Senin, 22 Juni 2015

[Review Buku] Misteri Tujuh Lonceng by Agatha Christie



Judul Asli: The Seven Dials Mystery
Copyright © 1929 Agatha Christie Limited
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa by Mareta
Cetakan ke-7; Agustus 2012; 304 Hlm
Desain Cover by Staven Andersen
4 of 5

Setiap langkah teka-teki itu bertambah membingungkan, semakin mengerikan dan berbahaya dan akhirnya... Ternyata pemuda itu tidak mati karena terlindas mobil... Surat yang bebunyi, “Lupakan Tujuh lonceng. Aku pikir itu Cuma lelucon. Tapi bukan.” Bunga-bunga putih menghias penutup peti memantulkan pucatnya wajah muda yang telah pergi... Tujuh jam di atas perapian berdetik semakin keras, dan mengancam... Nomor Tujuh mengangkat tangannya perlahan, mencoba melepas pengikat topengnya ....

Kisah ini berawal dari ide konyol enam orang muda-mudi untuk membangunkan salah seorang teman mereka yang bernama Gerald Wade, dan ia di juluki si Tukang Tidur. Jimmy Thesiger, Helen, Nancy, Socks, Bill Eversleigh, Ronny Devereux mendapat ide dari ucapan Rupert Batemandipanggil dengan nama Pongo oleh teman-temannya untuk menggunakan jam weker. Lalu salah seorang dari mereka mengusulkan menggunakan jam weker yang banyak agar si Tukang Tidur akan bangun dengan kaget dan sumpah serapah. Rencana mereka sudah mantap. Mereka ke kota dan membeli DELAPAN buah jam weker dengan suara yang paling nyaring. Dan ketika Gerald sudah tertidurlagi-lagi dibantu oleh Pongomeletakan jam weker tersebut di seluruh penjuru kamar Gerald. Dan mereka siap menunggu hasilnya keesokan harinya.

Keesokan harinya, hingga jam menunjukan pukul 12 siang, Gerald tidak kunjung bangun juga. Padahal bunyi jam weker yang telah mereka setel pukul 6.30 berhasil membangunkan seluruh penghuni rumah. Kecuali Gerald Wade. Saat penasaran dan kejengkelan terbaca di raut wajah mereka, pelayan datang dan mengabarkan Gerald Wade telah meninggal.

Singkat cerita, Gerald Wade meninggal di vonis akibat over dosis obat tidur. Dan itu adalah hal teraneh bagi Ronny, karena sebagai sahabat paling karibnya, Gerald tidak butuh obat tidur untuk tertidur. Bukan itu saja keanehan yang terjadi. Di kamar tempat Gerald meninggal, TUJUH buah jam weker tersusun rapi di atas perapian. Jimmy bertanya-tanya, siapa yang meletakan jam itu dan kenapa bisa ada tujuh buah.


“Lucunya,” kata Jimmy, “hanya ada tujuh jam, bukan delapan. Salah satu hilang. Kau memperhatikan tidak?” Hal 40


Di lain sisi. Lady Eileen Brentlebih senang dipanggil dengan sebutan Bundlepergi ke kota dengan menggunakan mobil kesayangannya. Di tengah jalan ia menabrak seorang pria. Karena rasa tanggung jawabnya, ia membawa pria itu ke dokter dan memeriksanya. Pria tersebut tidak tertolong. Bundle shock. Tapi dokter mengatakan bahwa pria tersebut bukan meninggal karena ditabrak, melainkan karena sebuah tembakan. Sebelum meninggal pria itu memberi pesan pada Bundle. Setelah diketahui, nama pria tersebut adalah Ronny Devereux.


“Tujuh Lonceng... katakan...”
“Ya.” Kata Bundle, “Pada siapa?”
“Katakan.. Jimmy Thesiger...” – Hal 54


Bundle tidak tinggal diam. Ia mencari tahu tentang Jimmy dari Bill Eversleigh. Lalu ia dan Jimmy memulai petualangan berburu penjahat yang telah membunuh dua orang. Bundle yakin ini ada kaitannya dengan organisasi misterius yang menamakan diri mereka Tujung Lonceng. Berbagai usaha dilakukan Bundle untuk mengungkap misteri ini. Bahkan ia rela bersembunyi di lemari dimana organisasi tersebut melakukan rapat.

Sayangnya usaha Bundle tidak terlalu membuahkan hasil. Karena mereka semua mengenakan topeng dan menggunakan nama samaran. Belum lagi pimpinan mereka yang dijuluki Nomor Tujuh tidak pernah menampakan dirinya. Ia bagaikan terselubung dan bersembunyi di antara para-para petinggi pemerintah. Menyusun rencana untuk mengakhiri sesuatu yang telah mereka mulai.

Di akhir cerita, Bundle tidak menyangka bahwa semua dalang di balik ini adalah orang yang selama ini ia anggap paling aman untuk ia menceritakan semua kegiatannya. Hingga ia telat menyadarinya ketika sebuah pukulan singgah di kepalanya.

Membawa Bundle ke pimpinan organisasi yang paling misterius, yaitu si Nomor Tujuh.

***


Bagi pecinta Mr. Hercule Poirot atau Miss Jane Marple, aku rasa akan kecewa karena tidak akan menemukan kedua tokoh tersebut di dalam cerita ini. Tapi tidak usah khawatir atau merasa jengkel, karena novel ini tidak kalah bagusnya dengan novel-novel Agatha yang lain.

Di dalam novel ini di sajikan karakter-karakter anak muda yang penuh semangat dan ingin tahu. Sehingga akan ada beberapa kelebihan novel ini di bandingkan dengan novel Agatha yang tokoh utamanya adalah Hercule Poirot atau Jane Marple.

Kelebihan pertama, karena tokohnya adalah anak-anak muda seperti Jimmy dan Bundle. Mereka bebas melakukan petualangan-petualangan yang agak berani untuk seorang gadis muda seperti Bundle, seperti menyelinap ke dalam organisasi dan mendengarkan rencana mereka. Ada juga Jimmy yang mempertaruhkan nyawanya ketika ia berkelahi dengan pencuri yang hendak mengambil formula rahasia di sebuah pesta petinggi pemerintah. Dan pencurian tersebut berhasil digagalkan walaupun pencuri berhasil kabur.

Kelebihan kedua, biasanya kita selalu disuguhi sudut pandang Hasting sebagai teman tokoh utama. Sehingga kita hanya tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Hasting. Tapi kali ini kita di bawa sendiri oleh penulis untuk mengikuti petualangan pemberani Jimmy dan Bundle.

Ending-nya luar biasa MENGEJUTKAN. Serius banget aku sampai kaget dan gak pernah kepikiran sama sekali bakal “dia” sebenarnya pimpinan Tujuh Lonceng. Lalu bagaimana fakta dibeberkan bagaimana terbunuhnya Gerald dan Ronny, serta ada seorang pengkhianat yang sayangnya dipercayai oleh Gerald maupun Ronny. SEMUANYA GILA .... semuanya gak masuk akal, tapi di jelaskan dengan baik hingga semuanya masuk akal.

Semua penjelasan dari jawaban akan teka-teki Misteri Lonceng Tujuh dilakukan dengan baik. Semuanya mendapat porsi yang pas dalam adengan-adegan tertentu. Seperti bagaimana dijelaskan “dia” membunuh Gerald dan Ronny serta bagaimana “dia” berusaha menutupi kebohongannya selama ini.

Sebenarnya aku ingin memberikan rating 5 of 5, tapi ada satu kelemahan yang membuat aku harus memeberikan rating 4 of 5. Kelemahan tersebut adalah aku menginginkan (seperti novel-novel Agatha yang telah aku baca) kalau tokoh utamanya yang memecahkan kasus tersebut. Tapi di novel ini, semua penjelasan dan teka tekinya di jelaskan langsung oleh si Nomor Tujuh saat ia berhasil menangkap Bundle. Disitu aku agak kecewa. Padahal menurut aku novel ini mendekati perfect.

Yah namanya pembaca, selalu banyak komentar dan kritiknya hehe. Tapi menurut aku novel ini tetap masuk dalam novel Agatha Favorit aku. Terlepas dari kelemahan yang aku sebutkan.

Akhir Kata...


Selamat Membaca...

G+

5 komentar:

  1. Aku lagi mau belajar baca novel... kayaknya yg kriminal2 seru juga hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tergantung selera sebenarnya hehe ... tapi kriminal memang lebih seru dari romance. Konflik dan pemecahan masalahnya lebih bikin greget ....

      Hapus
  2. Mbak kalau mereview bener-bener lengkap, mulai dari awal hingga akhir cerita mbak ceritakan kembali dengan runtut. Keren deh mbak. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi ,,,, makasih Jefry ...

      Allhamdullah kalau memang bisa bermanfaat untuk yang baca ^^

      Hapus
  3. Menurut aku justru bagus endingnya seperti itu,,, kan kamu gak pernah duga kan... hehehe

    BalasHapus

Berikan komentarmu disini

 
;