Kamis, 29 November 2012

[Review Buku] Tiga Belas Kasus by Agatha Christie


Judul Asli: The Thirteen Problems
Copyright © 1932 Agatha Christie Limited
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa: Julanda Tantani
Cetakan ke-5; Agustus 2012; 312 Hlm
Desain cover by Staven Andersen
Rate 5 of 5


Pada suatu Selasa malam, beberapa tamu berkumpul di rumah Miss Marple. Lalu percakapan beralih ke seputar kasus-kasus kejahatan yang tidak terpecahkan.
Kasus noda darah yang lenyap; pencuri yang mengulangi kejahatannya dua kali; pesan terakhir seorang pria mati diracun; kasus aneh surat wasiat yang tidak tampak; peramal yang berpesan bahwa bunga geranium biru berarti kematian; dan masih banyak lagi.
Dan seperti biasa, Miss Marple yang tampak sederhana dan rapuh lagi-lagi membuat orang-orang terpana dengan intuisi dan kemampuan berpikirnya yang tajam. Selamat bergabung dengan Klub Selasa Malam.

Sesuai judulnya, di dalam buku ini terdapat 13 kasus akan terungkap oleh keahlian Miss Marple.

1.      Klub Selasa Malam: Berkisah tentang istri yang mati keracunan arsenik. Semua orang menuduh sang Suami yang meracuni sang Istri. Motifnya beragam, gosip yang berhembus motifnya adalah uang warisan yang ditinggalkan sang Istri. Namun ada pula kabar yang terdengar kalau sang Suami ingin menikahi anak seorang Dokter. Tapi polisi tidak bisa menahan sang Suami. Karena tidak ada bukti serta cara bagaimana ia melakukan pembunuhan.


2.      Rumah Pemujaan Astarte: Berkisah tentang si pemilik rumah Silent Grove, yaitu Richard Haydon dan sepupunya Elliot Haydon. Suatu malam mereka berdua mengundang beberapa sahabat dekat untuk berpesta di rumah baru mereka, dan dari sebuah pesta sederhana mereka coba-coba untuk menjelajah hutan kecil di sekitar situ. Ada sebuah pondok yang diyakini sebagai kuil keyakinan Astarte. Diana Ashley yang awal mulanya hilang di antara mereka mendadak muncul di depan kuil dan mengaku sebagai Pendeta Astarte, suaranya yang kejam dan dingin memperingatkan siapapun yang mendekat akan menemui ajalnya. Richard Haydon yakin Diana sedang bercanda, ia pun mendekati wanita cantik itu. Sayangnya sebelum ia mendekati Diana, ia tewas ditikam di dadanya.



3.      Batangan-Batangan Emas: Raymond West berkenalan dengan John Newman di suatu tempat. Pengetahuan serta ambisi Newman terhadap harta karun kapal-kapal yang karam membuat Raymond semakin tertarik dengan John. Suatu hari John mengundang Raymond ke Cornwall, daerah dimana banyak cerita-cerita tentang kapal yang tenggelam. Tapi sebelum pencarian emas dilakukan John, ia menghilang. Tersangka satu-satunya adalah Kelvin yang pernah memiliki catatan kejahatan.


4.      Noda Darah di Trotoar: Suami istri yang sedang berlibur di pantai, bertemu dengan seorang gadis kenalan sang suami, bernama Carol. Mereka bertiga berencana akan berenang di pantai, tapi Carol menolak, ia lebih memilih berjalan di bibir pantai menikmati pemandangan senja. Hari makin berlalu dan suami istri tersebut kembali ke penginapan, tapi aneh. Carol tidak ditemukan dimana-mana. Joyce yang saat itu sedang melukis, melihat tetesan darah di trotoar. Dan menurut kepercayaan penduduk disana, melihat noda darah di trotoar di kota kecil mereka pertanda akan ada kematian dalam 24 jam kemudian.


5.      Motif vs Kesempatan: Kali ini Mr. Petherick bercerita tentang surat wasiat klienya. Sebut saja nama kliennya Mr. Clode. Ketika kematian Mr. Clode, tugas Mr. Petherick membacakan surat wasiat kliennya, tapi alangkah terkejutnya dia ketika surat wasiat yang telah ia simpan selama dua bulan berubah menjadi kertas putih kosong.


6.  Cap Jempol Santo Petrus: Mabel menikah dengan pria bertemperamen buruk bernama Geoffrey Denman. Kehidupan mereka selalu diwarna pertengkaran-pertengkaran. Mulai dari masalah kecil hingga masalah besar. Namun suatu malam, Geoffrey meninggal. Dokter desa setempat mengatakan keracunan jamur. Tapi masyarakat desa terus bergunjing bahwa Mabel yang telah membunuh suaminya. Dugaan itu diperkuat oleh kesaksian apoteker tempat dimana Mabel membeli arsenik.


7.      Bunga Geranium Biru: “Mawar biru berarti peringatan; Hollyhock biru berarti bahaya; Geranium biru berarti kematian ...” surat yang ditulis peramal untuk Mrs. Pitchard. Suaminya yang terlalu lelah meladeni sikap istrinya yang selalu saja mengeluh dan menuntut tidak mempedulikan kecemasan istrinya saat itu. Ia tetap berpikir itu adalah salah satu upaya istrinya agar mereka pindah dari rumah tersebut. Tapi betapa kagetnya sang suami ketika suatu pagi menemukan istrinya terbujur kaku dengan bunga Geranium Biru mekar di salah satu dindingnya.


8.      Teman Pendamping: Dua wanita pelancong bernama Miss Mary Barton dan teman bayarannya yang bernama Miss Amy Durrant pergi kesuatu daerah terpencil untuk berlibur. Mereka berencanakan untuk berenang, tapi nasib malang menimpa Amy Durrant. Ia tenggelam dan tidak dapat diselamatkan. Menurut saksi mata, Mary sengaja menenggelamkan Amy. Tapi untuk apa? Untuk apa wanita kaya raya seperti Mary membunuh orang miskin yang bekerja untuknya?


9.      Empat Tersangka: Dr. Rosen seorang mantan mata-mata yang pernah menghancurkan organisasi pemerasan dan terorisme yang ditakuti oleh negara-negara lain. Dan kehidupannya yang tenang di sebuah desa kecil tidak bisa menghindarinya dari incaran sakit hati anggota kelompok yang masih hidup. Ia tewas jatuh dari tangga. Dan ada empat tersangka “mustahil” yang menjadi sasaran kecurigaan polisi. Keponakan Dr. Rosen yang cantik menawan, sekretaris tampan yang sangat pintar serta efesien, pelayan tua yang telah melayani Dr. Rosen selama 40 tahun, dan seorang tukan kebun.


10.  Tragedi Hari Natal: Miss Marple yakin, Mr. Sander yang telah membunuh istrinya. Tapi tidak ada bukti dan alibi Mr. Sander sempurna. Miss Marple yang harus menyingkap kebenaran menemukan kelemahan trik Mr. Sander, yaitu lemari penyimpanan topi sang istri yang terkunci.


11.  Daun-Daun Pembawa Kematian: Anak asuh Sir Ambrose Bercy, Sylvia mengundang pertanyaan. Penyebab kematian diduga akibat daun foxglove yang dapat memicu gagal jantung. Anehnya seluruh tamu memakan daun tersebut, tapi kenapa hanya Sylvia yang meninggal. Tersangka jatuh pada tunangannya, yang beberapa hari sebelumnya kedapatan mencium wanita lain.


12.  Perampokan di Rumah Peristirahatan: Lelaki muda bernama Mr. Faulkener terpaksa ditangkap polisi ketika pemilik rumah melaporkan rumahnya telah di masuki pencuri. Tapi Mr. Faulkener mengaku datang ke rumah itu atas undangan sang pemilik rumah, dan ia pun tidak ingat apa-apa lagi saat ia keluar drai rumah tersebut. Akhirnya polisi membebaskan laki-laki tersebut karena tidak ada bukti.


13.  Mati Tenggelam: Rose Emmott mati bunuh diri. Begitu kesimpulan polisi setempat, sampai akhirnya Miss Marple angkat bicara bahwa ia telah di bunuh. Tersangka adalah Rex Sandford, arsitek muda dan tampan yang terpikat oleh Rose padahal sudah memiliki tunangan. Ada juga Jimmy Brown, tukang kayu yang pendiam dan tergila-gila pada Rose.


***

Awal buku ini dibuka oleh ide Raymond West, keponakan Miss Marple, untuk membentuk suatu klub yang kegiatannya mewajibkan pesertanya menceritakan kasus-kasus yang unik. Dengan syarat, si pencerita harus mengetahui kebenaran dari kasus tersebut. Artinya si pencerita harus tahu siapa pelaku dan bagaimana kejadiannya. Akhirnya terbentuklah Klub Selasa Malam, sesuai judul pertama pembuka novel ini. Walaupun sebenarnya kasus pertama yang diceritakan berbeda dengan judulnya.


Cerita terus bergulir. Masing-masing peserta terus bergantian menceritakan kasus yang mereka ketahui, dan peserta yang lain wajib memberikan analisis tentang kasus tersebut. Dan siapa sangka, perawan tua yang duduk diam di depan perapian sambil menyulam mampu menebak secara jitu semua kasus yang di lontarkan, membuat mereka menaruh hormat kepada wanita itu.

“Miss Marple,” kta Sir Henry, “Anda membuatku takut. Kuharap Anda takkan pernah berkeinginan menyingkirkanku. Rencana Anda pasti jitu sekali.” – Hal 143

Secara keseluruhan, aku suka sekali sama semua kasus yang diceritakan. Dan kalau harus milih yang mana aku suka, pasti sulit menentukannya, tapi pilihannku jatuh pada kasus “Perampokan di Rumah Peristirahatan”. Sebenarnya kasusnya cukup sederhana, tapi ada tipuan licik di balik itu semua, bahkan Miss Marple sampai bungkam.


Novel ini ditulis dengan sudut pandang orang ketika tunggal. Artinya Agatha menempatkan dirinya sebagai narator yang berada di luar cerita. Tapi para tokoh di dalam novel ini, menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal yang menempatkan dirinya sebagai pelaku sekaligus narator dalam ceritanya. Sehingga setiap tokoh adalah orang yang terlibat dalam kasus yang mereka ceritakan.


Uniknya lagi, membaca novel ini seakan membawa kita untuk terjun langsung di dalam perkumpulan itu. Membayangkan duduk di tengah-tengah ruangan, menikmati perapian yang menyala dan mendengarkan setiap orang mengemukanan analisisnya. Kita juga sebenarnya di ajak untuk mengasah daya analisis kita. Pikiranku jadi terbuka dalam menyingkapi suatu masalah, dimana dalam buku ini sebenarnya mengajarkan kita untuk selalu melihat dari sudut pandang berbeda. Semua itu aku dapatin satu paket lengkap dalam novel ini.


Biasanya kita hanya fokus pada satu cerita detektif dalam satu novel, tapi dalam 13 kasus yang disajikan benar-benar membuka wawasan kita terhadapa pendapat orang lain dalam mengatasi atau memandang suatu masalah. Ada yang menganggap gosip adalah pekerjaan yang tidak terpuji, tapi tidak bagi Miss Marple. Ia menggunakan gosip-gosip tersebut untuk membuka sifat-sifat manusia serta menjadi kunci pemecahan kasus.


Aku rekomendasikan sekali novel ini bagi pembaca yang baru mengenal Agatha Christie atau ingin coba-coba membaca cerita detektif. Karena kalau sudah membaca tulisan Agatha Christie yang satu ini, aku jamin akan ketagihan untuk baca novel-novel lainnya. Terutama karya Agatha yang detektif utamanya adalah Miss Marple.


Selamat Membaca 



G+

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentarmu disini

 
;