Alexandra
by Farah Hidayati
Penerbit MediaKita
Pendesain sampul by Iksaka Banu
Penata letak by Irwan Rouf
Cetakan Pertama; Maret 2006; 172 hlm
Rate 2 of 5
Alexandra hidup dalam sebuah keluarga yang ia rasakan tidak
lengkap: ia tidak memiliki ayah. Ibunya tidak pernah memperkenalkan sosok ayah
kepada Alexandra dan, lebih dari itu, ia dilarang berteman dengan lelaki. Dalam
kepatuhannya pada sang ibu, pelan-pelan segalanya terungkap. Alexandra
menemukan segala yang dicarinya, dan juga kehilangan, dalam waktu yang
bersamaan.
Alexandra, lebih senang di panggil Alexy hidup dengan Bunda
yang sangat-sangat over protective pada anak gadis satu-satunya. Ia selalu melarang
Alexy kecil bergaul dengan teman sebayanya. Hal itu memang berdampak baik bagi
prestasi Alexy, ia selalu menjadi rangking pertama di sekolahnya. Tidak hanya
itu ia selalu memenangkan perlombaan apapun. Kebalikan dari prestasi itu, Alexy
merasakan hampa di dalam hatinya. Tinggal dengan Bunda yang sangat keras
membuat ia merasa tertekan.
“Nah, sudah tahu kan! Mereka itu
anak-anak bodoh yang tidak diperhatikan orang tuanya! Kamu itu beda, kamu itu
anak pinter yang selalu diperhatiin sama Bunda.” – hal 10
Alexy beranjak menjadi remaja. Ia menemukan sosok anak
laki-laki yang membuatnya bisa menerima keadaan yang terkukung oleh aturan
Bunda. Sayangnya laki-laki itu harus pergi dan meninggalkan Alexy remaja dengan
setumpuk kesedihan untuk dipendam oleh Alexy.
“Kamu harus mengenalku dengan baik
biar enggak salah kalau harus mencari-cari aku dalam kenanganmu besok!!” (Dewa)
– hal 67
Sanggupkah Alexy menghadapi Bunda tanpa bantuan Dewa?
Dan bagaimana keinginan Alexy untuk mencari ayah kandungnya?
***
Saat aku mengakhiri lembaran terakhir novel ini, aku berpikir
kalau Penulis terlalu terburu-buru untuk menyelesaikan novel ini.
Di awal-awal cerita, yaitu bagian dimana menampilkan Alexy
kecil yang terlalu dijaga oleh sang Bunda. Mulai dari di larang berteman, hang
out sampai pacaran pun sangat-sangat di larang keras oleh Bunda. Segala ucapan
yang keluar dari mulut Bunda adalah titah bagi Alexy kecil.
Tapi ketika kisah Alexy beranjak dewasa, memasuki bangku
kuliah, aku mengeryitkan dahi dalam-dalam. Begitu tiba di bagian itu, semua
mendadak berjalan terlalu cepat. Munculnya Niko dan Rio yang menyukai Alexy.
Trus muncul lagi Ariyo di tempat tidak terduga, dan munculnya Dewa di saat yang
pas, tapi malah terlihat aneh bagi aku.
Maksud aku aneh, Niko dan Rio tokoh tambahan yang bikin novel
kecil dan tipis ini terlalu ramai sama tokoh-tokoh yang serba kebetulan.
Kebetulan Niko kenal Bunda Alexy, kebetulan Rio adalah sepupu teman Alexy dan kebetulan pula Dewa muncul. Lebih anehnya
lagi, tokoh-tokoh tersebut muncul dalam 1 tempat. Intinya kayak semua orang itu
nguntit Alexy kemana cewek itu pergi.
*Tarik nafas dulu ...
Lebih aneh lagi, bagian dimana seharusnya menjadi kisah novel
ini, yaitu pencarian ayah kandung Alexy, sama sekali tenggelam oleh tokoh-tokoh
yang bikin ramai itu. Jangankan sedih, makna cerita ini aja pun sulit aku
pahami.
Penyebab Bunda bersikap keras seperti itu pun alasannya
kurang mantap. Masa iya gara-gara itu doang, bencinya setengah mati. Padahal
Bundanya juga ikut bersalah. Gak bisa menjadi panutan sama sekali ..
Gak ada yang bikin terharu sama sekali, ataupun sedih sama
sekali.
Flat!!
Endingnya pun biasa aja. Mau gak mau, ya gitulah akhirnya.
Secara keseluruhan, aku Cuma mau bilang buku ini gak aku
rekomendasikan kalau pembacanya suka nuntut ini itu. Tapi kalau Cuma untuk
mengisi waktu luang, bolehlah ....
Sampai jumpa di review selanjutnya ^^
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam:
post yang bagus! aku sempat pengen sekali baca buku ini karena covernya, tapi setelah liat reviewnya yang ternyata biasa-biasa aja, sepertinya gak jadi prioritas lagi deh. terima kasih reviewnya :D
BalasHapushai foxingpages ...
Hapusterimakasih sudah mampir dan meninggalkan komen hehe ...
aku bersyukur jika review yang aku buat bisa membantu ^^ jangan bosan-bosan mampir yah
Do you want to get 30 bitcoin downline referrals per month, for free?
BalasHapusHere's Exactly How:
1. Claim 3,000 (and up to 50,000) free satoshi per day from the Mellow Ads Faucet.
2. Start a 24 hours network campaign (using all your collected satoshi) advertising a bitcoin referral page.
3. When the campaign completes, re-claim and re-start.