Jodoh Akan Bertemu
by Dwitasari dan Lana
Azim
Penerbit Loveable
Penyunting oleh Andri
Agus Fabianto
Cetakan pertama;
2013; 286 hlm
Desain sampul oleh
Renansa
Rate 2 of 5
Nia, istri siriku fotomodel terkenal
di Jepang. Engkau itu cantik, galak, aku cinta mati sama kamu. Ayumi, sahabat
wanita Jepangku yang paling baik. Walaupun dia rela mengiklaskan seluruh hati,
pikiran dan tubuhnya pada diriku, tapi aku yakin dia bukanlah tulang rusukku
yang hilang itu. Dan Nurmam wanita berjilbab, hafal Qur’an, seorang dokter di
kampung, adalah jodoh dari ayahku.
Sekarang, aku bingung, Nia. Harus
bagaimana? Perlahan panasku mulai tinggi. Gema takbir pada malam penuh
kemenangan ini samar-samar mulai tak terdengar lagi. “Nia, bismillah. Dengan
ini aku nyatakan, kamu aku cerai, talak satu. Maafkan aku. Maaf,” ucapku sekuat
tenaga. Nafasku masih tersengal berat mengucapkannya.
Nia diam. Suaranya tak terdengar
lagi. kecuali air mata yang menderai membasahi tubuhku yang kurasa. Dia masih
memelukku erat, menggoncang-goncang tubuhku. Kupejamkan mataku dan tidur lemas
di pelukannya. Dia mencengkram kuat tubuhku.
Chabib Harris Abdurrahman seorang
siswa SMA saat pertama kali ia dinikahkan secara siri dengan istrinya yang
bernama Nia Syarfiena, seorang mahasiswi di universitas Waseda, salah satu
universitas terkenal di Jepang. Alasan pernikahan mereka karena untuk memenuhi
wasiat Alm. Ayah Nia yang ingin anak gadis satu-satunya menikah dengan seorang
anak Kyai. Nia setuju dan akhirnya menikah. Syarat yang harus di patuhi adalah,
mereka tidak boleh melakukan hubungan suami-istri sampai Chabib bisa mencari
nafkah sendiri.
Awal mulanya tidak ada yang salah
dengan pernikahan ini. Sifat angkuh Nia makin terlihat seiring kebersamaannya
dengan Chabib, tapi anehnya Chabib perlahan jatuh cinta kepada istrinya yang
seperti itu. Keangkuhan dan sifat pemarahnya hanya kedok untuk menyembunyikan
luka masa lalu yang tidak ingin ia ungkit kembali. Sampai suatu hari Chabib
melakukan kesalahan dan Nia pergi menghilang ke Jepang dan menetap disana.
Chabib menyusul Nia, sayangnya
sia-sia. Nia memutuskan tidak ingin melihat Chabib lagi dan Chabib memulai
kehidupan baru sebagai mahasiswa di Jepang.
Di jepang, seorang gadis cantik
bernama Ayumi menaruh hati pada Chabib. Di sisi lain, Jun, sahabat karib Chabib
adalah pacar dari Nia yang saat itu masih berstatus istrinya. Chabib
merahasiakan itu dari semua orang. Menyimpan rasa sakit hati dan kesedihannya
sendiri.
Chabib akhirnya menyerah dan
menerima perjodohan dengan seorang gadis, dengan syarat Chabib harus
menceraikan Nia.
Waktu terus berlalu dan akhirnya
Nia kembali menjelang pernikahan Chabib. Sayangnya Nia terlambat menyadari
perasaannya dan dengan berat hati Chabib akhirnya menjatuhkan Talak Satu pada
Nia. Hingga akhirnya, mereka resmi bercerai.
***
Sekali lagi dan lagi ....
Aku menemukan tema yang menarik
tapi sayangnya penulis membawa cerita ini
menjadi membosankan.
Ide cerita ini luar biasa menurut
aku. Bercerita seorang suami yang statusnya masih anak-anak ingin membahagiakan
istrinya yang sudah dewasa. Dan bagaimana usaha sang suami membawa istrinya
pulang kembali ke Tanah Air. Mengingatkan aku sama film bollywood Rabbani Jodi.
Ada satu lagi sih yang setipe, yang mainnya Salman Khan, Cuma lupa judulnya
hehe >,<
Menarik, kan? Sayangnya penulis belum
matang membuat alur cerita, dan karakternya kurang menyentuh.
Dimulai dari karakter Chabib dan
Nia. Penulis kurang memberikan sentuhan karakter yang unik buat mereka berdua.
Chabib yang masih anak-anak dan dewasa sama-sama penderita penyakit “Galau” dan
Nia yang seharusnya digambarkan dewasa, angkuh, sombong dan berkuasa terkesan
jadi anak-anak labil. Belum lagi ketika Chabib sudah kuliah di Jepang, penulis
terlalu menenggelamkan Chabib dalam kesedihan. Hampir seluruh rangkaian cerita
ketika di Jepang, itu hanya berfokus pada Chabib. Bahkan Nia yang seharunya
menjadi tokoh utama, hanya sekali-kali terlibat.
Sayang banget T_T
Cerita berkembang dengan sangat
cepat tapi terlalu berputar-putar. Kadang-kadang penulis suka menuliskan
kembali apa yang sudah di tulis di bagian awal.
Bawaan novel ini juga datar
banget. Aku sama sekali gak merasakan sedih, bahagia, romantis atau imutnya
ketika Chabib memberikan kata-kata romantis. Seharusnya ada bagian Chabib
romantis itu terkesan imut. Tapi sayangnya, aku gak bisa ngerasainnya.
Latar novel ini di Jepang, tapi
nuansanya Jepangnya gak terasa. Cuma sekali-kali penulis menyembutkan tempat
terkenal di Jepang tanpa deskripsi yang lengkap. Hanya sebatas, “oo ini tempat
terkenal lho”, “tempat mewah lho” intinya Jepang di dalam novel ini gak terasa
banget.
Untuk Endingnya aku suka. Suka
banget malah terlepas dari cara penulis menceritakannya kurang terasa romantis
dan kurang memberi efek kejutan.
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini