Sabtu, 19 September 2015

[Review Buku] Jodoh Akan Bertemu by Lana Azim & Dwitasari



Jodoh Akan Bertemu
by Dwitasari dan Lana Azim
Penerbit Loveable
Penyunting oleh Andri Agus Fabianto
Cetakan pertama; 2013; 286 hlm
Desain sampul oleh Renansa
Rate 2 of 5

Nia, istri siriku fotomodel terkenal di Jepang. Engkau itu cantik, galak, aku cinta mati sama kamu. Ayumi, sahabat wanita Jepangku yang paling baik. Walaupun dia rela mengiklaskan seluruh hati, pikiran dan tubuhnya pada diriku, tapi aku yakin dia bukanlah tulang rusukku yang hilang itu. Dan Nurmam wanita berjilbab, hafal Qur’an, seorang dokter di kampung, adalah jodoh dari ayahku.
Sekarang, aku bingung, Nia. Harus bagaimana? Perlahan panasku mulai tinggi. Gema takbir pada malam penuh kemenangan ini samar-samar mulai tak terdengar lagi. “Nia, bismillah. Dengan ini aku nyatakan, kamu aku cerai, talak satu. Maafkan aku. Maaf,” ucapku sekuat tenaga. Nafasku masih tersengal berat mengucapkannya.
Nia diam. Suaranya tak terdengar lagi. kecuali air mata yang menderai membasahi tubuhku yang kurasa. Dia masih memelukku erat, menggoncang-goncang tubuhku. Kupejamkan mataku dan tidur lemas di pelukannya. Dia mencengkram kuat tubuhku.
Chabib Harris Abdurrahman seorang siswa SMA saat pertama kali ia dinikahkan secara siri dengan istrinya yang bernama Nia Syarfiena, seorang mahasiswi di universitas Waseda, salah satu universitas terkenal di Jepang. Alasan pernikahan mereka karena untuk memenuhi wasiat Alm. Ayah Nia yang ingin anak gadis satu-satunya menikah dengan seorang anak Kyai. Nia setuju dan akhirnya menikah. Syarat yang harus di patuhi adalah, mereka tidak boleh melakukan hubungan suami-istri sampai Chabib bisa mencari nafkah sendiri. 

Awal mulanya tidak ada yang salah dengan pernikahan ini. Sifat angkuh Nia makin terlihat seiring kebersamaannya dengan Chabib, tapi anehnya Chabib perlahan jatuh cinta kepada istrinya yang seperti itu. Keangkuhan dan sifat pemarahnya hanya kedok untuk menyembunyikan luka masa lalu yang tidak ingin ia ungkit kembali. Sampai suatu hari Chabib melakukan kesalahan dan Nia pergi menghilang ke Jepang dan menetap disana. 

Chabib menyusul Nia, sayangnya sia-sia. Nia memutuskan tidak ingin melihat Chabib lagi dan Chabib memulai kehidupan baru sebagai mahasiswa di Jepang. 


Di jepang, seorang gadis cantik bernama Ayumi menaruh hati pada Chabib. Di sisi lain, Jun, sahabat karib Chabib adalah pacar dari Nia yang saat itu masih berstatus istrinya. Chabib merahasiakan itu dari semua orang. Menyimpan rasa sakit hati dan kesedihannya sendiri. 

Chabib akhirnya menyerah dan menerima perjodohan dengan seorang gadis, dengan syarat Chabib harus menceraikan Nia. 

Waktu terus berlalu dan akhirnya Nia kembali menjelang pernikahan Chabib. Sayangnya Nia terlambat menyadari perasaannya dan dengan berat hati Chabib akhirnya menjatuhkan Talak Satu pada Nia. Hingga akhirnya, mereka resmi bercerai. 

***

Sekali lagi dan lagi ....

Aku menemukan tema yang menarik tapi sayangnya penulis membawa cerita ini  menjadi membosankan.

Ide cerita ini luar biasa menurut aku. Bercerita seorang suami yang statusnya masih anak-anak ingin membahagiakan istrinya yang sudah dewasa. Dan bagaimana usaha sang suami membawa istrinya pulang kembali ke Tanah Air. Mengingatkan aku sama film bollywood Rabbani Jodi. Ada satu lagi sih yang setipe, yang mainnya Salman Khan, Cuma lupa judulnya hehe >,<

Menarik, kan? Sayangnya penulis belum matang membuat alur cerita, dan karakternya kurang menyentuh.

Dimulai dari karakter Chabib dan Nia. Penulis kurang memberikan sentuhan karakter yang unik buat mereka berdua. Chabib yang masih anak-anak dan dewasa sama-sama penderita penyakit “Galau” dan Nia yang seharusnya digambarkan dewasa, angkuh, sombong dan berkuasa terkesan jadi anak-anak labil. Belum lagi ketika Chabib sudah kuliah di Jepang, penulis terlalu menenggelamkan Chabib dalam kesedihan. Hampir seluruh rangkaian cerita ketika di Jepang, itu hanya berfokus pada Chabib. Bahkan Nia yang seharunya menjadi tokoh utama, hanya sekali-kali terlibat.

Sayang banget T_T

Cerita berkembang dengan sangat cepat tapi terlalu berputar-putar. Kadang-kadang penulis suka menuliskan kembali apa yang sudah di tulis di bagian awal.

Bawaan novel ini juga datar banget. Aku sama sekali gak merasakan sedih, bahagia, romantis atau imutnya ketika Chabib memberikan kata-kata romantis. Seharusnya ada bagian Chabib romantis itu terkesan imut. Tapi sayangnya, aku gak bisa ngerasainnya.

Latar novel ini di Jepang, tapi nuansanya Jepangnya gak terasa. Cuma sekali-kali penulis menyembutkan tempat terkenal di Jepang tanpa deskripsi yang lengkap. Hanya sebatas, “oo ini tempat terkenal lho”, “tempat mewah lho” intinya Jepang di dalam novel ini gak terasa banget.

Untuk Endingnya aku suka. Suka banget malah terlepas dari cara penulis menceritakannya kurang terasa romantis dan kurang memberi efek kejutan.

G+

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentarmu disini

 
;