The Big Four
by Agatha Christie
Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa: Indri K.
Hidayat
Cetakan kedelapan;
Oktober 2007; 277 hlm
Rate 3 of 5
Di dalam gudang bawah tanah di east end itu, aku yakin inilah saat-saatku yang terakhir. Kusiapkan diri menghadapi shock derasnya arus air yang hitam itu.Aku terkejut ketika mendengar suara tawa dengan nada rendah. "Anda seorang pemberani," kata laki-laki di sofa itu. "Kami orang Timur menghargai keberanian. Anda telah berani menghadapi kematian Anda sendiri. Dapatkah anda pula menghadapi kematian orang lain?"Dahiku bersimbah peluh."Pena sudah siap," kata laki-laki itu dengan tersenyum. "Anda tinggal menulis. Kalau tidak-""Kalau tidak?" tanyaku tegang."Kalau tidak, wanita yang Anda cintai akan mati - mati perlahan-lahan. Dalam waktu senggangnya, majikan kami suka menghibur diri dengan membuat ala-alat dan menciptakan cara-cara penyiksaan....."
Orang asing datang ke kediaman
Poirot saat Poirot hendak pergi atas permintaan seorang klien. Orang asing itu
hanya menyebut Empat Besar berulang-ulang sambil menyebutkan nama-nama yang
membentuk organisasi tersebut. Poirot dan Hasting yang terburu-buru janji
dengan kliennya terpaksa meninggalkan orang asing tersebut kepada Mrs. Pearson.
Ketika menyadari sesuatu, Poirot sadar bahwa panggilan itu hanya bentuk
pengalihan. Ketika Poirot kembali ke rumahnya, pria asing tersebut tewas.
Review
Sengaja sih sinopsisnya singkat,
soalnya novel kali ini lebih banyak petualangannya dan banyak kejadian dimana
Poirot tertipu berkali-kali. Yup, biasanya Poirot tidak bisa ditipu meski hanya
sekali, tapi ketika berhadapan dengan Empat Besar, Poirot dan Hasting dibuat
mengikuti permainan licik mereka. Jadi sinopsisnya sebagai pembuka cerita aja
hehe
Kelebihan
Novel ini punya kelebihan dari
novel-novel Agatha lainnya. Pertama Poirot berhadapan dengan organisasi Empat
Besar yang keberadaaannya diyakini hanya mitos dan khayalan. Organisasi yang
bertanggung jawab untuk, hampir, semua kejadian mengerikan di muka bumi. Dan
dengan organisasi tersebutlah Poirot mengadu kepintaran.
Ya mulanya karena kedatangan
orang asing di kediaman Poirot dan kata-kata misteriusnya tentang Empat Besar.
Lalu saat ia tewas, jam di dinding ditemukan berhenti tepat di pukul 4. Membuat
Poirot yakin ada sesuatu.
Petualangan berlanjut ketika ada
kasus misteri di sebuah kota terpencil. Seperti biasa Poirot menanganinya dan
kaget menyadari bahwa pria yang terbunuh ada hubungannya, atau setidaknya
mengetahui sesuatu tentang Empat Besar. Dan sekali lagi, poirot kecolongan.
Asik sih lihat Poirot kecolongan
gitu. Biasanya dengan gaya angkuh dan percaya dirinya yang luar biasa itu bisa
bikin Hasting sebal sekalipun. Biasanya di novel-novel sebelumnya Poirot akan
mengendus dan mewawancarai tersangka dan memecahkan kasus dengan logika dan
teratur. Nah kali ini nggak ada wawancara, Poirot hanya mengandalkan
informasi-informasi yang ia kumpulkan tentang Empat Besar.
Kekurangan
Entah kenapa kali ini, di novel
ini Agatha banyak sekali menyelipkan adegan “kebetulan” yang membantu Poirot
dalam menangani kasusnya. Kebetulan sekali, Poirot menerima kasus-kasus
kematian yang berhubungan dengan Empat Besar. Kebetulan sekali Poirot bisa
mendapatkan potongan informasi berharga tentang Empat Besar. Dan kebetulan
sekali Poirot bertemu dengan seseorang yang sangat membantu Poirot mengenal si
Nomor Empat. Membuat petulangan Poirot selanjutnya lebih waspada.
Dan kebetulan yang mencengangkan,
Poirot punya saudara kembar.
Kalian percaya itu?
Setelah sekian lama aku baca
Agatha Christie baru tahu Poirot punya saudara kembar.
Ceritanya ingatin sama....
Sebelumnya sih mau
bilang, ini mungkin spoiler. Jadi bisa lewatin aja bagian ini, oke ^^
Tau dong Sherlock Holmes,
detektif fiksi yang begitu fenomenal dan bahkan ceritanya banyak diterbitkan
dalam berbagai versi. Ada beberapa bagian dalam novel ini yang ingatin aku sama
Sherlock.
Kematian Sherlock saat melawan
Moriaty. Tau bagian ini? Pas Sherlock berhadapan satu lawan satu dengan
Moriaty, laki-laki cerdas yang mampu selangkah di depan Sherlock, di air
terjun. Sherlock diyakini mati oleh semua orang, terutama sahabatnya Watson
yang menemukan surat di dalam kotak korek api. Juga tidak ditemukan tanda-tanda
orang selamat dari tebing itu. Pokoknya intinya Sherlock dan Moriaty mati jatuh
ke air terjun. Dan semua orang percaya.Begitu pula musuh-musuhnya Sherlock,
hingga tingkat kejahatan meningkat.
Persamaan dengan kisah The Big
Four ini adalah, Poirot juga mati dalam suatu jebakan Nomor Empat. Semua orang
percaya dan juga Empat Besar. Hasting begitu terpukul karena secara tidak
langsung dia penyebabnya.
Ada satu lagi yang ingatin kisah
ini sama Sherlock. Tau dong Sherlock naksir sama cewe bernama Irene Adler karena
kepintarannya memperdaya Sherlock?
Nah di sini juga Poirot punya
wanita favorit juga. Pernah jadi musuh Poirot juga.
Ada satu lagi ...
Kematian Nomor Empat, itu agak
diragukan. Sama seperti kematian Moriaty yang diragukan. Soalnya kalau Sherlock
aja berhasil selamat, kenapa Moriaty nggak.
Ending
Mengesankan dan penuh kejutan,
tapi nggak seheboh seperti kasus Poirot biasanya. Dimana para tersangka
dikumpulkan dan baru dibeberkan satu persatu fakta-faktanya. Ending Empat Besar
malah terdengar terlalu mudah. Udah direncanakan jauh-jauh hari. Belum lagi
kesepakatan dengan salah satu penjahat (lagi-lagi faktor “kebetulan” yang
seperti aku bilang tadi) yang membuat Poirot dan Hasting bebas dan bisa
menghirup udara kebebasan.
Dan satu lagi, kematian si Nomor
Satu yang enggak cocok dengan profilnya sebagai pemimpin organisasi paling
ditakuti sekaligus paling tidak diakui keberadaannya membuat aku cengo.
“Eh masa iya sih?”
Jadinya aku ngerasa kalau novel
ini nanggung.
Kesimpulan
Secara keseluruhan novel ini
menarik. Aku bisa ngerasain gimana geramnya dia berkali-kali dikalahkan si
Nomor Empat. Tapi yah, beberapa hal lainnya juga buat aku ngerasa kalau novel
ini biasa aja.
Yah tapi pecinta Poirot tetap
harus baca novel ini.
Sampai jumpa di review
selanjutnya ^^
***
wah sudah lama gak baca agatha christy
BalasHapus