Fools Rush In
by Kristan Higgins
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih bahasa: Ambhita Dhyaningrum
Editor: Rini Nurul Badariah
Desain Sampul: Marcel A.W
Pages 504
Published July, 2014
Rate 5 of 5
Pekerjaan penuh dedikasi sebagai dokter di Cape Cod? Cek. Rumah mungil indah milik sendiri? Cek. Anak anjing lucu yang cocok diajak jalan dan mencuri perhatian pria tampan? Cek! Yang Millie Barnes butuhkan tinggal perhatian pemuda pujaan wanita sekaligus mantan gebetannya, Joe Carpenter, maka lengkap sudah hidupnya. Namun, meraih kesempurnaan tidak pernah mudah. Terutama karena kehadiran Sam Nickerson, si polisi setempat, begitu mengusik hari-harinya. Memang sih, Sam butuh teman setelah dicampakkan kakak-gila harta Millie. Tapi, apa perlu sebegitunya Millie menikmati kehadiran Sam? Bagaimanapun, pria itu jelas bukan bagian dari rencana besar Millie. Ataukah cinta memang tak terduga, dan bisa muncul dengan tiba-tiba?
Millie
Barnes, usia hampir 30 tahun, lajang, menarik secara karakter dan memiliki
impian untuk menikahi Joe Carpenter. Cinta pertama dan cinta sejatinyanya.
Setidaknya itulah yang Millie yakinkan pada dirinya sendiri ketika ia memilih
kembali ke kota kecil kelahirannya dan menjadi dokter disana. Ia berharap pekerjaan keren akan menarik
perhatian Joe. Maka di hari pertama Millie sudah menyusun rencana.
Membersihkan
dan menata rumah pemberian neneknya yang indah, lari setiap hari dan melewati
jalur yang sering dilewati Joe, memiliki anjing, dan konsultasi pakaian dengan
kedua temannya yang sangat paham fashion, Curtis dan Mitch. Bersikap
seolah-olah tidak tertarik pada Joe padahal selalu mencuri kesempatan
berdekatan dengan pria tersebut.
Awalnya
sia-sia, Joe sama sekali tidak menoleh pada Millie, meski Millie berubah sangat
banyak. Mulai dari gendut, jerawat dan pendek (yang tidak bisa di ubah) menjadi
Millie yang montok (mendekati langsing), cantik dan menarik. Millie hampir
putus asa dibuatnya. Lalu terjadi kejadian yang tidak terduga dan Millie
terlibat di dalamnya yang menyangkut nyawa seseorang. Saat itulah Joe mulai
membuka mata tentang kehadiran Millie.
Misi sukses.
Tapi,
benarkah Joe yang ia inginkan dalam hidupnya?
My Review
Ini buku
dengan genre romantis pertama yang berhasil ngaduk-ngaduk emosi aku. Bahkan di
bagian sedihnya, aku ikut sedih banget. Bahkan sampai terharu. Titanic aja
nggak bisa ciptakan emosi seperti buku ini ciptakan.
Novel ini
berkisah tentang cinta sejati. Bahwa sesuatu yang terlihat sempurna, dan sangat
kita inginkan untuk menjadi milik kita, belum tentu yang terbaik buat kita.
Millie
Barnes menghabiskan seluruh hidupnya untuk mencintai Joe Carpenter, cowok
tampan yang mampu mengalihkan dunia hanya untuk memandangnya. Cowok yang mampu
menghentikan waktu jika melihatnya tersenyum. Joe adalah kesempurnaan fisik dan
impian setiap wanita. Dan ia juga mimpi terbesar Millie. Bahkan Millie
menguntit Joe dan “mempelajari” aktivitas Joe mulai dari apa yang ia suka,
tidak suka, dan tempat yang sering ia kunjungi. Dengan harapan hasil menguntit
Joe selama bertahun-tahun akan membuat Millie merasa sempurna bila akhirnya bersisian dengan Joe.
Salah satu
favoritku adalah disini tokoh utama wanitanya tidak lah sempurna, dalam artian
sih kalau biasanya kita baca tokoh wanita yang cantik dengan senyum menawan dan
bla bla sebagainya, di sini dibuat berbeda. Millie digambarkan sebagai cewek
gendut, berkawat gigi, tidak terlalu tinggi. Tapi ia punya kepribadian yang
menarik, pintar, ceria, terencana, humoris, dan percaya diri, sayangnya masa
remajanya tidak begitu indah. Ia tenggelam oleh sosok Trish, kakak kandunnya
sendiri yang memiliki kesempurnaan gambaran wanita cantik di seluruh dunia.
Millie berhasil menyelesaikan sarjana dokternya dan siap kembali ke kota
kecilnya dan menjadi dokter keluarga. Sekaligus menjalankan misi untuk menarik
perhatian Joe yang sempat tertunda beberapa tahun karena ia menyelesaikan
studinya.
Joe Carpenter
sendiri memang digambarkan terlalu sempurna. Gayanya yang asal-asalan malah
membuat penampilannya makin membuat siapapun tergila padanya. Mulai dari remaja
hingga lanjut usia tidak akan menampik bahwa Joe adalah kesempurnaan.
Sam
Nickerson, mantan kakak ipar Millie, sempat kecewa dengan Trish yang
berselingkuh. Sam digambarkan sebagai sosok yang tampan. Berbeda dengan Joe,
ketampanan Sam ciri khas seorang atlet. Tubuh tegap, bentuk wajah yang bagus, seorang
ayah yang baik dan prestasi di lapangan yang menakjubkan, sampai sebuah
kecelakaan merenggut mimpinya menjadi atlet, alasan itu pula yang membuat Trish
meninggalkannya.
Millie
menyukai Sam, karena Sam satu-satunya laki-laki yang baik padanya semenjak
mereka kanak-kanak. Semenjak Sam berpacaran dengan kakaknya. Semenjak Sam
sangat enak di ajak ngobrol tanpa membuat Millie malu atau kehilangan percaya
diri. Sam memandangnya sebagai adik sekaligus seorang gadis dan wanita.
Aku suka
sekali kisah gimana usaha Millie merebut perhatian Joe. Mulai dari menguntit
Joe dan mengatur strategi agar setiap hari bisa berpapasan dengan Joe tanpa
kentara sekali Millie mengikutinya. Millie yang lari pagi dengan penuh drama
(berat badan berlebihan membuat Millie enggan melanjutkan lari), lalu
mengadopsi anjing agar serasi dengan Joe. Banyak kejadian super kocak dan bikin
perut kram karena kebanyakan ketawa di bagian ini. Tingkah Millie yang konyol
menjadi nilai tambah cerita ini. Belum lagi pas dia di dandanin sama
teman-teman gay-nya. Oh ya ampun.... keluar air mata bacanya.
Kedekatan
Sam dan Millie sangat-sangat bikin iri. Mereka benar-benar natural sebagai
sahabat, adik dan kakak ipar. Belum lagi Danny, anak Sam yang sangat sayang
pada Millie dan Millie yang rela melakukan apa aja untuk remaja cowok tersebut.
Dan saat
bagian paling beratnya adalah ketika Millie merasa itu semua adalah
kesia-siaan. Banyak hal yang aku pelajari tentang cinta di sini. Ketika aku
mencintai seseorang, aku tidak akan berusaha terlihat sempurna di depan pria
yang aku cintai. Karena pria yang mencintai aku, pasti akan menganggap apa pun
penampilan aku sudah sempurna. Sesuatu yang hanya diihat dengan mata, tidaklah
kekal. Tapi sesuatu yang dirasakan dari hati, jamin akan memenuhi standar
kehidupan cinta.
Meski
terlihat sepele, tapi aku suka seluruh cerita ini. Dari awal sampai akhir
benar-benar terasa nyata dengan kehidupan cinta di sekitar kita. Seperti gimana
Millie selalu ingin tampil maksimal di depan Joe sedangkan di depan Sam dia
bisa berpenampilan apa aja. Atau di depan Joe, Millie pengen terlihat keren,
cerdas, tapi di depan Sam, Millie bisa berubah konyol. Pokoknya momen-momen
sederhana gitu bikin nilai plus untuk novel ini. Dan ya, efeknya jadinya halaman
buku ini pun tebal. Mencapai 500 halaman juga. Padahal nggak ada konflik
tambahan di dalamnya. Palingan pas ending aja, ada halangan kecil antara
hubungan Sam-Millie.
Cerita
imbang. Antara kisah Joe-Millie dan Sam-Millie sama-sama mendapat porsi yang pas.Jadi
pembaca bisa nentukan sendiri yang mana pasangan favorit mereka.
Satu hal
lagi yang diajarkan novel ini. Semua cewek itu cantik, dan kepribadiannlah yang
menentukan apakah kita pantas disukai atau tidak disukai oleh orang lain. Dan
Cewek itu cantik kalau ngerawat diri. Emang udah kodratnya sebagai cewek harus
pintar ngerawat diri, ya nggak perlu susah-susah, cukup dengan olahraga rutin
kalau pengen berat badan turun (misalnya). Intinya sih pede dengan diri
sendiri. Kalau kita udah pede, maka kita akan ngeluarin daya pikat kita yang
tersembunyi di dalam diri kita.
Dan sekali
lagi yang aku suka dari Kristan Higgins adalah nggak ada adegan dewasa yang
bikin berkeringat. Semuanya aman terkendali, dan cocok di baca remaja. Malah
aku rasa kisah kayak gini memang lebih banyak di alami remaja daripada wanita
berusia 30 tahunan hehe. Benar nggak? Rekomendasikan banget buat pecinta
romance, aku aja suka banget sama cerita ini, apalagi mereka yang penyuka genre
romance hehe.
Sampai jumpa
di review selanjutnya ^^
***
Bukunya emosional banget, ya? Huhu. Lagi pengen baca yang santai.
BalasHapusSebenarnya nggak terlalu emosional, tapi ada satu dua bagian itu yang rasanya bikin sesak di dada hoho
HapusTerima kasih:)
BalasHapussama - sama ^^
Hapus