The Hunger
Games
by Suzanne
Collins
Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama
Alih bahasa
oleh Hetih Rusli
Cetakan
ke-10; Desember 2013; 408 hlm
Rate 5 of 5
Dua puluh empat peserta.
Hanya satu pemenang yang selamat.
Amerika
Utara musnah sudah. Kini di bekasnya berdiri negara Panem, dengan Capitol
sebagai pusat kota yang dikelilingi dua belas distrik. Katniss, gadis 16 tahun,
tinggal bersama adik perempuan dan ibunya di wilayah termiskin di Distrik 12.
Karena
pemberontakan di masa lalu terhadap Capitol, setiap tahun masing-masing distrik
harus mengirim seorang anak perempuan dan anak lelaki untuk bertarung dan
ditayangkan secara langsung di acara televisi The Hunger Games. Hanya ada satu pemenang setiap tahun. Tujuannya adalah : membunuh atau
dibunuh.
Ketika
adik perempuannya terpilih mengikuti The Hunger Games, Katniss mengajukan diri
untuk menggantikannya. Dan dimulailah pertarungan yang takkan pernah dilupakan
Capitol.
Gak nyangka akhirnya aku bisa baca juga buku
kesatu dari seri The Hunger Games. Setelah masuk daftar wishlist buku yang
paling aku inginkan, dan suatu hari bang!
Aku dapat voucher buku dari giveaway #BacaBukuPerpus di blog Ira BookLovers. Sumpah senang banget (baca di sini kenapa aku sangat menginginkan buku
ini).
Mungkin udah pada tahu kali ya garis besar
cerita novel ini seperti apa, karena filmnya sendiri udah beberapa kali tayang
di Fox Action Movies. Tapi aku ingin
mengulas sedikit tentang The Hunger Games
dari versi bukunya. Entar dch suatu hari aku bikin perbedaan mencolok antara The Hunger Games versi novel dan versi
film.
Katniss Everdeen gadis berusia 16 tahun yang
tinggal di Distrik 12 yang merupakan Distrik penghasil batu bara bagi Capitol.
Kehidupan mereka sepenuhnya di atur oleh Capitol yang bahkan berhak mengambil
putra dan putri dari setiap distrik untuk di ikutsertakan dalam acara tv The Hunger Games dimana mereka
dipertontonkan untuk saling bunuh. Dan pemenangnya, dijanjikan kemewahan yang
tidak pernah mereka bayangkan.
Dan tahun ini, untuk pertama kalinya nama
Primrose Everdeen masuk dalam calon nominasi peserta The Hunger Games. Katniss berupaya keras agar nama adiknya tidak
bertambah banyak di dalam bola-bola kaca dimana mereka akan mengundi nama-nama
peserta The Hunger Games. Katniss
bersyukur, nama Prim hanya ada satu di dalam bola kaca raksasa itu. sehingga
kemungkinan terpilihnya Prim sangatlah kecil. Dan Katniss salah besar, karena
Prim lah yang akan maju ke The Hunger
Games.
“Aku mengajukan diri!” pekikku. “Aku mengajukan
diri sebagai peserta!” – hal 30
Katniss maju menggantikan adiknya, dan
ditemani Peeta Mellark sebagai pesaingnya di arena nanti. Peeta Mellark punya
arti sendiri bagi kehidupan Katniss, meski mereka terikat dengan kisah roti
yang terjadi saat mereka masih anak-anak dulu. Bagi Peeta, terpilihnya dia
sebagai peserta The Hunger Games bersama
Katniss, adalah cara yang mengejutkan agar dapat mengenal gadis yang ia sukai
sejak lama. Mengenal dengan cara yang berbeda.
Persiapan demi persiapan dilakukan. Mereka di
ajari untuk bagaimana bertahan hidup dengan mempelajari beberapa trik yang
berguna untuk digunakan. Dan saat hari H tiba, Katniss harus merasa siap untuk
melalui ini semua. Tidak akan ada yang bisa membantunya saat di arena nanti,
bahkan Peeta sekalipun.
Dan itu berarti Peeta mellark yang baik hati,
yang memberiku roti, sedang berusaha keras untuk membunuhku. – 71
My Review
Aku gak tahu pandangan aku terhadap novel ini
bisa objektif atau tidak. Soalnya untuk alasan tertentu (baca di sini) aku
nonton filmnya terlebih dahulu dan aku langsung jatuh cinta sama Peeta. Jadi
pas baca novelnya pun, aku tidak bisa tidak mencintai anak tukang roti itu. Dia
adalah tokoh utama yang berhasil merebut perhatian aku setelah sekian lama aku
menyukai Harry Potter.
Karakter Katniss begitu menonjol disini,
bukan hanya karena sudut pandang menggunakan sudut pandangnya, tapi juga karena
sifat dan karakternya yang mandiri serta cepat tanggap. Mungkin efek dari
seringnya berburu hewan untuk dijadikan makanan, membuat Katnis menjadi pribadi
yang sulit di dekati. Ia cenderung mencurigai lawannya. Sering kali Katniss pun
salah menilai seseorang. Misalnya aja Haymitch, pemabuk yang menjadi mentor di The Hunger Games dan Peeta, cowok
baik-baik yang pandai mengambil simpati orang lain. Pokoknya, Katniss selalu
curiga dengan apapun.
Sedangkan Peeta, meski hanya diceritakan oleh
Katniss, adalah cowok mellow yang super sweet. Bagi Katniss, Peeta adalah cowok
yang sulit ditebak. Di satu sisi Peeta bisa menampilkan wajah sendu dan ramah
yang baik hati, tapi di sisi lain terkadang Peete bisa bertindak atau bersikap
menyembunyikan sesuatu dari Katniss. Belum lagi sifat Peeta yang sangat pintar
mengambil hati dengan kata-kata, sehingga membuat Katniss mencurigai niat-niat
Peeta. Dan kesimpulan akhir itu Katniss peroleh ketika di arena, Peete
bersekutu dengan Cato, salah satu perserta yang terkenal sadis dan berdarah
dingin.
Aksi-aksi kekerasan di sini sangat intes
sekali. Inilah salah satu daya pikat novel ini. Biasanya, aksi kekerasan lebih
banyak dilakoni oleh tokoh-tokoh lebih dewasa. Tapi ini anak remaja berumur 16
tahun dan mereka harus mempertahankan hidup dari kerasnya pemerintahan Capitol
yang begitu kejam. Dan aku rasa target pembaca novel ini harus sedikit lebih
dewasa daripada seharusnya. Kehidupan Katniss di arena menjadi hal yang
sangat-sangat aku sukai, dan aku gak bisa berhenti buat baca novel ini.
Kisah remaja tentu gak lepas dari kisah
percintaan, dan demi apapun aku menyukai kisah cinta mereka yang satu ini.
Kayaknya ini adalah kisah cinta pertama yang berhasil mencuri perhatian aku.
Aku suka sekali interaksi Katniss-Peeta saat di arena, mereka saling melindungi
satu sama lain, dan mereka berakting layaknya pasangan yang jatuh cinta
setengah mati. Walaupun Peeta tidak berakting saat mencintai Katniss, dan
bayangin betapa kecewanya Peeta saat tahu semua perhatian dan kasih sayang
Katniss hanya akting agar bertahan hidup di arena? Ini bagian terbaiknya,
Katniss merasa nyaman berdekatan dengan Peeta, tapi pikiraanya tidak pernah
lepas dari Gale. *depak Gale jauh-jauh*
Kupegang tangan Peeta, kugenggam erat-erat,
aku bersiap-siap menghadapi kamera, dan ngeri membayangkan saat ketika akhirnya
aku harus melepaskan genggaman tangan Peeta. – hal 406
Secara keseluruhan, aku sangat menyukai novel
ini. Menyukai Katniss dan mencintai Peeta. Buku ini aku rekomendasikan untuk
remaja yang ingin mencari tema yang baru. Dan bumbu percintaannya pun tetap
asik buat di nikmati.
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam:
Hmm kalau saya sih perasaan udah nonton filmnya. Btw kebanyakan novel yg diadaptasi jadi film gitu banyak kejadian yg di cut di filmnya, jadi gaseru deh. I mean ga seseru kalo pas baca bukunya langsung. hehehe
BalasHapusHai jefry ...
HapusAku setuju dengab kamu. Pas pertama kali nonton hunger games, ada yang aneh menurut aku. Ternyata setelah baca novelnya, baru sadar banyak adegan yang memang di hilangkan.
Thanks udah mampir ya ^^