Dearly Devoted Dexter
Copyright ©2005 by Jeff Lindsay
Penerbit Dastan Books
Penerjemah oleh Dewi
Anggaraeni
Cetakan 1; Januari
2009; 356 Hal
Rate 5 of 5
Dexter
Morgan. Detektif spesialisasi percikan darah di Kepolisian Miami, adalah
seorang pria tampan, charming, dan kharismatik. Tipe pria idaman setiap wanita.
Namun, tidak ada yang tahu bahwa di balik semua itu ternyata ia adalah seorang
pembunuh berantai. Tapi Dexter punya peraturan: ia hanya membunuh orang-orang
yang memang pantas untuk mati. Selama melakukan pembunuhan, Dexter dikendalikan
oleh alter ego-nya yang bernama Dark Passenger.
Kali ini
Dexter menghadapi dua masalah sekaligus. Di satu sisi, ia harus mengungkap
identitas seorang psikopat pemutilasi yang di juluki Dr. Danco. Psikopat ini
tidak membunuh para korbannya, namun memereteli bagian-bagian tubuh korban:
tangan, kaki, telinga, bibir, kelopak mata, dan hidung. Ia meninggalkan para
korban dalam keadaan hidup! Dr. Danco memutilasi tubuh korban dengan cara
teramat rapi, layaknya sebuah karya seni.
Di sisi
lain, Dexter harus menghadapi kecurigaan Sersan Doakes. Demi menghindari
kecurigaan tersebut, Dexter menekan alter ego-nya agar tidak membunuh lagi. ia
menenggelamkan diri dalam kehidupan keluarga bersama pacarnya Rita dan dua
anaknya. Dexter sang Pembunuh Berantai berubah menjadi Dexter sang Pria
Rumahan. Dexter harus bekerja sama dengan Sersan Doakes untuk memecahkan kasus
Dr. Danco. Dapatkah ia menyelesaikan kasus itu? Atau sebaliknya, Dark Passenger yang
akan lenyap dari kehidupan Dexter untuk selamanya?
Dia bersembunyi di balik wajah manusia dan menelusuri jejak para pembunuh keji yang telah membunuh tanpa aturan. – Hal 14
Dexter Morgan menjalani hari
normal layaknya manusia normal, walaupun ia selalu menyangka dirinya bukanlah
manusia normal pada umumnya. Ia adalah monster berwajah manusia yang di
kendalikan oleh alter ego-nya bernama Dark
Passenger. Dexter membunuh para pembunuh yang lolos dari hukum dan
tugasnya membawa keadilan itu bersama
tubuh-tubuh para korbannya yang telah di mutilasi dan teronggok di dasar
lautan.
Tidak ada emosi, tidak ada rasa
empati, tidak ada perasaan dan tidak ada jiwa. Hanya Dark Passenger yang mengisi tubuh Dexter itu. Di siang hari Dexter
adalah laki-laki sederhana yang mempesona, sedangkan di malam hari ia akan
berkeliaran mencari mangsa.
Sayangnya, dalam beberapa waktu
terakhir ada Sersan Doakes yang selalu mengawasinya. Dan menurut Dark Passenger kalau Sersan Doakes mencium pekerjaan
sampingan Dexter, dan keahliannya yang mengendap-ngendap tidak ia sembunyikan
dari Dexter. Ia ingin Dexter mengetahui, bahwa ada seseorang yang mengawasinya.
Dan Dark Passenger pun menjadi lemah tidak berdaya. Karena Dexter
yang Menawan harus menjalani hidup normal siang dan malam. Malah di perparah
dengan kehidupan pertunangan yang tidak ia inginkan serta dua orang anak dari
pacarnya, Cody dan Astor. Kehidupan normal telah menyiksa Dark Passenger
Tapi kasus yang rumit menghampiri
Dexter. Seorang dokter bedah, bernama Dr. Danco, yang kehilangan akal sehat
dengan membantai para musuh-musuhnya dengan sangat rapi. Seorang korban yang
Dexter temukan dengan kondisi “mengagumkan”. Kelopak mata hilang, lidah di
potong, bibir di sayat, kaki dan tangan hilang, ajaibnya korbannya tetap hidup
dan dalam keadaan sadar saat sang korban di “preteli” dengan sangat rapi.
Sialnya ....
Dexter harus menjadi rekan Doakes
saat salah satu teman Doakes di tangkap oleh Dr. Danco dan ditemukan dalam
keadaan tidak utuh lagi. Membuat Dexter kewalahan sendiri saat adiknya bernama
Debs memaksa Dexter untuk bergabung dengan pemburuan Dr. Danco.
Dexter memutar akal. Di sisi
lainnya ia ingin bebas dari Sersan Doakes tapi di sisi lain ia harus
mengorbankan rekanya itu. Dan Dexter menemukan ide yang cemerlang. Ia bisa
menyingkirkan Sersan Doakes sekaligus Dr. Danco dalam waktu bersamaan. Sehingga
Dark Passenger bisa bebas melakukan
pekerjaan penuh keadilan yang selalu ia rindukan.
Beruntung bagi Dexter. Sersan
Doakes setuju menjadi umpan bagi Dr. Danco dan Dexter pun menelusuri jejak
dokter gila itu dengan nalurinya yang sesama monster. Tapi saat Dr. Danco
sedang membedah Sersan Doakes, Dexter ketahuan dan di tangkap oleh Dr. Danco.
Dalam hati Dexter bertanya-tanya,
apakah ia masih sempat melihat dunia setelah Dr. Danco selesai dengan tubuh
Sersan Doakes?
***
Oh, udara adalah sesuatu yang indah tapi selalu disepelekan. – Hal 228
Aku udah pernah nonton serial
Dexter ini di tv, dan aku suka sekali dengan serial tv itu. Cuma setelah baca
novelnya, Dexter di serial tv agak jauh berbeda dengan Dexter dalam bayanganku
saat membaca novel.
Kalau ada Pembunuh Berantai yang
begitu memikat, itu pasti Dexter orangnya. Aku suka sekali dengan pembunuh
berantai satu ini. Ia punya cara unik dalam menentukan korbanya, yaitu
orang-orang yang memang bersalah. Tapi kesalahannya yang pantas di nilai mata
hukum, bukan hanya sekedar kejahatan mencuri atau mencopet. Aku suka mengetahui
kehidupan “normal” yang begitu ia benci, bangun pagi, ke kantor, tersenyum
kepada semua orang dan bersikap bersedia menyediakan bahu untuk siapapun yang
membutuhkan. Dan asal tahu aja, dia selalu di tindas oleh sikap keras kepala
dan kegarangan adik perempuannya yang sangat berambisi menjadi polisi baik.
Lucunya, dia selalu menerima dengan hati terbuka walaupun pukulan adiknya
begitu menyakitkan ketika sedang marah.
Aku hanya petugas forensik culun yang berperilaku baik. – Hal 323
Aku suka penulisnya menceritakan
kehidupan Dexter. Penulisnya berhasil membuat dua sisi Dexter yang saling
bertentangan. Dan bagaimana Dark
Passenger mengalami kemunduran saat
Dexter harus menjalani hidup normal di masa-masa Sersan Doakes yang menyebalkan
terus menguntitnya. Ini bagian yang paling menarik, bukan lucu ya hehe ...
Tapi ketika ia berubah menjadi Dark Passenger ia bisa berubah sadis. Ia
membunuh korbannya dan memotong-motong tubuhnya. Gak kebayang ada cowok tampan
yang sangat di sukai oleh semua orang tapi bisa membunuh dengan kesenangan.
Alur yang di pakai sepenuhnya
maju. Dan sudut pandang yang di pakai adalah sudut pandang Dexter sebagai “aku”
dalam novel ini. Membuat kita hanya memahami bagaimana perasaan Dexter dan
mengikuti petualangan kecilnya.
Tapi ada beberapa adegan yang
bikin aku geli-geli sedap bacanya. Gak usah disebutin kali ya, takut ngerusak
kesenangan hehe tapi aku jamin pasti merinding ngebayangin deskripsi penulis
tentang adegan-adegan unik itu. Jangan sampai muntah oke haha ...
Keseluruhan, cerita menarik,
konflik menarik, dan ending yang menarik. Tidak ada yang menganggu saat baca
buku ini. Buku yang sedap untuk menjadi teman pembunuh sepi, karena kita akan
mengikuti aksi Dexter yang di luar kebiasaan normal.
Aku memang monster, tetapi aku adalah monster yang menyenangkan dan berperilaku baik. – Hal 320
Mbak...ini yang ada serialnya itu ya...emang bisa tegang banget mbak kalo nonton...baru tau kalo diangkat dr buku hihihi
BalasHapusIya betul.
HapusSerialnya yang sampe beberapa season (lupa hehe) saya jarang nonton, karena banyak adegan dewasanya, plus ada anak kecil di rumah x__x
Agak beda sih dengan novel, tapi gak beda2 banget.