Senin, 25 April 2016

[Review Buku] Cinta 4 Sisi - Indah Hanaco

Cinta 4 Sisi
oleh Indah Hanaco
Penerbit Grasindo
Desain Cover Steffi
Cetakan ke-3; Febuari 2015; 276 hlm
Rate 3 of 5
Format ebook (via iJak)

Awalnya, mereka cuma dua orang kekasih yang merasa terabaikan, hingga mulai menyusun drama. Hanya untuk menunjukkan bahwa mereka ada.
Akhirnya, semua kepura-puraan itu menjadi bumerang indah yang memiliki sisi tajam dan siap menggoreskan luka. Hati mereka tidak pernah sama lagi, meski keduanya sudah berjuang untuk saling melepaskan.
Mereka memetik pelajaran, jangan pernah bermain-main dengan hati. Karena hati adalah organ liar yang punya keinginan sendiri. Mereka ingin menghindar dan bermain aman, kembali pada hasrat awal. Tapi, siapa yang mampu terus bersandiwara dan membangun dusta-dusta baru?
Pada akhirnya mereka harus memilih. Melepaskan cinta lama dan mengemas masa depan berdua. Atau, membebaskan mimpi-mimpi itu terbang dan menyiksa jiwa selamanya, tanpa bahagia. Cinta, tidak setiap saat hadir dan menyapa. Ketika dia ada, bijakkah jika kau menebasnya? Inilah kisah mereka. Violet. Quinn

Ini merupakan novel karya Indah Hanaco pertama yang aku baca. Setelah penasaran sekali dengan penulis aktif satu ini, akhirnya kesampaian baca novel ke-12 mba Indah ini.

Wow!!

Ketinggalan banyak banget kan!? Haha

Novel ini bercerita tentang Violet, gadis cantik yang memiliki kekasih bernama Jeff. Secara fisiki, Jeff mendekati sempurna, membuat Violet mau tidak mau bangga memiliki kekasih tampan seperti Jeff. Sayangnya, Jeff memiliki kebiasaan suka jelalatan memandang gadis cantik meski Violet ada di dekatnya. Pertengkaran pun sering terjadi, tapi selalu ada maaf untuk Jeff.

Quinn kurang lebih, bernasib sama dengan Violet. Memiliki pacar super cantik dan memikat laki-laki manapun untuk memandangnya, tidak terkecuali Jeff yang merupakan teman SMU sekaligus orang yang pernah naksir Eirene. Membuat Quinn cemburu setengah mati.

Kesamaan nasib, mempertemukan Quinn dan Violet di sebuah pesta pernikahan sahabat Jeff dan Eirene. Lalu pertemuan (tidak disengaja) itu berlanjut di sebuah mini market langganan Violet, akhirnya mereka saling tukar nomor ponsel dan saling berhubungan. Awalnya sih biasa saja, tapi ketika Violet dan Quinn mulai merasakan pacar masing-masing terlalu sibuk dengan orang lain, mereka harus bertindak. Memberi pelajaran kepada Jeff dan Eirene arti menghargai pasangan yang ada di sisi mereka.

Sayangnya, cara yang Quinn dan Violet tempuh malah berbalik kepada diri mereka sendiri. Ada saatnya mereka harus berhenti, atau tidak sama sekali.


My Review
 
Di buku yang ke-12 ini, aku rasa mba Indah udah menunjukan kemampuanya sebagai penulis yang aktif, sehingga ngingetin aku sama Jenny yang udah menghasilkan beberapa novel dalam waktu singkat. Nampak sih dari gaya tulis yang makin matang, alur yang terjaga rapi dan karakter yang memikat hati.  Pokoknya enaklah di baca, aku aja selesai sampai dua hari (belum di hitung pas lagi di gangguin sama Zayan yang pengen ngerebut apa yang aku pegang x__x)

Agak terjebak sih sama judulnya. Aku kira bakal ada cinta segi empat, eh ternyata khusus Quinn dan Violet aja. Konflik sebenarnya sederhana dan ending mudah ditebak. Lagi-lagi mba Indah membuktikan bahwa konflik sederhana ini gak punya penyelesaian yang sederhana, apalagi kalau udah menyangkut masalah cinta. Susah beugh! Lebih susah dari soal fisika turunan. Serius!! Dan mba Indah membawa kita hanyut sama emosi Violet dan Quinn yang ngerasain susahnya jatuh cinta itu.

Secara khusus, aku gak punya tokoh favorit. Quinn emang manis, tapi terlalu lebay (menurut aku), dan Violet terlalu labil mengambil keputusan yang kayaknya udah jelas di depan mana yang mana lebih baik. Contoh aja pas bagian Violet udah nolak Quinn padahal Violet juga udah putus sama Jeff. Bikin ribet gak sih sifat cewek kayak gitu! Nah kalau Jeff ini yang bikin aku pengen gampar bolak balik pipinya. Di bagian ini mba Indah berhasil membuat aku benci setengah mati sama Jeff *gemes*

Adegan paling super favorit adalah pas Quinn-Violet lagi makan di villa tempat Jeff dan teman-temannya ngumpul. Nah mereka serius banget akting “kedekatan” dengan ngutip sayur-sayur yang gak mereka suka dari piring masing-masing. Cara mba Indah menggambarkan bagian itu, ih luccuuu bingitz. Suka sekali. sampai ngakak wkwkwk.

Oh ya, satu hal nie yang disayangkan. Typo baannyyaaak buanget. Terus, aku bingung nie. Ada satu halaman (lupa halaman berapa) di bilang Violet jadian sama Jeff udah hitungan tahun. tapi di lembar-lembar selanjutnya baru hitungan bulan. Yang bener yang mana? Apa ini salah satu salah ketik juga? Terus tentang teman Violet yang mendapat kekerasan fisik dari pacarnya itu, gimana nasibnya? Maksud aku, untuk apa Mba Indah memasukan hal seberat itu di tengah-tengah kisah cinta Violet-Quinn kalau mba Indah memang gak pengen ngebahas masalah itu sampai tuntas.

Secara keseluruhan aku suka novel ini. Cuma emang bagian yang seharusnya romantis, aku gak ngerasain sama sekali. Dan novel ini aku rekomendasikan untuk yang suka kisah cinta sederhana  yang bikin emosi kita dimainkan.

Sampai jumpa di review selanjutnya ^^

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam:
 

G+

4 komentar:

  1. haduhhhhh jadi penasaran dengan buku ini. pengen baca keseluruhan. menarik ini kayaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Naufal ^^ sekedar info, Mba Indah hanaco merupakan penulis yang produktif lho. Dia sudah menghasilkan puluhan novel, dan aku rasa kamu harus baca salah satunya ^^

      Hapus
  2. jadi penasaran sama bukunya, pengen baca secara lebih lengkap

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe ayo ayo baca bukunya. Asik buat nemenin hari-hari dengan manisnya QUinn dan Violet

      Hapus

Berikan komentarmu disini

 
;