Sabtu, 23 Juli 2016

[Review Buku] Look at Me! - Yulia SM

Look at Me!
by Yulia SM
Penerbit Grasindo
Editor Cicilia Prima
Desainer Kover Jang Shan & Ivana PD
Cetakan ke-1; Mei 2015; 228 hlm
Rate 3 of 5
Format ebook via iJak

Diam bukan berarti dia tidak merasa. 
Diam bukan berarti dia tidak peduli.
Dalam diam dia terus memerhatikan.
Biarkan dia menyampaikan rasa sayangnya dengan caranya sendiri.


Seorang adik dibenci oleh kakaknya sendiri.
Mungkin hal itu terdengar mustahil. Tapi, tidak bagi seorang Park Ryung-Hee. Gadis itu benar-benar mengalaminya. Entah kenapa, Joon-Seok—kakaknya—selalu membedakan dirinya dengan Park Yo-Seong—adiknya sendiri. Dari kecil, Joon-Seok selalu memerlihatkan sisi tak acuh, bersikap seolah sosok Ryung-Hee tidaklah pernah ada di sekitarnya. Bahkan, tak segan pria itu mengucapkan kata-kata kasar dan memberikan tatapan penuh kebencian kepadanya.
Sakit? Tentu saja! Seorang adik mana yang tidak merasa sakit hati jika dibenci oleh kakaknya sendiri? Jika boleh jujur, Ryung-Hee sudah lelah dengan semua sikap buruk Joon-Seok terhadapnya. Tapi, untung saja ia masih memiliki Kyuhyun―sosok pria yang selalu siap membagi punggungnya sebagai tempat bersandar. Tapi... bagaimana jika suatu saat  punggung yang selalu menjadi tempatnya bersandar itu malah pergi? Pergi menjauh tanpa mau mengizinkannya untuk kembali bersandar dan malah memberikan punggung itu untuk orang lain. Dengan kata lain, pria itu berbalik membencinya. Jika sudah seperti ini, ke mana dia harus pergi? Hidupnya benar-benar menjadi hancur karena semua orang kini telah membencinya.
Ingin tahu kelanjutan kisah cinta Kyuhyun dan Ryung-Hee? Lalu, alasan kenapa Joon-Seok membencinya? Bacalah sampai tuntas kisah lengkapnya dalam novel ini!

Ryung-Hee hidup seperti di neraka. Statusnya sebagai anak dari hubungan gelap ayahnya, harus tinggal serumah dengan kakak, Joon-Seok, yang tidak mencintainya sama sekali. Selalu menuduhnya membunuh ibu kandung mereka.  Kebencian Joon-Seok makin menjadi ketika mendapati adiknya, Yo-Seong, jatuh dari tangga setelah bertengkar dengan Ryung-Hee. Joon-Seok menuduh Ryung-Hee sengaja mendorong jatuh adiknya karena memperebutkan Cho Kyuhyun, kekasih Ryung-Hee.

Ryung-Hee terima ketika Joon-Seok menuduhnya dengan tuduhan palsu. Tetapi Ryung-Hee kecewa saat Kyuhyun lebih mempercayai ucapan Yo-Seong daripada Ryung-Hee. Kyuhyun memaksa Ryung-Hee meminta maaf kepada Yo-Seong, Ryung-Hee menolak sehingga menyebabkan pertengkaran hebat. Kyuhyun tiba di batas kesabaranya, hingga ia memutuskan hubungannya dengan Ryung-Hee.

Ryung-Hee bagaikan kehilangan pegangan satu-satunya. Seluruh dunianya runtuh saat satu-satunya orang yang ia cintai juga membencinya. Tidak ada satupun yang menginginkannya. Tidak ada satupun yang mencintainya.


My Review

Novel ini sederhana banget. Mulai dari diksi, alur serta konflik dalam novel ini cukup sederhana. Anehnya sih, aku cukup menikmati novel ini. Bahkan novel ini sangat mudah untuk kita habiskan dalam sekali duduk. Kesederhanaan dalam novel ini, membuat aku cenderung menggolongkan novel ini ke dalam Teenlit, tapi konflik yang terjadi lebih cenderung ke Young Adult.

Novel ini dibuka dengan misteri ketidaksukaan Joon-Seok kepada Ryung-Hee, padahal statusnya sebagai adiknya. Terlebih lagi, ternyata Joon-Seok memiliki adik perempuan satu lagi, tapi ia sangat menyayanginya. Dari awal aja, penulis sudah mengajak aku untuk terus melanjutkan hingga ke halaman selanjutnya. Dari halaman selanjutnya, berlanjut ke bab selanjutnya dan tidak terasa novel ini habis.

Penempatan alur flashback di tengah-tengah bab, merupakan poin penting dalam novel ini. Jujur aja cukup pintar, di tengah rasa penasaran dengan apa yang terjadi antar para tokoh, penulis menawarkan jawaban melalui alur flashback tersebut.

Konfliknya seputar keluarga. Aku di ajak untuk merasakan kebencian Joon-Seok kepada Ryung-Hee yang notabene-nya anak selingkuhan ayahnya. Terus kebohongan-kebohongan Yo-Seong yang menjebak Ryung-Hee. Trus Kyuhyun yang menjalin cinta dengan Yo-Seong, semua itu menjadi konflik utama dalam novel ini.

Pembentukan karakter cukup bagus. Cuma yah ada beberapa hal yang kurang di eksplore. Karakter paling kuat tentu saja Ryung-Hee dan Joon-Seok.

Terus, untuk settingnya sendiri di korea. Sayangnya sih, penulis kurang detail menggambarkan tempat-tempat khusus yang di kunjungi Ryung-Hee. Dugaan aku, bisa saja karena korea sudah terkenal dengan keindahaannya melalui tv, sehingga hanya dengan memberikan informasi sekilas tentang tempat tertentu, sudah cukup bagi pembaca. Aku sih nggak keberatan, tapi nggak tau dengan pembaca lain. Karena sudah menjadi kebiasaan ketika mengambil setting luar negeri, ada keindahan dari negeri tersebut yang di tonjolkan.

Ending cukup bagus. Aku nggak komentar banyak tentang ending. Meski ending cukup bagus, aku masih kurang ngerasa wow dengan cara penulis membawa ending tersebut. Maksudnya, ketika aku mengakhiri suatu novel, aku pengen ada rasa puas dengan ending tersebut meski endingnya udah ketebak kemana akhirnya. Maka dari itu, aku bilang endingnya “cukup” bagus.

Satu lagi kelebihan novel ini adalah, novel ini bebas typo. Jaman sekarang, typo sepertinya adalah hal yang wajar dalam sebuah novel. Jadi aku yah cukup ngerasa ada sesuatu yang spesial aja ketika sebuah novel bebas typo ^^

Aku mau kritik sekaligus saran tentang dua hal (ini yang terlihat sepanjang aku baca novel ini):

1. Penggunaan kata “alibi”. Coba cek dua pernyataan di bawah ini:

Oke, pria itu semakin yakin dengan alibinya sendiri. – hal 61 

“Sepertinya itu sebuah alibi karena Joon-Seok Oppa tak mempercayaimu saja, Oppa.” – hal 80 

Setelah lihat dua kalimat di atas, coba cocokan dengan pengertian alibi yang aku dapatkan dari wikipedia: Alibi (bahasa latin: alibi, tempat lain) adalah suatu keterangan yang menyatakan bahwa seseorang berada di tempat lain ketika suatu peristiwa terjadi.

Saran aku, coba cari lebih dahulu kata-kata yang ingin digunakan. Jangan sampai salah dan tidak cocok penempatannya. Karena alibi yang di maksud tidak cocok sekali dengan dua kalimat di dalam novel Yulia SM.
  
2. Di halaman sebelumnya, ada bagian yang mengatakan kalau Joon-Seok kembali ke rumah setelah ibu kandung mereka meninggal dunia dan beliau sudah mendonorkan kornea matanya untuk Ryung-Hee. TAPI, di halaman 139 ini, di katakan Ryung-Hee masih buta. Sehingga Joon-Seok sering salah paham mengartikan tatapan mata kosong Ryung-Hee kepadanya. 
 
Pertanyaan aku, apa iya orang yang udah mendapat donor mata, masih tetap buta?

Secara keseluruhan novel ini tidak dibilang bagus banget. Tapi bacaan ini cukup cocok di baca segala usia, apalagi konflik utamanya mengenai keluarga. Tentang saling menjaga dan menghargai saudara sendiri. Pokoknya ada pesan moral yang bisa kita petik.

Cuma segitu aja review aku.

Sampai jumpa di review selanjutnya ^^
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam:


G+

2 komentar:

  1. iya bener, masih ada kekeliruan dalam mengartikan kata bahasa indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayang sekali yah ... kesalahan pengartian kata bahasa indonesia membuat pembaca berpikir kalau penulis tidak banyak mengusai kosakata. Jadinya kelihatan banget amatirnya

      Hapus

Berikan komentarmu disini

 
;