Kamis, 24 Maret 2016

NGEMIS: Susahnya Mendapatkan Buku Kesayangan



Kemarin hari rabu adalah dimana aku membuat postingan tentang buku yang aku inginkan. Dan saat menuliskan Wishful Wednesday-ku yang ke-11 membuat aku bertanya-tanya, kapan aku bisa menghapus daftar buku itu dari wishlist dan menjadikan buku-buku tersebut ke dalam koleksi pribadi serta terpampang di rak buku?

Jujur aja aku iri banget liat foto-foto di instargram yang pamerin buku-buku mereka di rak sambil di hias boneka-boneka lucu gitu.

Iri banget!!

Dulu waktu aku masih di Banda Aceh, aku sering main ke toko buku dan beli beberapa buku kesayangan. Koleksi buku aku mencapai 100 lebih belum termasuk yang hilang karena di pinjam dan tidak pernah di kembalikan.

By the way, gara-gara suka hilang itu aku jadi super pelit kalau ada yang minjam buku. EGP banget kalau ada yang ngomongin di belakang, pokoknya kalau tipe-tipe bukan pecinta buku (baca buku Cuma pengen ngusir suntuk aja) jangan harap dch bakal aku pinjamin.

Rata-rata uang yang aku gunakan untuk beli buku itu hasil kumpulin uang saku. Syukur sih semenjak SMP aku udah dipercaya mama buat di kasih uang jajan bulanan. Jadi aku bisa kontrol sendiri pengeluaran aku setiap bulan, yang pribadi dan untuk buku. Belum lagi, genre bacaanku “sempit” jadi gak begitu banyak buku yang aku masukin dalam daftar pencarian, tapi rata-rata buku inceran aku harganya lumayan bikin celeng langsung mendadak lenyap wkwkwk

Contoh aja Harry Potter, ngebayin harga Harry Potter waktu aku masih SMP?

Terus ada Sidney Sheldon, yang rata-rata harga novelnya sekitar 50ribuan. Uang segitu pas aku SMP dan SMA buannyyaaak banget. Gak kayak sekarang, 50ribu buat makan bakso aja gak cukup *ini lebay wkwkwk

Terus nasib berubah, aku nikah dan pindah ke Meulaboh, kota kecil yang masih dalam provinsi Aceh. Setelah dua tahun aku pindah ke kota yang lebih kecil (lebih kecil dari Banda Aceh) aku jadi kehilangan kontak sama yang namanya BUKU.

Benar-benar hilang!!!!



Disini gak ada toko buku sama sekali. Jual majalah aja gak ada. Palingan itu yang eceran, dan kadang serinya suka gak lengkap atau lompat-lompat. Pokoknya meulaboh kota yang gak banget buat pecinta buku kayak aku. Ngerasa terperangkap di dalam goa, tanpa tau perkembangan apa-apa sama sekali.

Jaringan internet jelek, speedy Cuma nyampe seputaran kota. Kalau mau pasang speedy di rumah aku, katanya gak bakal nyambung. Gak ada jaringannya.

YA TUHAN!!

Aku terperangkap di mana sih, kok serba jauh gini.

Dan Wishful Wednesday adalah satu-satunya obat aku untuk bermimpi. Pas aku lagi ileran gara-gara ngelihat orang-orang pamer buku baru di instagram, aku Cuma gigit jari. Mau ikut giveaway, lebih banyak gak beruntungnya. Kalau menang pun, biasanya bukunya gak sesuai sama keinginan aku. Lebih kebanyakan buku lokal. Jujur aja aku lebih suka buku terjemahan dan genre Adult. Tapi rezeki, gak boleh milih-milih, terima dan baca apa yang di kasih.

Bagusnya, aku mulai menyukai novel-novel lokal, terutama Young Adult. Rasanya seperti mengintip celah dari gua, bahwa di luar sana banyak kok penulis muda berbakat.

Beberapa kali ada yang nawarin jadi host untuk Blog Tour dan Giveaway, dan lumayan banget buat ngilangin rasa haus aku untuk buku-buku baru.

Jadi bertanya-tanya pada diri sendiri, kapan aku bisa membaca buku yang udah aku masukin dalam Wishful Wednesday yang udah pernah aku posting? 

~:o0o:~

G+

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentarmu disini

 
;