan lolos. Kau akan meninggalkan Imperium. Kau akan hidup.
Tapi, kau takkadan menemukan kedamaian ketika melakukannya.” – hal 90
Review
Tunggu!
Tunggu!
Lap ingus dulu. Soalnya baru
nangis
Kalau kalian baca novel ini,
kalian juga bakal nangis di bagian tertentu.
Oke, kita mulai ya ^^
Ketika mendengar nama Sabaa
Tahir, yang terlintas di kepala aku adalah negara timur tengah. Itu sebelum aku
lihat photonya seperti apa atau cari tahu dia seperti apa. Terus, aku ngecek
profilnya dan ia lahir di London dan
besar di California. Oke belum kelihatan kan ya ke-Timur Tengah-nya? Tapi
setelah baca novel ini sampai selesai, aku nggak menghentikan pikiran aku
dengan mengaitkannya dengan Timur Tengah. Setting-nya terlalu ke arab-arab
gitu.
Mulai dari setting yang di
gurun. Ini mungkin bisa dipahami karena Sabaa besar di Gurun Mojave. Tapi di
dalam novel ini sendiri, nggak ada disebut secara spesifik sih di gurun mana.
Mungkin karena yang namanya gurun, tampilannya sama aja, pasir semua haha
senjata scimitar yang digunakan dalam novel ini, yang dipakai
Elias dan kawan-kawan bertopengnya pun itu berasal dari Timur Tengah. Senjata
yang digunakan Ali Bin Abi Thalib, menantu Rasul memakai scimitar juga dalam
perangnya saat pengepungan kota Madinah.
Nama-nama yang ada di dalam novel ini
mengingatkan aku pada Timur Tengah, seperti Ilyaas
An-Saif dan Afya Ara-Nur. Arab
banget kan ya?
Bahkan mitos-mitos seperti
ghul, iffrit dan jin, itu khas banget sama Timur Tengah. Lebih tepatnya itu
adalah makhluk mitologi di zaman Arab jahiliyah (masa sebelum mengenal Tuhan)
Ah lupakan itu dulu, anggap aja
ini semacam trivia singkat ala-ala aku haha
Sekarang aku bakal review
singkat tentang novel ini.
___
Apa aku sudah bilang aku nangis
baca novel ini? Oh lupakan ... memalukan sekali. Tapi memang menyedihkan sih.
Aku butuh dua sampai tiga hari untuk nulis review ini setelah baca novelnya.
Soalnya masih kebayang Elias terus, kan mewek lagi ...
AKU SUKA SEKALI SAMA NOVEL INI
Kalau kamu udah baca The Lunar
Chronicles, kamu juga wajib jadikan buku ini bacaan kamu. Kenapa? Karena
gabungan antara dystopia dan fantasi yang rada gelap jadi identitas novel ini.
Cocok sama covernya. Jadi lupakan istilah don’t
judge by cover, karena cover itu memang penentu segalanya
Di sini kan kita kenalan sama
Laia, cewek asal Scholar yang dulunya negeri berjaya dan kini ditindas oleh
bangsa Martial —Setelah aku pikir-pikir, mungkin aku review pakai istilah umum
aja kali ya, kalau aku sebut Scholar dan Martial pun (atau istilah lainya) kalian
nantinya malah makin bingung— intinya Laia adalah cewek biasa. Remaja biasa
seperti kita tapi hidup di negeri tertindas, dimana makan aja pas-pasan dan
hidup penuh ketakutan. Laia itu karakter yang nggak jadi idola bagi pembaca
(aku udah bahas ini di IG aku) dan jujur aja, kadang sikap Laia itu suka bikin
gemes. Tapi makin lama, Laia membuktikan bisa mencuri perhatian aku ketika dia
mulai menaklukan ketakutannya.
Namun, aku tidak kuat. Aku lemah, dan aku muak karena
berpura-pura aku tidak lemah. – Hal 217
“Jangan berpikir begitu. Luka itu artinya kau bertahan
menghadapi Komandan. Itu berarti berani.” – Hal 342
Elias itu diciptakan untuk
menjadi mesin pembunuh. Dan sialnya, ia memang salah satu prajurit terbaik di
Blackcliff. Karena itu pula ia dan ketiga kandidat lainnya akan menempuh ujian
untuk menjadi Kaisar Imperium.
“Inilah kebebasan, Elias! Kapan kau akan memahaminya? Kita
adalah Mask. Takdir kita adalah kekuatan, kematian dan kekerasan. Itulah kita.
Kalau kau tak memilikinya,bagaimana kau bisa bebas?” – Hal 442
Ada 4 ujian yang harus di
taklukan Elias agar dapat membuktikan dirinya menjadi Kaisar Imperium. Nah
dibagian ujian itu benar-benar menguras emosi guys. Mesti kuat-kuat nahan emosi
saat ada sesuatu yang nggak kita sukai
terjadi. Contohnya aku, yang BENCI LUAR BIASA sama ujian ini. Apalagi Elias
yang ngalaminnya, tapi Sabba berhasil bikin aku ikut ngerasain apa yang Elias
rasain. Kesedihan, kemarahan, kelemahan dan putus asanya Elias menjadikan novel
ini TOP lah
Mereka berempat, dan empat sifatlah yang kami cari:
Keberanian untuk menghadapi ketakutan tergelap mereka
Kecerdikan untuk mengecoh musuh mereka
Kekuatan senjata, pikiran dan hati
Kesetian untuk memecahkan jiwa
Kematian menggantikan segalanya.Persahabatan, cinta, kesetian.
Kenangan indah yang kumiliki tentang orang-orang ini—tawa-tawa berderai,
taruhan-taruhan yang dimenangkan, dan kenakalan-kenakalan yang direncanakan—semuanya
telah dicuri. Yang bisa kuingat hanyalah hal-hal terburuk, hal-hal terkelam. –
Hal 397
Oh bukan tentang ujian aja yang
kalian harus benci, Sang Komandan alias nyokap Elias, itu setipe banget sama
Ratu Levana (baca the Lunar Chronicles) , Nah Laia, si cewek penakut itu, jadi
budaknya dia. Bayangin aja, Laia gadis remaja biasa jadi budak sama orang kejam
kayak gitu? Bukan provokasi, tapi emang jahat beneran lho. Serius!! Kalau aku
sebutin satu aja kejahatan Sang Komandan, aku khawatir pembaca bakal mendirikan
“Anti Komandan Blackcliff” nantinya.
Novel Young Adult nggak akan
lengkap kan tanpa bumbu cinta-cintaannya? Nah jangan kuatir buat kamu yang suka
cinta-cintaan, karena aku suka sekali sama bumbu romantis yang diselipkan
Sabaa. Nggak terlalu banyak (dan aku syukur banget) tapi terlalu ngena di hati.
Apalagi bagian Helene – Elias yang sohib dari kecil, yang udah tau luar dalam
masing-masing, apalagi Elias yang nggak malu telanjang di depan Helene, terus
Elias dilema. Di sisi lain, Helene itu cantik banget (menurut aku dia karakter
cewe perfect versi aku haha) tapi di sisi lain Helene itu sahabat Elias.
Nah siapa disini Elias-Laia
shipper?
Tos dulu, berarti kita samaan.
Adegan mereka memang kalah porsi sama adegan Helene-Elias, tapi jamin chemistry
mereka itu kerasa banget. Sampai senyam senyum. Pokoknya beda lah. Aku yakin
kamu pasti suka. Pasti bakal jadikan Elias suami kalau beneran ada ^^
Laia adalah tarian liar di api unggun perkemahan Tribe,
sementara Helene adalah nyala biru dingin perapian seorang alkemis. – Hal 352
Jalan ceritanya?
Aku nggak bakal cerita banyak
tentang ini. Karena novel ini kan masih ada lanjutannya, takutnya ntar nggak
seru lagi. Tapi intinya sih di novel pertama ini,Perjuangan Laia menjadi
mata-mata dan bagaimana menderitanya ia saat ia hampir tewas di tangan
Komandan. Dan cerita tentang Elias beserta ujiannya serta konflik-konflik batin
Elias. Poinya sih itu. Masih semacam pengenalan, atau pemanasan.
Pesan yang aku dapat dari novel
ini adalah selama masih ada harapan, disitu tersembunyi kekuatan. Elias dan
Laia sama-sama masih memiliki harapan kuat untuk keinginan terpendam mereka,
dan berkat itu mereka menjadi berani. Menempuh jalan yang berbahaya dan
berisiko terancamnya nyawa diri mereka sendiri. Jangan takut untuk memulai dan
jangan takut melawan yang salah. Karena memelihara ketakutan hanya membuat
seseorang menjadi lemah tidak berdaya.
Oh ya .. aku selalu nge-share
reading progress di IG. Bagi kalian yang
suka sama novel ini, aku udah share beberapa bagian dari An Ember in the Ashes
yang aku suka dan aku benci. Jadi kalau kalian punya IG, nggak ada salahnya kan
kepo-in tentang novel ini *Sekalian follow yah ^^
___
Sesi ini paling aku nanti.
Walaupun Sabaa Tahir Cuma menjawab 1 pertanyaan, yah setidaknya dia menjawab
kan hehe~~
ASK AUTHOR
-
Some
article says that the movie right for the book already sold to Paramount. Is
that correct? How is the progress? Who do you think will be suitable for the
casts?
Yes,
the book is in development at Paramount Pictures. The script is currently being
written. I can’t really say who I think will be suitable for the cast—I have no
say in the casting! J
IYA, buku ini sedang diproses oleh Paramount Pictures! Skripnya sedang
ditulis. Aku tidak bisa mengatakan siapa yang akan cocok sebagai pemeran—aku
tidak punya hal memilih dalam hal ini.
Bukankah ini kabar baik? An
Ember in the Eshes bakal difilmkan. Nggak ngebayangin remaja mana yang
siap-siap dipilih untuk bersimbah darah nantinya.
Akhir kata, kalian wajib punya
buku ini.
Mau yang gratisnya?
Cek postingan setelah ini ya ^^
Ya ampun..udah berapa kali saya jatuh cinta sama review Ember ini. Setiap baca, makin mupeng. Fantasi yang agak gelap? Favoritkuuu❤❤
BalasHapusSukaa! sukaa qoutenya bagus bagus ih:(
Namun, aku tidak kuat. Aku lemah, dan aku muak karena berpura-pura aku tidak lemah. – Hal 217
*baperrrr parah*
Ember mau difilmin??? Kudu baca dulu bukunyaaa😭
hah .. Makin pengen bukunya, tau tau mau difilmin..
BalasHapusWow! Padahal cuma baca sinopsis dan reviewnya tapi udah kelihatan kalau buku ini keren banget. Jadi tambah penasaran. Dan baru tahu kalau mau difilmin, harus baca bukunya dulu ini mah.
BalasHapusAku mulai ngelirik novel ini setelah baca series The Wrath and The Dawn yang awalnya cuma aku baca karena reviewnya pada bagus. Ekspektasi aku ngga begitu gede pas aku baca series ini karena I don't know anything about Timur Tengah, but ternyata novelnya beneran WAW jadi aku mulai searching novel-novel lain dan menemukan novel ini, An Ember in The Ashes. Aku tertarik banget buat baca dan secara otomatis novel ini masuk dalam wishlist book aku. Aku berharap novel ini punya plot yang bagus dan karakter yang kuat. Setelah baca review ini aku tau aku akan suka Elias, tapi aku ngga tau kalo Laia.
BalasHapusBtw, I love your review!
Review novel An Ember In The Ashes selalu bikin penasaran...
BalasHapusAku suka banget buku dengan tema seperti ini yg membuat imajinasi pembaca menjadi liar dan luas :)
BalasHapusYa ampun keren banget kisahnya, baca ini jd makin penasaran sama Laia dan Elias. Hah, ada Helene? Aduh tmbh penasaran
BalasHapusAku udah baca beberapa kali review tentang novel ini dan tertarik banget buat baca, ditambah sekarang baca review kakak, jadi makin kepingin baca dan penasaran sama ceritanya 😂 dan covernya aku suka banget, walaupun simple tapi itu keren banget 😍
BalasHapusaku tahu buku ini udah lama dari youtube, tapi selalu aja gak kesampean untuk beli atau baca,semoga aku bisa cepet baca dan kalo aku menang giveaway ini mungkin aku akan selalu mantengin blog ini.. haha
BalasHapusSering denger tentang buku ini, tapi belum adankesempatan baca.... Hihihi, moga dapet giveaway nih, amin
BalasHapusHasemeleh ˙˚ʚ(´◡`)ɞ˚˙
BalasHapuslagi-lagi nemu review amat sangat bagus sekali(ノ´ヮ´)ノ*: ・゚
sudah sangat kuduga saat liat buku ini pertama kali. BUKU INI SUPER RECOMMENDED DAN PATUT DIKOLEKSI ( ✧Д✧) YES!!
Hal yang paling membuat saya menantikan untuk bisa membaca buku ini adalah rencana adaptasi filmnya. Sebuah buku kalau sudah difilmkan tentu sangat worth it untuk dibaca
BalasHapusWhoaa, setelah baca postingan ini jadi makin penasaran buat baca. Tapi kalo kakak sampai nangis bacanya, pasti banyak sedih niy ceritanya. Duh, jadi nggak tega kalo sampe nyesek-nyesek gitu ;(
BalasHapusAaaaa reviewnya bikin ngoler lengen bacaaaa:(( aku emang udah masukin buku ini diwish listku karena covernya yang kece, setelah baca review ini makin yakin pengen baca. Apalagi ada bagian bagian yang bikin nangis. Ahhh aku pasti sukaaa. Dan penasaran sama sang komandan ituuu. Adakah yang sekejam Ratu Levana? Euhhh aku aja benci sama dia, keseelll. Dan sekarang ada lagi tokoh macam dia? Haduhh
BalasHapusAwalnya sudah dibuat jatuh cinta sama covernya yang kece abis. Setelah baca semua review dari para host BTGA, rasa penasaranku akan novel ini jadi makin besar. Apalagi setelah tau kalau novel ini akan diadaptasi menjadi film. Aku termasuk kelompok orang yang punya prinsip wajib baca bukunya dulu sebelum nonton filmnya. Dan semoga saja aku bisa dapat rejeki novel ini 🙏
BalasHapusudah keseringan baca review An Ember, bukannya bosan malah sukses bikin aku makin penasaran sama nyokapnya Elias, karena kakak singgung mirip sama ratu levana>< akankah Laia seperti Cinder? atau justru lebih hebat lagi? ahh imajinasikuu pengin banget tau kisah An ember sesungguhnya, biar gak makin liar:AAA dannnn film? uwowowowo...
BalasHapusBakalan difilmkan? AAAAK seru banget pasti!
BalasHapusTernyata nggak cuma aku yang berpikir kalo naman Sabaa Tahir itu agak kearab-araban. Tahir itu dalam bahasa Arab setau aku rftinya suci deh. Harus kepoin penulisnya nih. Baca review kakak jadi semakin memperjelas keren dan bagusnya novel ini. Dan ada sedihnya juga? Hm jadi nggak sabar buat membuktikannya sendiri.
BalasHapusreviewnya makin bikin ngiler, wishlist makin banyak 😭
BalasHapus