Judul
Asli: The Thirteen Problems
Copyright
© 1932 Agatha Christie Limited
Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama
Alih Bahasa: Julanda Tantani
Cetakan ke-5; Agustus 2012; 312
Hlm
Desain cover by Staven Andersen
Rate 5 of 5
Pada
suatu Selasa malam, beberapa tamu berkumpul di rumah Miss Marple. Lalu
percakapan beralih ke seputar kasus-kasus kejahatan yang tidak terpecahkan.
Kasus
noda darah yang lenyap; pencuri yang mengulangi kejahatannya dua kali; pesan
terakhir seorang pria mati diracun; kasus aneh surat wasiat yang tidak tampak;
peramal yang berpesan bahwa bunga geranium biru berarti kematian; dan masih
banyak lagi.
Dan
seperti biasa, Miss Marple yang tampak sederhana dan rapuh lagi-lagi membuat
orang-orang terpana dengan intuisi dan kemampuan berpikirnya yang tajam.
Selamat bergabung dengan Klub Selasa Malam.
Sesuai judulnya, di dalam buku
ini terdapat 13 kasus akan terungkap oleh keahlian Miss Marple.
1. Klub
Selasa Malam:
Berkisah tentang istri yang mati keracunan arsenik. Semua orang menuduh sang
Suami yang meracuni sang Istri. Motifnya beragam, gosip yang berhembus motifnya
adalah uang warisan yang ditinggalkan sang Istri. Namun ada pula kabar yang
terdengar kalau sang Suami ingin menikahi anak seorang Dokter. Tapi polisi
tidak bisa menahan sang Suami. Karena tidak ada bukti serta cara bagaimana ia
melakukan pembunuhan.
2. Rumah
Pemujaan Astarte:
Berkisah tentang si pemilik rumah Silent Grove, yaitu Richard Haydon dan sepupunya
Elliot Haydon. Suatu malam mereka berdua mengundang beberapa sahabat dekat
untuk berpesta di rumah baru mereka, dan dari sebuah pesta sederhana mereka
coba-coba untuk menjelajah hutan kecil di sekitar situ. Ada sebuah pondok yang
diyakini sebagai kuil keyakinan Astarte. Diana Ashley yang awal mulanya hilang
di antara mereka mendadak muncul di depan kuil dan mengaku sebagai Pendeta
Astarte, suaranya yang kejam dan dingin memperingatkan siapapun yang mendekat
akan menemui ajalnya. Richard Haydon yakin Diana sedang bercanda, ia pun
mendekati wanita cantik itu. Sayangnya sebelum ia mendekati Diana, ia tewas
ditikam di dadanya.
3. Batangan-Batangan
Emas: Raymond
West berkenalan dengan John Newman di suatu tempat. Pengetahuan serta ambisi
Newman terhadap harta karun kapal-kapal yang karam membuat Raymond semakin
tertarik dengan John. Suatu hari John mengundang Raymond ke Cornwall, daerah
dimana banyak cerita-cerita tentang kapal yang tenggelam. Tapi sebelum
pencarian emas dilakukan John, ia menghilang. Tersangka satu-satunya adalah
Kelvin yang pernah memiliki catatan kejahatan.
4. Noda
Darah di Trotoar:
Suami istri yang sedang berlibur di pantai, bertemu dengan seorang gadis
kenalan sang suami, bernama Carol. Mereka bertiga berencana akan berenang di
pantai, tapi Carol menolak, ia lebih memilih berjalan di bibir pantai menikmati
pemandangan senja. Hari makin berlalu dan suami istri tersebut kembali ke
penginapan, tapi aneh. Carol tidak ditemukan dimana-mana. Joyce yang saat itu
sedang melukis, melihat tetesan darah di trotoar. Dan menurut kepercayaan
penduduk disana, melihat noda darah di trotoar di kota kecil mereka pertanda
akan ada kematian dalam 24 jam kemudian.
5. Motif
vs Kesempatan:
Kali ini Mr. Petherick bercerita tentang surat wasiat klienya. Sebut saja nama
kliennya Mr. Clode. Ketika kematian Mr. Clode, tugas Mr. Petherick membacakan
surat wasiat kliennya, tapi alangkah terkejutnya dia ketika surat wasiat yang
telah ia simpan selama dua bulan berubah menjadi kertas putih kosong.
6. Cap
Jempol Santo Petrus:
Mabel menikah dengan pria bertemperamen buruk bernama Geoffrey Denman.
Kehidupan mereka selalu diwarna pertengkaran-pertengkaran. Mulai dari masalah
kecil hingga masalah besar. Namun suatu malam, Geoffrey meninggal. Dokter desa
setempat mengatakan keracunan jamur. Tapi masyarakat desa terus bergunjing
bahwa Mabel yang telah membunuh suaminya. Dugaan itu diperkuat oleh kesaksian
apoteker tempat dimana Mabel membeli arsenik.
7. Bunga
Geranium Biru: “Mawar biru berarti peringatan; Hollyhock
biru berarti bahaya; Geranium biru berarti kematian ...” surat yang ditulis
peramal untuk Mrs. Pitchard. Suaminya yang terlalu lelah meladeni sikap
istrinya yang selalu saja mengeluh dan menuntut tidak mempedulikan kecemasan
istrinya saat itu. Ia tetap berpikir itu adalah salah satu upaya istrinya agar
mereka pindah dari rumah tersebut. Tapi betapa kagetnya sang suami ketika suatu
pagi menemukan istrinya terbujur kaku dengan bunga Geranium Biru mekar di salah
satu dindingnya.
8. Teman
Pendamping: Dua
wanita pelancong bernama Miss Mary Barton dan teman bayarannya yang bernama
Miss Amy Durrant pergi kesuatu daerah terpencil untuk berlibur. Mereka
berencanakan untuk berenang, tapi nasib malang menimpa Amy Durrant. Ia
tenggelam dan tidak dapat diselamatkan. Menurut saksi mata, Mary sengaja
menenggelamkan Amy. Tapi untuk apa? Untuk apa wanita kaya raya seperti Mary
membunuh orang miskin yang bekerja untuknya?
9. Empat
Tersangka: Dr.
Rosen seorang mantan mata-mata yang pernah menghancurkan organisasi pemerasan
dan terorisme yang ditakuti oleh negara-negara lain. Dan kehidupannya yang
tenang di sebuah desa kecil tidak bisa menghindarinya dari incaran sakit hati
anggota kelompok yang masih hidup. Ia tewas jatuh dari tangga. Dan ada empat
tersangka “mustahil” yang menjadi sasaran kecurigaan polisi. Keponakan Dr.
Rosen yang cantik menawan, sekretaris tampan yang sangat pintar serta efesien,
pelayan tua yang telah melayani Dr. Rosen selama 40 tahun, dan seorang tukan
kebun.
10. Tragedi
Hari Natal: Miss
Marple yakin, Mr. Sander yang telah membunuh istrinya. Tapi tidak ada bukti dan
alibi Mr. Sander sempurna. Miss Marple yang harus menyingkap kebenaran
menemukan kelemahan trik Mr. Sander, yaitu lemari penyimpanan topi sang istri
yang terkunci.
11. Daun-Daun
Pembawa Kematian:
Anak asuh Sir Ambrose Bercy, Sylvia mengundang pertanyaan. Penyebab kematian
diduga akibat daun foxglove yang
dapat memicu gagal jantung. Anehnya seluruh tamu memakan daun tersebut, tapi
kenapa hanya Sylvia yang meninggal. Tersangka jatuh pada tunangannya, yang
beberapa hari sebelumnya kedapatan mencium wanita lain.
12. Perampokan
di Rumah Peristirahatan:
Lelaki muda bernama Mr. Faulkener terpaksa ditangkap polisi ketika pemilik
rumah melaporkan rumahnya telah di masuki pencuri. Tapi Mr. Faulkener mengaku
datang ke rumah itu atas undangan sang pemilik rumah, dan ia pun tidak ingat
apa-apa lagi saat ia keluar drai rumah tersebut. Akhirnya polisi membebaskan
laki-laki tersebut karena tidak ada bukti.
13. Mati
Tenggelam: Rose
Emmott mati bunuh diri. Begitu kesimpulan polisi setempat, sampai akhirnya Miss
Marple angkat bicara bahwa ia telah di bunuh. Tersangka adalah Rex Sandford,
arsitek muda dan tampan yang terpikat oleh Rose padahal sudah memiliki
tunangan. Ada juga Jimmy Brown, tukang kayu yang pendiam dan tergila-gila pada
Rose.
***
Awal
buku ini dibuka oleh ide Raymond West, keponakan Miss Marple, untuk membentuk
suatu klub yang kegiatannya mewajibkan pesertanya menceritakan kasus-kasus yang
unik. Dengan syarat, si pencerita harus mengetahui kebenaran dari kasus
tersebut. Artinya si pencerita harus tahu siapa pelaku dan bagaimana
kejadiannya. Akhirnya terbentuklah Klub Selasa Malam, sesuai judul pertama
pembuka novel ini. Walaupun sebenarnya kasus pertama yang diceritakan berbeda
dengan judulnya.
Cerita
terus bergulir. Masing-masing peserta terus bergantian menceritakan kasus yang
mereka ketahui, dan peserta yang lain wajib memberikan analisis tentang kasus
tersebut. Dan siapa sangka, perawan tua yang duduk diam di depan perapian
sambil menyulam mampu menebak secara jitu semua kasus yang di lontarkan,
membuat mereka menaruh hormat kepada wanita itu.
“Miss
Marple,” kta Sir Henry, “Anda membuatku takut. Kuharap Anda takkan pernah
berkeinginan menyingkirkanku. Rencana Anda pasti jitu sekali.” – Hal 143
Secara
keseluruhan, aku suka sekali sama semua kasus yang diceritakan. Dan kalau harus
milih yang mana aku suka, pasti sulit menentukannya, tapi pilihannku jatuh pada
kasus “Perampokan di Rumah Peristirahatan”. Sebenarnya kasusnya cukup
sederhana, tapi ada tipuan licik di balik itu semua, bahkan Miss Marple sampai
bungkam.
Novel
ini ditulis dengan sudut pandang orang ketika tunggal. Artinya Agatha menempatkan
dirinya sebagai narator yang berada di luar cerita. Tapi para tokoh di dalam
novel ini, menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal yang menempatkan
dirinya sebagai pelaku sekaligus narator dalam ceritanya. Sehingga setiap tokoh
adalah orang yang terlibat dalam kasus yang mereka ceritakan.
Uniknya
lagi, membaca novel ini seakan membawa kita untuk terjun langsung di dalam
perkumpulan itu. Membayangkan duduk di tengah-tengah ruangan, menikmati
perapian yang menyala dan mendengarkan setiap orang mengemukanan analisisnya.
Kita juga sebenarnya di ajak untuk mengasah daya analisis kita. Pikiranku jadi
terbuka dalam menyingkapi suatu masalah, dimana dalam buku ini sebenarnya
mengajarkan kita untuk selalu melihat dari sudut pandang berbeda. Semua itu aku
dapatin satu paket lengkap dalam novel ini.
Biasanya
kita hanya fokus pada satu cerita detektif dalam satu novel, tapi dalam 13
kasus yang disajikan benar-benar membuka wawasan kita terhadapa pendapat orang
lain dalam mengatasi atau memandang suatu masalah. Ada yang menganggap gosip
adalah pekerjaan yang tidak terpuji, tapi tidak bagi Miss Marple. Ia
menggunakan gosip-gosip tersebut untuk membuka sifat-sifat manusia serta
menjadi kunci pemecahan kasus.
Aku
rekomendasikan sekali novel ini bagi pembaca yang baru mengenal Agatha Christie
atau ingin coba-coba membaca cerita detektif. Karena kalau sudah membaca
tulisan Agatha Christie yang satu ini, aku jamin akan ketagihan untuk baca
novel-novel lainnya. Terutama karya Agatha yang detektif utamanya adalah Miss
Marple.
Selamat
Membaca
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu disini