A Scent of
Love in London
oleh Indah
Hanaco
Penerbit PT
Elex Media Komputindo
Published 4
febuari 2015
376 pages
Format ebook
(via iJak)
Rate 2 of 5
Ivana Zelde bukan sosok sempurna yang
diimpikan para gadis. Dia penderita disleksia bahkan hingga sampai taraf tidak
mampu membaca, dikhianati kekasih dengan cara yang sulit dibayangkan memang
terjadi di dunia nyata. Karena kekurangannya, seumur hidup Ivana dihujani
perhatian yang justru dianggap menyesakkan.
Hugh Joaquin Levine pernah berada di puncak
dunia. Hingga kecelakaan di Valencia seakan merenggut udara dan gravitasi dari
hidup Hugh. Semua jungkir balik dan membuat cowok itu berakhir dalam kondisi
menyedihkan.
Hugh pernah sangat ingin mengakhiri hidupnya,
hingga bertemu dengan Ivana. Lalu dunia bergerak cepat di sekitar mereka,
termasuk perasaan yang terus bertumbuh tanpa bisa dihalau. Namun mereka punya
terlalu banyak perbedaan sehingga sulit untuk tetap bersama. Tapi, apakah Hugh
kembali menyerah dan melepaskan Ivana dengan mudah? Karena tanpa Ivana, Hugh
takkan bisa bahagia lagi.
Lanjutin Indah Hanaco Reading Challenge 2016,
aku memilih judul ini karena London adalah kota favorit aku. Banyak alasan
kenapa aku menyukai London, pertama karena negara itu lahirnya Sherlock Holmes
dan negara dimana dunia Harry Potter tercipta.
Novel ini bercerita tentang Ivana yang
menyelamatkan Hugh dari aksi yang paling menyedihkan di muka bumi ini, yaitu
bunuh diri. Aksi ekstrim Ivana yang memeluk cowok itu di depan bus bertingkat
yang akan melintas membuat Hugh terpana. Dan tentu saja sejak saat itu mereka
seolah terikat oleh hal yang kasat mata. Persamaan nasib yang membuat mereka
terasa terpuruk. Bedanya, Ivana melalui itu dengan tegar.
Setelah aksi bunuh diri Hugh, ia berjanji
akan tidak mencoba melakukan bunuh diri lagi. Ivana meminta Hugh untuk
mengajaknya berkeliling London selama seminggu. Tidak sampai seminggu, mereka
merasakan getaran cinta satu sama lain.
Sayangnya, Ivana harus kembali ke Indonesia
sebelum Hugh sempat menuntaskan janji kepada Ivana.
My Review
Oke mungkin tega bener kali ya kenapa aku
ngasih rating 2 untuk novel ini. Menurut aku ini masalah selera.
Tidak ada yang salah dengan novel ini. Mba
Indah berhasil menunjukan kepiawaiannya dalam bermain kata. Apalagi
pengetahuannya tentang balapan formula one serta arena dan istilah-istilah yang
tidak aku pahami (maklum, gak suka sama formula one hehe). Ditambah lagi diksi
tentang kota London yang indah banget. Bukan hanya indah, tapi benar-benar
terasa hidup bayangan yang di ciptakan Mba Indah. Kalau soal diksi, mba Indah
memang jagonya. Keren!!
Sayangnya, (sekali lagi aku tegaskan, ini
masalah selera) aku ngerasa berat banget buat lanjutin novel ini sampai habis.
Terlalu banyak dialog gak perlu antara Hugh dan Ivana, Ivana dan Irving.
Padahal di awal-awal halaman, pas Ivana masih
di indonesia dan putus dari Damon, aku masih menikmati tulisan mba Indah.
Diksinya pas dan tidak terlalu bertele-tele. Pas ketemu sama Hugh ini, minat
baca aku buyar. Menurut aku kadar keromantisan mereka bikin kening berkerut.
Belum lagi dialog mereka itu-itu aja yang dibahas. Apalagi pas keras kepala
Ivana lagi kumat, euh semua orang
rasanya berlomba memberi nasehat yang sama buat dia. Dan lagi-lagi, dialog itu
lagi. itu lagi! Pokoknya, rasanya beda jauh dengan novel Cinta 4 Sisi (baca di sini)yang aku
baca sebelumnya. Di novel Cinta 4 Sisi aku punya kenikmatan sendiri saat
menamatkan buku tersebut, walaupun romance-nya
tetap mendapat nilai minus dari aku.
Secara keseluruhan, aku tidak bisa bilang
tidak menyukai novel ini, yah walau harus aku akui agak berat menyelesaikan
sampai habis, dan ternyata habis juga wkwkwkwk. Tapi novel ini aku
rekomendasikan untuk pecinta romantis yang jatuh cinta di London. Serius lho,
diksi Mba Indah hanaco tetap indah dan cocok buat kalian pecinta romance sejati.
Sampai jumpa di review selanjutnya ^^
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam:
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini