Sabtu, 01 April 2017

Ask Author + Review: An Ember in the Ashes by Sabaa Tahir

Rasa Takut Bukan Kelemahan, Melainkan Benih Keberanian


Judul: An Ember in the Ashes
Penulis: Sabaa Tahir
Penerbit: Spring
Penerjemah: Yudith Listiandri
Cetakan Pertama, November 2016
Tebal: 520 halaman
ISBN 978 – 602 – 74322 – 8 - 4


Blurb
Laia seorang budak, Elias seorang prajurit.

Keduanya bukan orang merdeka.

Saat kakak laki-laki Laia ditahan dengan tuduhan pemberontakan, Laia harus mengambil keputusan. Dia rela menjadi mata-mata Komandan Blackliff, kepala sekolah militer terbaik di Imperium, demi mendapatkan bantuan untuk membebaskan kakaknya. Di sana, dia bertemu dengan seorang prajurit elite bernama Elias.

Elias membenci militer dan ibunya, Sang Komandan yang brutal. Pemuda ini berencana untuk melarikan diri dari Blackcliff menanggung risiko dicabuk sampai mati jika ketahuan. Dia hanya ingin bebas.

Elias dan Laia. Keduanya akan segera menyadari bahwa nasib mereka akan saling silang, dan keputusan-keputusan mereka akan menentukan nasib Imperium, dan bangsa mereka.


Sinopsis

“Kau adaah bara di tengah abu. Kau akan menyala dan membakar, merusak dan menghancurkan. Kau tak bisa mengubahnya. Kau tak bisa menghentikannya—“ – Hal 80

Prajurit Mask menyerbu rumah Laia. Mereka menangkap Darin serta membunuh Nan dan Pop. Laia yang penakut memilih lari ketika perhatian prajurit lengah. Setelah itu penyesalan menghantui Laia dan memutuskan Laia untuk menemui kelompok Resistance, guna mencari perlindungan dan menuntut pertanggungjawaban untuk melepaskan kakaknya dari penjara.

Laia bertemu dengan kelompok Resistance, dan beberapa fakta mengenai keluarganya terungkap di dalamnya. Mazen menyetujui untuk melepaskan Darin, dengan syarat Laia mau menjadi mata-mata di tempat Komandan Akademi Militer Blackcliff. Laia menyadari, tugas ini sangat berbahaya. Tapi, ada harga yang harus ia bayar untuk menembus nyawa kakaknya, meski itu harus menjadi budak di neraka sekalipun.

Di sisi lain, rencana Elias yang berniat kabur dari Blackcliff tidak goyah, meski saat itu ia menyaksikan seorang desentir (sebutan untuk orang yang melarikan diri dari akademi militer) berusia sepuluh tahun, dicambuk hingga mati di depan ribuan murid Blackcliff lainnya. Tapi, Elias goyah saat Sang Augur meramalkan bahwa Elias akan mendapatkan kebebasan sejatinya saat ia memimpin Imperium dengan menjadi kaisar. Elias tidak tahu bagaimana caranya dengan menjadi Kaisar ia bisa mendapatkan kebebasannya, tapi Elias percaya.

Sayangnya ia tidak tahu harga kebebasan yang harus ia bayar. Dan ia menyesalinya.

“Kau akan lolos. Kau akan meninggalkan Imperium. Kau akan hidup. Tapi, kau takkadan menemukan kedamaian ketika melakukannya.” – hal 90


Review

Tunggu!

Tunggu!

Lap ingus dulu. Soalnya baru nangis

Kalau kalian baca novel ini, kalian juga bakal nangis di bagian tertentu.

Oke, kita mulai ya ^^

Ketika mendengar nama Sabaa Tahir, yang terlintas di kepala aku adalah negara timur tengah. Itu sebelum aku lihat photonya seperti apa atau cari tahu dia seperti apa. Terus, aku ngecek profilnya dan  ia lahir di London dan besar di California. Oke belum kelihatan kan ya ke-Timur Tengah-nya? Tapi setelah baca novel ini sampai selesai, aku nggak menghentikan pikiran aku dengan mengaitkannya dengan Timur Tengah. Setting-nya terlalu ke arab-arab gitu.

Mulai dari setting yang di gurun. Ini mungkin bisa dipahami karena Sabaa besar di Gurun Mojave. Tapi di dalam novel ini sendiri, nggak ada disebut secara spesifik sih di gurun mana. Mungkin karena yang namanya gurun, tampilannya sama aja, pasir semua haha

senjata scimitar  yang digunakan dalam novel ini, yang dipakai Elias dan kawan-kawan bertopengnya pun itu berasal dari Timur Tengah. Senjata yang digunakan Ali Bin Abi Thalib, menantu Rasul memakai scimitar juga dalam perangnya saat pengepungan kota Madinah.

 Nama-nama yang ada di dalam novel ini mengingatkan aku pada Timur Tengah, seperti Ilyaas An-Saif dan Afya Ara-Nur. Arab banget kan ya?

Bahkan mitos-mitos seperti ghul, iffrit dan jin, itu khas banget sama Timur Tengah. Lebih tepatnya itu adalah makhluk mitologi di zaman Arab jahiliyah (masa sebelum mengenal Tuhan)

Ah lupakan itu dulu, anggap aja ini semacam trivia singkat ala-ala aku haha

Sekarang aku bakal review singkat tentang novel ini.

___

Apa aku sudah bilang aku nangis baca novel ini? Oh lupakan ... memalukan sekali. Tapi memang menyedihkan sih. Aku butuh dua sampai tiga hari untuk nulis review ini setelah baca novelnya. Soalnya masih kebayang Elias terus, kan mewek lagi ...

AKU SUKA SEKALI SAMA NOVEL INI

Kalau kamu udah baca The Lunar Chronicles, kamu juga wajib jadikan buku ini bacaan kamu. Kenapa? Karena gabungan antara dystopia dan fantasi yang rada gelap jadi identitas novel ini. Cocok sama covernya. Jadi lupakan istilah don’t judge by cover, karena cover itu memang penentu segalanya

Di sini kan kita kenalan sama Laia, cewek asal Scholar yang dulunya negeri berjaya dan kini ditindas oleh bangsa Martial —Setelah aku pikir-pikir, mungkin aku review pakai istilah umum aja kali ya, kalau aku sebut Scholar dan Martial pun (atau istilah lainya) kalian nantinya malah makin bingung— intinya Laia adalah cewek biasa. Remaja biasa seperti kita tapi hidup di negeri tertindas, dimana makan aja pas-pasan dan hidup penuh ketakutan. Laia itu karakter yang nggak jadi idola bagi pembaca (aku udah bahas ini di IG aku) dan jujur aja, kadang sikap Laia itu suka bikin gemes. Tapi makin lama, Laia membuktikan bisa mencuri perhatian aku ketika dia mulai menaklukan ketakutannya.

Namun, aku tidak kuat. Aku lemah, dan aku muak karena berpura-pura aku tidak lemah. – Hal 217

“Jangan berpikir begitu. Luka itu artinya kau bertahan menghadapi Komandan. Itu berarti berani.” – Hal 342


Elias itu diciptakan untuk menjadi mesin pembunuh. Dan sialnya, ia memang salah satu prajurit terbaik di Blackcliff. Karena itu pula ia dan ketiga kandidat lainnya akan menempuh ujian untuk menjadi Kaisar Imperium.

“Inilah kebebasan, Elias! Kapan kau akan memahaminya? Kita adalah Mask. Takdir kita adalah kekuatan, kematian dan kekerasan. Itulah kita. Kalau kau tak memilikinya,bagaimana kau bisa bebas?” – Hal 442

Ada 4 ujian yang harus di taklukan Elias agar dapat membuktikan dirinya menjadi Kaisar Imperium. Nah dibagian ujian itu benar-benar menguras emosi guys. Mesti kuat-kuat nahan emosi saat ada  sesuatu yang nggak kita sukai terjadi. Contohnya aku, yang BENCI LUAR BIASA sama ujian ini. Apalagi Elias yang ngalaminnya, tapi Sabba berhasil bikin aku ikut ngerasain apa yang Elias rasain. Kesedihan, kemarahan, kelemahan dan putus asanya Elias menjadikan novel ini TOP lah

Mereka berempat, dan empat sifatlah yang kami cari:
Keberanian untuk menghadapi ketakutan tergelap mereka
Kecerdikan untuk mengecoh musuh mereka
Kekuatan senjata, pikiran dan hati
Kesetian untuk memecahkan jiwa

Kematian menggantikan segalanya.Persahabatan, cinta, kesetian. Kenangan indah yang kumiliki tentang orang-orang ini—tawa-tawa berderai, taruhan-taruhan yang dimenangkan, dan kenakalan-kenakalan yang direncanakan—semuanya telah dicuri. Yang bisa kuingat hanyalah hal-hal terburuk, hal-hal terkelam. – Hal 397

Oh bukan tentang ujian aja yang kalian harus benci, Sang Komandan alias nyokap Elias, itu setipe banget sama Ratu Levana (baca the Lunar Chronicles) , Nah Laia, si cewek penakut itu, jadi budaknya dia. Bayangin aja, Laia gadis remaja biasa jadi budak sama orang kejam kayak gitu? Bukan provokasi, tapi emang jahat beneran lho. Serius!! Kalau aku sebutin satu aja kejahatan Sang Komandan, aku khawatir pembaca bakal mendirikan “Anti Komandan Blackcliff” nantinya.

Novel Young Adult nggak akan lengkap kan tanpa bumbu cinta-cintaannya? Nah jangan kuatir buat kamu yang suka cinta-cintaan, karena aku suka sekali sama bumbu romantis yang diselipkan Sabaa. Nggak terlalu banyak (dan aku syukur banget) tapi terlalu ngena di hati. Apalagi bagian Helene – Elias yang sohib dari kecil, yang udah tau luar dalam masing-masing, apalagi Elias yang nggak malu telanjang di depan Helene, terus Elias dilema. Di sisi lain, Helene itu cantik banget (menurut aku dia karakter cewe perfect versi aku haha) tapi di sisi lain Helene itu sahabat Elias.

Nah siapa disini Elias-Laia shipper?

Tos dulu, berarti kita samaan. Adegan mereka memang kalah porsi sama adegan Helene-Elias, tapi jamin chemistry mereka itu kerasa banget. Sampai senyam senyum. Pokoknya beda lah. Aku yakin kamu pasti suka. Pasti bakal jadikan Elias suami kalau beneran ada ^^

Laia adalah tarian liar di api unggun perkemahan Tribe, sementara Helene adalah nyala biru dingin perapian seorang alkemis. – Hal 352


Jalan ceritanya?

Aku nggak bakal cerita banyak tentang ini. Karena novel ini kan masih ada lanjutannya, takutnya ntar nggak seru lagi. Tapi intinya sih di novel pertama ini,Perjuangan Laia menjadi mata-mata dan bagaimana menderitanya ia saat ia hampir tewas di tangan Komandan. Dan cerita tentang Elias beserta ujiannya serta konflik-konflik batin Elias. Poinya sih itu. Masih semacam pengenalan, atau pemanasan.

Pesan yang aku dapat dari novel ini adalah selama masih ada harapan, disitu tersembunyi kekuatan. Elias dan Laia sama-sama masih memiliki harapan kuat untuk keinginan terpendam mereka, dan berkat itu mereka menjadi berani. Menempuh jalan yang berbahaya dan berisiko terancamnya nyawa diri mereka sendiri. Jangan takut untuk memulai dan jangan takut melawan yang salah. Karena memelihara ketakutan hanya membuat seseorang menjadi lemah tidak berdaya.

Oh ya .. aku selalu nge-share reading progress  di IG. Bagi kalian yang suka sama novel ini, aku udah share beberapa bagian dari An Ember in the Ashes yang aku suka dan aku benci. Jadi kalau kalian punya IG, nggak ada salahnya kan kepo-in tentang novel ini *Sekalian follow yah ^^

___

Sesi ini paling aku nanti. Walaupun Sabaa Tahir Cuma menjawab 1 pertanyaan, yah setidaknya dia menjawab kan hehe~~

ASK AUTHOR 


-          Some article says that the movie right for the book already sold to Paramount. Is that correct? How is the progress? Who do you think will be suitable for the casts?


Yes, the book is in development at Paramount Pictures. The script is currently being written. I can’t really say who I think will be suitable for the cast—I have no say in the casting! J


IYA, buku ini sedang diproses oleh Paramount Pictures! Skripnya sedang ditulis. Aku tidak bisa mengatakan siapa yang akan cocok sebagai pemeran—aku tidak punya hal memilih dalam hal ini.

Bukankah ini kabar baik? An Ember in the Eshes bakal difilmkan. Nggak ngebayangin remaja mana yang siap-siap dipilih untuk bersimbah darah nantinya.
  
Akhir kata, kalian wajib punya buku ini.

Mau yang gratisnya?

Cek postingan setelah ini ya ^^



G+

19 komentar:

  1. Ya ampun..udah berapa kali saya jatuh cinta sama review Ember ini. Setiap baca, makin mupeng. Fantasi yang agak gelap? Favoritkuuu❤❤
    Sukaa! sukaa qoutenya bagus bagus ih:(
    Namun, aku tidak kuat. Aku lemah, dan aku muak karena berpura-pura aku tidak lemah. – Hal 217
    *baperrrr parah*
    Ember mau difilmin??? Kudu baca dulu bukunyaaa😭

    BalasHapus
  2. hah .. Makin pengen bukunya, tau tau mau difilmin..

    BalasHapus
  3. Wow! Padahal cuma baca sinopsis dan reviewnya tapi udah kelihatan kalau buku ini keren banget. Jadi tambah penasaran. Dan baru tahu kalau mau difilmin, harus baca bukunya dulu ini mah.

    BalasHapus
  4. Aku mulai ngelirik novel ini setelah baca series The Wrath and The Dawn yang awalnya cuma aku baca karena reviewnya pada bagus. Ekspektasi aku ngga begitu gede pas aku baca series ini karena I don't know anything about Timur Tengah, but ternyata novelnya beneran WAW jadi aku mulai searching novel-novel lain dan menemukan novel ini, An Ember in The Ashes. Aku tertarik banget buat baca dan secara otomatis novel ini masuk dalam wishlist book aku. Aku berharap novel ini punya plot yang bagus dan karakter yang kuat. Setelah baca review ini aku tau aku akan suka Elias, tapi aku ngga tau kalo Laia.
    Btw, I love your review!

    BalasHapus
  5. Review novel An Ember In The Ashes selalu bikin penasaran...

    BalasHapus
  6. Aku suka banget buku dengan tema seperti ini yg membuat imajinasi pembaca menjadi liar dan luas :)

    BalasHapus
  7. Ya ampun keren banget kisahnya, baca ini jd makin penasaran sama Laia dan Elias. Hah, ada Helene? Aduh tmbh penasaran

    BalasHapus
  8. Aku udah baca beberapa kali review tentang novel ini dan tertarik banget buat baca, ditambah sekarang baca review kakak, jadi makin kepingin baca dan penasaran sama ceritanya 😂 dan covernya aku suka banget, walaupun simple tapi itu keren banget 😍

    BalasHapus
  9. aku tahu buku ini udah lama dari youtube, tapi selalu aja gak kesampean untuk beli atau baca,semoga aku bisa cepet baca dan kalo aku menang giveaway ini mungkin aku akan selalu mantengin blog ini.. haha

    BalasHapus
  10. Sering denger tentang buku ini, tapi belum adankesempatan baca.... Hihihi, moga dapet giveaway nih, amin

    BalasHapus
  11. Hasemeleh ˙˚ʚ(´◡`)ɞ˚˙
    lagi-lagi nemu review amat sangat bagus sekali(ノ´ヮ´)ノ*: ・゚
    sudah sangat kuduga saat liat buku ini pertama kali. BUKU INI SUPER RECOMMENDED DAN PATUT DIKOLEKSI ( ✧Д✧) YES!!

    BalasHapus
  12. Hal yang paling membuat saya menantikan untuk bisa membaca buku ini adalah rencana adaptasi filmnya. Sebuah buku kalau sudah difilmkan tentu sangat worth it untuk dibaca

    BalasHapus
  13. Whoaa, setelah baca postingan ini jadi makin penasaran buat baca. Tapi kalo kakak sampai nangis bacanya, pasti banyak sedih niy ceritanya. Duh, jadi nggak tega kalo sampe nyesek-nyesek gitu ;(

    BalasHapus
  14. Aaaaa reviewnya bikin ngoler lengen bacaaaa:(( aku emang udah masukin buku ini diwish listku karena covernya yang kece, setelah baca review ini makin yakin pengen baca. Apalagi ada bagian bagian yang bikin nangis. Ahhh aku pasti sukaaa. Dan penasaran sama sang komandan ituuu. Adakah yang sekejam Ratu Levana? Euhhh aku aja benci sama dia, keseelll. Dan sekarang ada lagi tokoh macam dia? Haduhh

    BalasHapus
  15. Awalnya sudah dibuat jatuh cinta sama covernya yang kece abis. Setelah baca semua review dari para host BTGA, rasa penasaranku akan novel ini jadi makin besar. Apalagi setelah tau kalau novel ini akan diadaptasi menjadi film. Aku termasuk kelompok orang yang punya prinsip wajib baca bukunya dulu sebelum nonton filmnya. Dan semoga saja aku bisa dapat rejeki novel ini 🙏

    BalasHapus
  16. udah keseringan baca review An Ember, bukannya bosan malah sukses bikin aku makin penasaran sama nyokapnya Elias, karena kakak singgung mirip sama ratu levana>< akankah Laia seperti Cinder? atau justru lebih hebat lagi? ahh imajinasikuu pengin banget tau kisah An ember sesungguhnya, biar gak makin liar:AAA dannnn film? uwowowowo...

    BalasHapus
  17. Bakalan difilmkan? AAAAK seru banget pasti!

    BalasHapus
  18. Ternyata nggak cuma aku yang berpikir kalo naman Sabaa Tahir itu agak kearab-araban. Tahir itu dalam bahasa Arab setau aku rftinya suci deh. Harus kepoin penulisnya nih. Baca review kakak jadi semakin memperjelas keren dan bagusnya novel ini. Dan ada sedihnya juga? Hm jadi nggak sabar buat membuktikannya sendiri.

    BalasHapus
  19. reviewnya makin bikin ngiler, wishlist makin banyak 😭

    BalasHapus

Berikan komentarmu disini

 
;