Jumat, 02 Desember 2016

[Review Buku] Mama Mia! Survivor by Indah Hanaco

Mama Mia! Survivor
by Indah Hanaco
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Editor Gita Savitri
Desain Sampul Mila Hidajat
Tata Letak isi Shinzy & Fajarianto
176 hlm
Rate 4 of 5

Orang-orang ini, luar biasa! Kegetiran hidup tidak mematikan semangat mereka. Kala sebagian orang bersembunyi dalam lara saat cobaan menerpa, survivor ini justru iklas menceritakan penderitaan, rasa sakit, atau penghinaan yang mereka alami pada dunia. Dengan usaha dan doa, mereka bertahan sekaligus menaklukan pengalaman mengerikan di masa silam.
Kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksua, kehilangan kasih ibu, dan pengkhianatan cinta yang dialami survivor ini membuktikan bahwa keajaiban bukan hanya terjadi dalam kisah para nabi. Saat kita bertekad untuk tetap berjuang, Tuhan pasti menghadiahi kita kemudahan. Karena sejatinya cobaan bukan melulu penderitaan, melainkan penempa jiwa agar menjadi lebih kuat.

Survivor Satu: Helen bersedia menikahi Ariel yang baru saja dikenal beberapa bulan. Ariel menunjukan tanda-tanda bahwa ia sangat serius ingin menikahi Helen bahkan Ariel bersedia bertemu dengan ibunda Helen. Singkat cerita, Helen dan Ariel menikah. Ariel tidak keberatan tinggal di rumah mertuanya, membuat Helen dan ibu mertuanya sangat menyayangi Ariel. Kesedihan melanda Helen ketika ibunya meninggal. Belum lagi kesedihannya hilang, ia disadarkan dengan fakta bahwa satu persatu barang antik peninggalan keluarga hilang satu persatu. Hingga Helen telat menyadari bahwa rumah yang telah ia tempati telah dijual tanpa persetujuaannya.

Survivor Dua: Lyla masih begitu belia saat ia hamil di luar nikah dengan pacarnya yang terkenal suka gonta ganti pacar, Monty. Lyla berkeras mempertahankan bayi di dalam kandungannya, dengan resiko Monty membencinya. Monty membuktikan ucapannya, ia tidak membiarkan Lyla bahagia sedikit pun selama mereka menikah.

Survivor Tiga: Wanda kehilangan ayah dan adiknya, ibunya yang tidak tahan sendiri memilih menikah lagi. Wanda yang masih sangat kecil menerima keputusan sang ibu. Tapi Wanda langsung menyesalinya karena ketika ibunya menikah lagi, kasih sayang ibu untuknya hilang tanpa sisa.

Survivor Empat: Fiona adalah seorang wanita dewasa yang masih melajang hingga umurnya menginjak 28 tahun. Ia punya kecenderungan gelisah ketika berdekatan dengan laki-laki. Dan itu berlangsung semenjak ia duduk di bangku SMP. Sampai suatu malam, Fiona bermimpi tentang masa lalunya. Mimpi yang membuat ia takut berada di dekat laki-laki.

Survivor Lima: Siwi kehilangan kedua putri dan suaminya dalam sebuah kecelakaan. Musibah itu membuat Siwi depresi dan banyak menghabiskan waktunya dengan ngemil hingga tubuhnya membengkak menjadi tiga kali lipat dari berat normalnya. Banyak usaha yang dilakukan Siwi, tapi semuanya sia-sia.

Survivor Enam: Tya berkenalan dengan Juan dan menikah dalam waktu yang singkat. Tya ragu karena ia ingin tetap kuliah, dan Juan tidak akan melarang keinginan Tya meski mereka sudah menikah. Dan pertengkaran besar mereka tidak terelakan ketika Tya hamil muda. Hingga akhirnya Juan turun tangan. Awalnya  tidak sengaja, tapi lama ke lamaan Juan makin ringan tangan dan emosinya makin tidak terkendali. Tya takut dan menjadi tertutup.

Survivor Tujuh: Yolanda tidak asing dengan kemiskinan. Ayah pemalas dan pemabuk, serta penghasilan ibu dari berjualann kue keliling tidak cukup untuk membiayai sekolah. Yolanda memutuskan berhenti sekolah, dan membantu ibunya mencari uang agar bisa menyekolahkan kedua adiknya yang masih kecil. Godaan datang ketika kakaknya pulang dari kota dengan penampilan luar biasa. Penampilan yang ia dapatkan dari bekerja “enak” tanpa capek sama sekali.

Survivor Delapan: Lula lahir di keluarga yang pernah punya sejarah dengan G30S PKI. Ayahnya sempat menjadi tahanan politik karena terlibat dengan G30S PKI. Lula yakin ayahnya bukan salah satu dari orang-orang keji tersebut. Karena ayah Lula adalah ayah terbaik. Masa lalu itu pun mempersulit Lula dalam bergaul, mendapatkan pekerjaan bahkan ketika ia ingin menikah dengan pria yang ia cintai.


My Review

Kamu pernah ngerasain kalau kamu punya masalah paling sulit di dunia? Dan nggak ada satu pun orang di dunia ini yang bisa membantu kamu? Atau pernah ngerasa Tuhan nggak adil telah memberikan nasib buruk kepadamu lalu menyerah pada keadaan? Atau kamu pernah merasa kamu nggak sanggup lagi dan terbersit ingin mengakhiri hidup?

Kalau begitu kamu harus baca buku yang satu ini.

Dari buku ini aku dan kamu harus belajar, kalau masalah yang sedang aku hadapi itu nggak sebanding dengan penderitaan mereka. Aku belajar, bahwa kekuatanku bertahan dari masalah yang sedang aku jalani tidak seheboh dengan penderitaan mereka. Aku belajar, bahwa beban yang mereka pikul sepuluh kali lebih berat dari beban yang aku jalani sekarang.

Kenapa?

Karena buku ini menggambarkan betapa hebat dan luar biasanya mereka menghadapi masalah yang aku sendiri nggak pernah alami dan aku bayangkan. Setidaknya belum (dan aku doakan tidak akan pernah ngerasainnya). Dan aku nggak akan yakin akan sanggup ngejalaninya jika itu terjadi sama aku.

Delapan kisah, dan delapan pelajaran hidup yang bisa memotivasi kita untuk bersyukur dan untuk meyakini diri sendiri bahwa kamu bisa. Kamu sanggup. Kamu kuat dan kamu hebat.  

Ada kisah bagaimana seorang wanita yang menikahi seorang penipu, hingga seluruh hartanya ludes dan ia tengah memperjuangkannya. Ada kisah wanita yang selalu gelisah dekat dengan laki-laki karena masa lalu yang menyakitkan, dan ia mencoba menghadapi dengan bantuan seorang psikiater. Ada kisah seorang wanita yang tetap menjaga kehormatannya di tengah sulitnya himpitan hidup yang ia punya, berjuang demi adik-adiknya agar tidak putus sekolah.

Sekarang, bayangkan aja kamu yang lagi patah hati, di selingkuhin sam pacar, dan kamu nangis seolah-olah dunia udah berakhir. Seolah-olah kamu udah ditinggalkan sama Tuhan. Seolah-olah kamu nggak sanggup lagi hidup. Dan itu Cuma karena di selingkuhin pacar? Ya Tuhan, lebih bagus kamu baca buku ini dan renungkan. Sebanding nggak sih pacar brengsek gitu kamu tangisin sampai mata bengkak, dengan penderitaan mereka di dalam buku ini. Yah aku juga nggak nyepelekan masalah kalian sebenarnya. Cuma ada baiknya di renungkan lagi apa yang pantas ditangisin dengan apa yang nggak pantas ditangisin. Karena hidup ini terlalu singkt buat kita terpuruk dalam duka lara.

Klise banget nasihatnya? Anggap aja kayak gitu. Karena meski pun nasihat ini klise, Klise banget malah, tapi beneran lho. Saat kamu sadar kamu udah nangisin hal yang nggak perlu, baru disitu kamu ngerasa diri kamu super super bodoh, dan dungu (ini pengalman pribadi).

Buku ini nggak hanya aku rekomendasikan buat di baca, tapi wajib jadi bacaan kamu. Lagian bukunya nggak tebal kok, hanya ada 8 kisah dengan tebal 175 halaman.  Cocok untuk dibaca di sore hari ditemani secangkir teh sambil mandangi sunset dari teras rumah (adem banget khayalannya ^^)

Sampai jumpa direview selanjutnya ^^

***
Tulisan ini diikutsertakan dalam:

G+

2 komentar:

Berikan komentarmu disini

 
;