Goosebumps: Piano Lesson Can Be
MurderTM
by R.L. Stine
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa: Daniarty Pandia
124 hlm
Rate 4 of 5
BERLATIH
SAMPAI...MATI
Ketika Jerry menemukan piano tua di
loteng rumah barunya, orangtuanya menawari Jerry untuk les piano. Semula
sepertinya itu ide yang bagus.
Namun ada sesuatu yang seram pada
guru piano Jerry, Dr. Shreek. Sesuatu yang benar-benar seram, yang membuat
Jerry tidak tenang.
Lalu Jerry mendengar cerita-cerita
menakutkan. Tentang para siswa sekolah musik Dr. Shreek. Para siswa yang ikut
les musik... dan tidak pernah kembali.
Jerry baru pindah ke rumah baru. Ia lumayan menyukai rumah
barunya yang luas, meski terkadang ia masih belum bisa melupakan teman-temannya
di tempatnya yang dahulu.
Jerry menjelajahi rumah tersebut dan menemukan loteng. Disana
hanya ada satu benda yang ditutupi kain putih. Jerry terkejut saat menemukan
piano yang sangat bagus kondisinya. Dan dentingan suaranya masih bisa enak di
dengar. Akhirnya piano itu di turunkan dan diletakan di ruang keluarga, dan
orang tua Jerry memutuskan agar Jerry les piano.
Malamnya Jerry tertidur dengan pulas, lalu samar-samar ia
mendengar alunan musik yang sedih dari ruang keluarga. Jerry bangun mencari
tahu siapa yang memainkan nada sedih itu dengan sangat baik. Dan saat ia tiba
di depan piano itu, hanya kegelapan yang menantinya. Tidak ada seorang pun yang
sedang bermain piano, dan bersamaan dengan itu pula suara piano itu berhenti.
Aku tidak tahu apa sebetulnya yang
ingin kulihat. Maksudku, tadi ada orang sedang main piano. Ada orang main piano tepat sebelum lampu
dinyalakan. Ke mana perginya? –
hal 15
Jerry akhirnya les privat piano
di rumah bersama Dr. Shreek. Laki-laki itu ramah dan menyenangkan. Ia selalu
memuji permainan Jerry meskipun Jerry sering melakukan kesalahan kecil. Saat ia
menceritakan pengalamannya belajar bersama Dr. Shreek kepada seorang temannya,
temannya tersebut langsung memucat dan menjauh pergi.
Meninggalkan Jerry dengan beribu
tanda tanya.
***
Kalau ada kata “piano” langsung ingat sama lagu Rhoma Irama
wkwk pasti tau kan gimana lagunya. Lagu super jadul tapi sekaligus sangat
populer, bahkan sampai sekarang.
Nah tapi piano di sini sangat misterius. Berbagai misteri
yang timbul karena sebuah piano tua di rumah yang tua pula. Sifat Jerry yang
suka menggoda dan menjahili orang tuanya, membuat ia jadi tidak dipercayai
ketika ia merasakan keganjilan-keganjilan yang terjadi di rumah tersebut. Belum
lagi, suara piano yang melantun di tengah malam hanya bisa di dengar olehnya
saja.
Jadi satu pelajaran juga sih buat anak-anak. Kalau bencanda
itu gak boleh keterlaluan, karena akan berdampak kehilangan kepercayaan dari
orang-orang sekitar. Bagusnya sih anak-anak dengan tipe kayak gitu, lebih
cenderung ceria, cerdik dan mudah punya banyak teman. Sayangnya sih disini
orang tuanya terlalu “adem” menghadapi sikap jahil Jerry.
Alur ceritanya bagus. Di cerita ini, ada dua pertanyaan yang
ditujukan kepada pembaca. Pertama siapa yang bermain piano tengah malam
tersebut, dan siapa Dr. Shreek sebenarnya. Belum lagi rumor-rumor yang
mengatakan hal-hal menyeramkan tentang sekolah musiknya.
Aksi kejar-kejaran Jerry bikin tegang. Tapi ketegangan ini
berhenti saat mulai muncul para hantu. Disini kelihatan banget gaya cerita
anak-anaknya. Tapi endingnya aku suka kok. Cuma kalimat terakhirnya itu bikin
jantung nyut nyut nebak-nebak buah manggis. Apa Cuma perumpaaan aja atau memang
bakal keulang lagi haha ..
Motif di balik sekolah itu ngeri banget. Sumpah! Gak kebayang
demi alasan itu bisa tega ngelakuin hal tersebut.
“Aku suka sekali pada musik yang
indah, Jerry. Dan musik jadi jauh lebih indah, jauh lebih sempurna, kalau tidak
ada kesalahan manusia.” –
hal 120
Emang khas banget gaya R.L. Stine ^^
Buku ini aku rekomendasikan untuk segala usia. Ada bagusnya
yang masih duduk di bangku SD bisa di ajak baca sama-sama oleh orang yang lebih
dewasa. Biar paham gitu pesan-pesan yang ada di buku ini.
Dan meskipun aku berteriak ketakutan
menyuruh tanganku berhenti, tanganku justru mematuhi Dr. Shreek, main terus,
semakin cepat, semakin cepat dan cepat. –
hal 48
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam:
bagus sekali cerita ini aku sudah membacanya salam dari aura ifana . r.
BalasHapus