2 Sisi Cinta
by Rhesy dan Stanley
Meulen
Penerbit Loveable
Penyunting by Andri
Agus Fabianto
Penata Letak by Erina
Puspitasari
Rate 2 of 5
Sesungguhnya wanita yang seiman dengan kamu lebih baik daripada wanita yang tidak seiman dengan kamu, walaupun ia menarik hatimu. Jangan pernah kamu menikah dengan yang tidak seiman hingga mereka seiman denganmu.Terus, bagaimana jika jatuh cinta itu datang dengan tiba-tiba. Agama tidak mengaturnya, bukan? Selagi bisa dihindari, kenapa nggak? Lebih baik sakit karena diputusin daripada sakit setelah melakukan komitmen bersama seumur hidup, nyatanya sulit dijalankan. Kekuatan cinta, tidak akan pernah semurni dan sekuat pernikahan karena satu iman. Semoga itu bisa jadi pertimbangan kamu.Tapi cinta sering membuat orang buta. Vanya dan Bagas tetap menjalankannya walau dengan tantangan berat. Entah kenapa, seakan ada hal yang tidak merestui cinta mereka. Bagas yang ingin pergi ke Kota Istanbul, Turki mengidap kanker yang bersarang di paru-parunya. Cita-citanya itu ingin menjejakkan kaki dari dua benua dan dua agama yang hidup berdampingan.Lalu, apakah cinta mereka tetap menyatu? Atau, mereka justru terpisahkan oleh keadaan?
Vanya Apriliani seorang gadis
asal Yogyakarta yang kuliah di Kota Bandung. Ia memiliki sahabat karib bernama
Lina, dan suatu hari Lina meminta bantuan kepada Vanya untuk menghubungi mantan
pacarnya yang bernama Rangga. Alasan mereka berpisah karena Rangga berbeda
agama dengan Lina. Dengan berat hati Vanya akhirnya menolong Lina untuk
mempertemukan kedua mantan kekasih itu. Lina ingin kembali menjadi kekasih Rangga
lagi. Sesuatu terjadi berubah ketika Vanya pertama bertemu dengan Rangga. Ia
memang tampan dan baik hati. Awalnya Vanya tidak ingin menganggap perasaan aneh
itu sebagai cinta, tapi semakin lama ia mengenal Rangga, ia makin menyadari
bahwa ia mencintai Rangga.
Ada dua masalah yang menganggu
Vanya, pertama beda keyakinan dan kedua karena Rangga adalah mantan Lina. Tapi
seiringnya waktu berjalan, Vanya tidak bisa membohongi perasaan dirinya sendiri
hingga akhirnya ia mengungkapkan perasaan itu kepada Rangga. Kedua insan
tersebut sama-sama teguh dengan agamanya masing-masing, tidak ada yang ingin
mengalah bila berusuran dengan keyakinan seseorang. Dan mereka menjalani itu
dengan apa adanya.
Seakan cinta mereka memang bukan
untuk ditakdirkan bersama, Rangga di vonis terkena kanker darah dan hidupnya
tinggal beberapa bulan lagi. vanya tahu, ini kesempatan terakhirnya untuk
membahagiakan Rangga. Vanya memutuskan akan menghabiskan waktunya bersama
Rangga.
Ada satu keinginan Rangga yang
ingin Vanya penuhi, yaitu bertandang ke Istanbul dimana dua agama bisa hidup
hidup rukun. Dan mereka mengikat janji kalau mereka berdua akan ke Istanbul.
Aku gak tahu siapa yang melakukan
kesalahan FATAL ini. Coba lihat blurb di atas, siapa nama para tokoh yang
disebutkan? Lalu lihat sinopsis yang aku tulis?
Yup Vanya-Bagas atau
Vanya-Rangga? Aku kehilangan kata buat komentarin kesalahan ini. Rasanya seperti
penulis tidak mendalami apa yang ia tulis. Sangat disayangkan ....
Inti ceritanya menarik, tapi
sayangnya penulis tidak bisa menggambarkan perasaan tokoh dengan baik. Cerita
berjalan terlalu cepat, tanpa aku sadari aku sudah membaca bagian dimana Vanya
sudah mencintai Rangga. Seharusnya, ada momen-monen yang bisa dilukiskan oleh
penulis bagaimana Vanya bisa mencintai Rangga. Aneh aja masa baru pertama kali
ketemu tapi rasa cintanya udah mengebu-gebu. Terlalu maksa.
Ada beberapa konflik yang menjadi
bumbu cinta berbeda agama ini. Pertama Lina yang menjadi membenci Vanya karena
ketahuan Vanya mencintai Rangga, yang sesuai rencana Vanya harus menyatukan
kembali Lina dan Rangga. Kedua ada Fathur, laki-laki yang meraih gelar dokter
di Kanada yang hendak di jodohkan dengan Vanya. Seharusnya, dua konflik itu
bisa menjadi pemecah emosi pembaca yang hebat kalau penulis bisa menulisnya
dengan baik. Malah sayangnya, aku seperti membaca narasi pidato yang panjang,
flat dan tidak berkesan sama sekali.
Tragisnya lagi, bagian yang
harusnya sedih dan menguras air mata. Entah kenapa rasanya menjadi biasa aja.
SANGAT BIASA sekali. penjiwaannya gak dapat sama sekali.
Karakter Vanya dan Rangga menurut
aku bagus. Cuma kurang memberi kesan. Vanya teguh menjaga agamanya agar tidak
menjalin hubungan yang lebih jauh dengan Rangga, begitu sebaliknya juga Rangga.
Bagus sebenarnya. Mereka berdua tidak terlalu tenggelam dalam kemunafikan cinta
yang sesaat. Dan sekali lagi sayangnya, karakter itu bagaikan pemaksaan ketika
penulisnya tidak mampu membuat kedua tokoh tersebut terasa hidup.
Ending yang bagus. Dan pembelajaran
yang sangat sangat bagus.
Bahwa cinta bukan segala-galanya
di dunia ini. Ada hal-hal yang harus dipertimbangkan ketika ingin memulai
sebuah kisah cinta.
Aku harap penulisnya akan
menerbitkan karya terbaru dengan ide yang baru juga.
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini