Kamis, 30 Maret 2017

Ngemis: Film Gone Girl vs The Girl On The Train

SPOILER PARAH!!!


Akhirnya aku punya bahan yang bisa aku tulis untuk ngisi rubrik NGEMIS di blog ini. Kali ini aku pengen ngebahas tentang film yang di angkat dari sebuah novel.

Aku baru aja selesai nonton Gone Girl yang selalu dibanding-bandingkan dengan The Girl On The Train. Ini kerjaan para blogger buku yang selalu ngatain kalau Gone Girl lebih bagus, lebih ini lah, lebih itu lah. Dan gara-gara komentar mereka, aku jadi terpengaruh dan melanggar peraturan yang udah aku buat, yaitu nggak akan nonton film yang di adaptasi dari novel kalau belum baca novelnya.

Persamaan keduanya adalah sama-sama berdasarkan novel yang best seller. Dan tulisan ini bukan termasuk review film sih, karena aku bukan pakar mengkritik film (karena tahu bikin film itu susah dan banyak modal wkwk), aku Cuma hobi dan suka nontonnya.

Terus gimana setelah nonton Gone Girl?

WOW tapi tetap dalam batas Yeah wow kok.

Kenapa?


Karena alurnya udah ketebak beberapa menit setelah film ini diputar.

Oh bukan karena aku punya otak secemerlang Sherlock *minta dikeplak haha* tapi karena film ini temanya mirip banget (setengah ceritanya mirip banget) dengan sebuah kasus di Law & Order Criminal Intent, yang dimainkan Vincent D’Onofrio. Dimana sang istri menyamarkan kematiannya sebagai ulah suaminya. Semua bukti dan motif mengarah ke suami dan menciptakan alibi suami menjadi lemah dengan melakukan beberapa hal sesuai permintaan istri. Cuma bedanya, di serial Law & Order CI itu istrinya beneran mati karena bunuh diri. Dia pengen ngejebak suaminya yang seorang pembunuh berantai dengan menciptakan kematian dia. Karena mau nggak mau, ketika sang istri mati, polisi akan menyelidiki tentang keluarganya, khususnya si suami.

Nah kalau di GG ini,istrinya beneran psikopat. Dia menyamarkan kematian supaya bisa balas dendam karena sakit hati sama suaminya yang selingkuh. Sebagian sih karena popularitas. Disini aku agak ngerti. Intinya kan sang istri pengen balas dendam, trus kayaknya dia juga menikmati kepopuleran akibat “kematian” dia itu. Tapi yah intinya film ini bagus. Nggak membosankan, meski ada beberapa adegan yang klise banget. Nggak ada sesuatu yang baru di dalam film ini. Kayak senjata pembunuh atau pelarian ketika Amy pengen menjauh dan melihat reaksi sang suami. Kalau pecinta genre criminal pasti tahu lah apa maksud aku yang biasa aja.

Endingnya mungkin bikin dongkol, karena bagaimana pun ceritanya Amy menang, dan kasihan Nick wkwkwk. Suami suami takut istri nih si Nick.

Nah kalau dibandingkan dengan TGOTT, alurnya cukup bagus. 3x lipat lebih bagus daripada di novel. Kalau baca novelnya, bakal ngantuk, serius!! Yang bikin film TGOTT mendapat poin lebih dari GG adalah twist plot  dalam film ini. Walaupun aku bisa nebak pelakunya, tetap dibuat nggak terduga. Dibuat “oh kayak gitu, pantes aja dia gini.” Selebihnya, BIASA AJA!!


Pemeran GG vs TGOTT

Jelas sekali GG mengambil aktor dan aktris yang popularitasnya nggak diragukan lagi.

Yang bikin semua orang harus nonton film ini. Karena bukan hanya Ben Affleck dan Rosamund Pike tapi yang pemeran pendukungnya pun bukan sembarang orang. Wajah mereka sama sekali nggak asing. Meski nggak ingat namanya. Tapi kalian pasti tahu orang ini pernah main film apa. Atau orang ini pernah jadi teman main siapa.

Rosamund Pike menurut aku cocok banget jadi Amy, walaupun belum pernah baca novelnya,tapi karakter ini cocok sama dia. Aku pribadi pendapat kalau kepilihnya Rosamund jadi Amy itu karena film dia yang berjudul Return to Sander. Akting dia disitu sebagai cewek yang terlihat jatuh cinta sama pemerkosanya yang ternyata Cuma jebakan buat mancing si pemerkosa itu, malah ngebunuh si cowok itu. Sayangnya, akting psikopat Rosamund itu Cuma terlihat pas bagian endingnya, tapi tetap berkesan. Tetap keren. Sekaligus menakutkan. Mungkin itu juga jadi alasan kuat kenapa dia kepilih jadi Amy di GG.

Pasalnya sih Rosamund ini awal-awalnya identik dengan film yang dapat peran sebagai kekasih. Kayak pas main sama Tom Cruise, main sama Rowan Atkison, dan beberapa film yang aku nggak hapal lainnya. Paling inget itu, dia main film DOOM, tau kan yang terjebak di Mars sama saudara kembarnya. Makanya pas di Return to Sander itu, aku rada syok nontonnya, nggak nyangka. Dan pas lihat dia main di GG, aku jadi nebak alurnya kayak apa. Itu lah rahasia otak sherlock holmes-ku yg jenius hahaha.

Berbanding terbalik dengan TGOTT, aku sama sekali nggak kenal para aktornya, apalagi Emily Blunt. Walaupun pas aku searching di google, aku cukup kaget ngelihat daftar film yang dia mainkan. Karena film yang ada Emily Blunt itu rata-rata pernah aku nonton. Cuma wajahnya nggak keingat aja kali ya.

Di TGOTT itu paling kenal sama muka si Luke Evans dan si Justin Theroux. Muka Justin ini paling nggak lupa pas main di Charlie’s Angels. Makanya nggak payah nebak kalau dia pelaku sebenarnya atas kematian Anna. Kalau di novel, yang bikin aku nebak dia sebagai pelaku karena posisi dia sebagai mantan suami Rachel, terlalu aman.Terlalu nggak mencurigakan. Inti dari baca novel crime itu, jangan percayai tokoh yang dibuat terlalu aman.

Kesimpulan

Nggak ada yang lebih baik dari satu sama lain. Kedua film punya kekurangan dan kelebihan masing-masing (ver aku) dan aku nggak akan menentukan film mana yang lebih bagus atau nggak. Karena ngapain coba ngatain film A nggak bagus, terus situ bisa bikin film lebih bagus dari film A?

Tapi gara-gara selesai nonton GG, aku jadi makin nafsu masukin novel ini dalam daftar bacaan wajib aku.

Besok-besok nggak mau tergoda sama review para blogger ... bisa gawat!!


G+

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentarmu disini

 
;